disimbolkan disadari, sedang pengalaman yang diingkari dan diabaikan tidak disadari.
c. Semua presepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.
d. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain
kecuali melalui inferensi emptik, itupun pengetahuan yang diproleh tidak bakal sempurna.
3. Self
Self atau konsep self adalah kosep menyeluruh yang jelas dan terorganisir tersusun dari presepsi ciri-ciri mengenai I atau Me aku
sebagai subjek atau aku sebagai objek dan presepsi I atau Me dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang
terlibat pada presepsi itu. Rogers menilai beberapa corak penting individu yang berfungsi secara
penuh, yaitu:
a. Memiliki sikap terbuka pada pengalaman.
Individu pada taraf ini menjauhkan diri dari tindakan menghindari atau
bertahan atas berbagai hal yang terjadi dan berkembang. b.
Kehidupan eksistensial yang tumbuh kembang. Taraf ini mendorong individu untuk tidak melakukan distorsi atau
pengingkaran atas elemen-elemen medan fenomena. Situasi ini lebih memudahkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
c. Pertumbuhan kepercayaan terhadap diri dan pribadi.
Taraf ini membuat individu memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
kepribadiannya sehingga tidak menimbulkan inkongruensi. d.
Kebebasan memilih.
Kekebasan memilih membuat individu terbebas dari hal-hal yang berpotensi menekan atau menghalangi self untuk tumbuh, menyesuaikan
diri atau berkembang. e.
Munculnya kreativitas
Kreativitas menandai bahwa individu telah mampu menyesuaikan diri dengan bebas terhadap medan fenomena.
Hal ini membuat individu merasa bebas tanpa harus merasa terhalangi dengan situasi bertahan atau situasi yang mengancam. Kreativitas
membuat individu lebih mudah melakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan struktur kepribadian. f.
Sikap konstruktif.
Sikap ini bersungsi sebagai salah satu penghubung antara self dengan medan fenomena. Hal ini memudahkan self untuk membangun sikap-sikap
yang penting dan sesuai dengan medan fenomena.
g. Kehidupan yang utuh.
Kehidupan yang penuh berarti penerimaan atas medan fenomena secara
penuh pula baik untuk aspek-aspek yang mudah diterima kegembiraan dan keselarasan atau hal-hal yang tidak mudah diterima kesedihan dan
kesusahan. Kedua aspek tersebut dianggap sebagai bagian utuh yang dijalani dalam proses hidup tanpa adanya ketertekanan. Penerimaan ini
muncul dari sikap terbuka yang menerima apa adanya medan fenomena dan menyikapinya secara tepat agar tidak menimbulkan ketegangan atau
persoalan eksistensial yang mendorong munculnya kecemasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka