Konflik Batin Tokoh Utama Wanita Pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan

(1)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA WANITA PADA NOVEL

FENGRU FEI TUN KARYA MO YAN

《丰乳肥臀》小

的女角色的主要内冲突

fēng rǔ féi tún

Xi

ǎoshuō

de n

ǚ juésè de zhǔyào nèi chōngtú

SKRIPSI

Oleh :

NOVITA SARI D ARUAN

100710012

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA WANITA PADA NOVEL

FENGRU FEI TUN KARYA MO YAN

《丰乳肥臀》小

的女角色的主要内冲突

fēng rǔ féi tún

Xiǎoshuō de nǚ juésè de zhǔyào nèi chōngtú

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra China.

Oleh :

NOVITA SARI D ARUAN 100710012

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Martha Pardede, M.S

NIP:195212291979032001 NIK:90051614112001

Vivi Adryani Nasution,S.S, MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015


(3)

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi S-1 Sastra China Ketua,

NIP.19630109 198803 2 001 Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.


(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra China Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada : Tanggal : Hari :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan 1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. ( ) 2. Dr. Siti Norma Nst, M.Hum. ( ) 3. Dr. Martha Pardede, M.S. ( ) 4. Vivi Andryani Nst, S.S, MTCSOL ( ) 5. T. Kasa Rullah Adha, S.S, MTCSOL ( )


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh negara lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Medan, 12 Agustus 2015 Penulis

Novita Sari D Aruan


(6)

ABSTRACT

Everyone is unique. It means each of us has a different feeling with one another. This can be a cause of inner conflict, because in social relationship, someone can be in different path or goal with others. This can be told on a novel. Novel is one of reflection from mental mind of the author which lives and grows in a middle of society. Every novel has a certain message.

In this sudy the writer discuss about Big Breasts and Wide Hips novel. This thesis is about the inner conflict which happens to the woman main character named Shangguan Lu. On the thesis the writer uses descriptive analysis.

Based on the research of Big Breasts and Wide Hips novel, the inner conflict divided into two, they are: external conflict and internal conflict. The external conflict distinguish into two categories, they are: physical conflict and social conflict, while the part of internal conflict is natural conflict.

The result of this research shows that from the two conflict; external conflict and internal conflict, the external conflict is the most common use on this novel. To end the inner conflict which happens to the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel, Shangguan Lu has strategies. Her strategies are: condenting, yielding, problem solving, and inaction.

On this research, it can be concluded that the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel can solve the inner conflict by doing some things according to what she believes in.


(7)

ABSTRAK

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan satu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik batin, sebab dalam menjalanin hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Hal ini dapat di ceritakan dalam bentuk novel. Dimana novel tersebut merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Setiap novel yang ditulis oleh pengarang mengandung sebuah amanat tertentu.

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang sebuah novel yang berjudul Big Breasts and Wide Hips. Skripsi ini membahas tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita yang bernama Shangguan Lu. Peneletian ini dilakukan dengan menggunakan teori psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.

Berdasarkan penelitian tentang novel Big Breats and Wide Hips, konflik batin dibagi menjadi dua kelompok yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal dibedakan kedalam dua katagori yaitu konflik fisik dan konflik sosial sedangkan konflik internal yaitu konflik alamiah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari dua jenis konflik yaitu konflik eksternal dan internal, konflik yang paling banyak digunakan yaitu konflik eksternal. Untuk menyelesaikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips, Shangguan Lu memiliki strategi. Strategi yang digunakan oleh Shangguan Lu adalah mengalah, diam, pemecah masalah dan bertanding.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips dapat menyelesaikan konflik batin yang dialaminya dengan cara yang dimilikinya sendiri.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama Wanita Pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Sastra China, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Martha Pardede, M.S, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritikan yang membangun penulis selam berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

5. Vivi Andryani Nst, S.S, MTCSOL Laoshi, Selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,


(9)

masukan, dan kritikan yang membangun penulis selam berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini.

6. Teristimewa orang tua tercinta Ibunda Nurmayanti Naibaho yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis baik secara moril maupun materi.

7. Yang tersayang saudari saya Rafika Bunga Sofia Aruan S.KM

8. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Univeritas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkulihan ini Julina, MTCSOL Laoshi, Sheyla Silvia Siregar, S.S, M.Si Laoshi, Niza Ayuningtias S.S, M.TCSOL Laoshi, Sheyra Silvia Siregar, S.S, M.TCSOL Laoshi, dan T.Kasa Rullah Adha, S.S, M.TCSOL.

9. Seluruh dosen native yang pernah mengajar di Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi ilmu dan kesempatan bagi penulis dalam mengasah kemampuan berbahasa Mandarin: Wu Qiao Ping M.A. Laoshi, Liu Jin Feng M.A. Laoshi, Cao Li Min M.A. Laoshi, Liang Yun Chuan M.A. Laoshi, Yu Xue Ling M.A. Laoshi, Chen Shu Shu M.A. Laoshi, Cao Xia, M.A. Laoshi, Shen Mi, M.A. Laoshi,

10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu bersama-sama selama proses perkuliahan hinggan penggerjaan skripsi, yang telah membantu memberi saran, kritik, dan semangat melalui canda dan tawa yang menghibur: Melva Novelina Siahaan, S.S, dan Prisil Sri Rezeki Situmorang.


(10)

11. Teman-teman seperjuangan angakatan 2010 terkhusus buat Graciella Dominica Meirianty, S.S. Serta kakanda 2007, 2008, 2009 dan adinda stambuk 2011 hingga stambuk 2014 yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, terimakasih atas segala semangat dan dukungannya.

12. Sahabat-sahabat terkasih yang selalu mendukung penulis dalam pengerjaan skripsi ini: Desi Hutagalung S.S dan Billi sinaga S.E

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mnegharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.

Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Penulis

Novita Sari D Aruan NIM. 100710012


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDAN TEORI ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Konsep ... 7

2.2.1 Tokoh ... 7

2.2.2 Penokohan ... 9

2.2.3 Kepribadian ... 10

2.3 Landasan Teori ... 12

2.3.1 Psikologi ... 12

2.3.2 Psikologi Sastra ... 13

2.3.3 Konflik Batin ... 14

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carls Rogers ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Objek Penelitian ... 22

3.2 Pendekatan Penelitian ... 22

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4 Data dan Sumber Data ... 23

3.4.1 Data Penelitian ... 23

3.4.2 Sumber Data ... 24

3.4.2.1 Sumber data Primer ... 24

3.4.2.2 Sumber Data Sekunder ... ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... .25

BAB IV PEMBAHASAN ... 26 4.1 Karakter Tokoh Utama Wanita pada Novel Fengru Feitun berdasarkan


(12)

Psikologi Sastra ... 26

4.1.1 Santun dan Bersahaja ... 26

4.1.2 Pembenci ... 28

4.1.3 Tidak Putus Asa dan Pantang Menyerah ... 30

4.1.4 Pekerja Keras ... 31

4.1.5 Bertanggung Jawab ... 32

4.1.6 Pemberani dan Kuat ... 33

4.2 Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Fengru Feitun Karya Mo Yan ... 34

4.2.1 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu dengan Mertua Perempuan ... 35

4.2.2 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu dengan Suaminya ... 37

4.2.3 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu untuk mendapatkan seorang anak laki-laki ... 39

4.2.4 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu untuk membesarkan kesembilan anaknya seorang diri ditengah terjadinya perang ... 42

4.2.5 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu mempertahankan keluarga yang dilindunginya agar hidup bahagia ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan ... 54

5.1.1 Karakter Shangguan Lu sebagai Tokoh Utama Wanita ... 54

5.1.2 Konflik Batin yang di alami oleh Shangguan Lu sebagai Tokoh Utama Wanita... 56

5.1.3 Strategi Dalam menyelesaikan Konflik Batin yang dihadapin oleh Shangguan Lu ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

ABSTRACT

Everyone is unique. It means each of us has a different feeling with one another. This can be a cause of inner conflict, because in social relationship, someone can be in different path or goal with others. This can be told on a novel. Novel is one of reflection from mental mind of the author which lives and grows in a middle of society. Every novel has a certain message.

In this sudy the writer discuss about Big Breasts and Wide Hips novel. This thesis is about the inner conflict which happens to the woman main character named Shangguan Lu. On the thesis the writer uses descriptive analysis.

Based on the research of Big Breasts and Wide Hips novel, the inner conflict divided into two, they are: external conflict and internal conflict. The external conflict distinguish into two categories, they are: physical conflict and social conflict, while the part of internal conflict is natural conflict.

The result of this research shows that from the two conflict; external conflict and internal conflict, the external conflict is the most common use on this novel. To end the inner conflict which happens to the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel, Shangguan Lu has strategies. Her strategies are: condenting, yielding, problem solving, and inaction.

On this research, it can be concluded that the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel can solve the inner conflict by doing some things according to what she believes in.


(14)

ABSTRAK

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan satu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik batin, sebab dalam menjalanin hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Hal ini dapat di ceritakan dalam bentuk novel. Dimana novel tersebut merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Setiap novel yang ditulis oleh pengarang mengandung sebuah amanat tertentu.

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang sebuah novel yang berjudul Big Breasts and Wide Hips. Skripsi ini membahas tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita yang bernama Shangguan Lu. Peneletian ini dilakukan dengan menggunakan teori psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.

Berdasarkan penelitian tentang novel Big Breats and Wide Hips, konflik batin dibagi menjadi dua kelompok yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal dibedakan kedalam dua katagori yaitu konflik fisik dan konflik sosial sedangkan konflik internal yaitu konflik alamiah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari dua jenis konflik yaitu konflik eksternal dan internal, konflik yang paling banyak digunakan yaitu konflik eksternal. Untuk menyelesaikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips, Shangguan Lu memiliki strategi. Strategi yang digunakan oleh Shangguan Lu adalah mengalah, diam, pemecah masalah dan bertanding.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips dapat menyelesaikan konflik batin yang dialaminya dengan cara yang dimilikinya sendiri.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perjalanan kehidupan manusia tidak selalu mulus dan lancar. Selain sebagai makhluk sosial, manusia pun adalah makhluk individu, unik, dan subjektif. Setiap manusia pasti memiliki keinginan, harapan dan impian dan kebutuhan yang dipenuhinya. Untuk memenuhi semua itu, manusia tidak jarang mengalami masalah sehingga menimbulkan konflik dalam diri manusia tersebut. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek & Warren, 1989: 285). Dua kelas ini satu sama lain tidak bisa saling menyesuaikan kehendak, usaha dan maksud-maksudnya.

Konflik adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Itulah sebabnya manusia lebih suka memilih menghindari konflik dan menghendaki kehidupan yang tenang. Manusia yang merasa dirinya tak berharga akan mengeluarkan dari kesadaran bukti-bukti yang bertentangan dengan gambaran dirinya sendiri atau akan menafsirkan sesuai dengan rasa tidak berharga itu.

Novel merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang terhadap nilai yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat karena novel tidak pernah lepas dari sistem sosial budaya yang melingkupinya. Dengan demikian, suatu fenomena sosial dapat menjadi salah satu unsur sebuah novel. Setiap novel sebagai cipta sastra pada umumnya mempunyai


(16)

kandungan amanat tertentu. Artinya, pengarang berusaha mengaktifkan pembaca untuk menerima gagasan-gagasannya tentang berbagai segi kehidupan. Begitu juga cara pengarang memandang tokoh perempuan sebagai salah satu bentuk konkretisasi dari aspirasi, gagasan, pandangan dan nilai-nilai tentang perempuan itu sendiri.

Seperti permasalahan yang dituangkan dalam sebuah novel Fengru Fei Tun oleh seorang pengarang terkenal yang berasal dari negeri China yang bernama Mo Yan. Pengarang Mo Yan menceritakan tentang perjuangan seorang wanita demi mempertahankan kehidupan yang dialaminya saat terjadinya revolusi besar di Negara China pada tahun 1917. Saat itu perempuan-perempuan di Negara China dipaksa untuk memperkecil kaki mereka dengan cara mengikatkan keempat jari kaki untuk menghentikan pertumbuhan kaki para perempuan. Pengikat kaki tersebut dinamakan Chinese Foot Binding.

Tradisi ini mulai dilakukan pada anak perempuan berusia dari 4-7 tahun. Ada kepercayaan yang sangat kuat dalam masyarakat kuno China bahwa semakin kecil kaki pada wanita maka anak perempuan tersebut akan terlihat semakin cantik. Ini terjadi diperkirakan pada masa dinasti Tang (618 M – 907 M) dan berakhir ketika terjadi revolusi China tahun 1911. Pada masa itu perempuan yang sudah menikah harus di wajibkan untuk memiliki anak laki-laki dalam keluarga mereka.

Novel Fengru Fei Tun adalah salah satu novel yang berdasarkan pengalaman sejati yang berlatar belakang historis. Fengru Fei Tun berkisah


(17)

tentang pasang surut keluarga Shangguan yang memiliki delapan anak perempuan dan memiliki satu anak laki-laki di tengah pasang surut perang China-Jepang dan revolusi politik China.

Shangguan Lu atau Xuan’er adalah seorang wanita yang oleh paman dan bibinya telah dijanjikan akan mendapatkan suami yang terhormat, menikah dengan seorang pandai besi. Setelah lama tidak memiliki keturunan, dia mendapat perlakuan yang kasar oleh ibu mertuanya, yang menganggap dirinya tidak berguna. Merasa tidak terima terhadap perlakuan keponakannya, paman dan bibinya ingin membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan Xuan’er, melainkan justru Shangguan Shouxi yang mandul. Maka dimulailah petualangan Xuan’er dengan beberapa lelaki yang akhirnya menghasilkan delapan anak perempuan.

Dari pamannya sendiri, dia melahirkan Laidi dan Zhaodi. Dari pedagang itik keliling, dia melahirkan Lingdi. Dari seorang dokter herbal, dia melahirkan Xiangdi. Dari seorang peternak hewan, dia melahirkan Pandi. Dari seorang biarawan, dia melahirkan Niandi. Dari hasil perkosaan oleh empat tentara deserter, dia melahirkan Qiudi. Dan dari seorang pastor misionaris Swedia, dia melahirkan anak kembar, Yunu dan Jintong, satu-satunya anak laki-laki yang telah lama ditunggu. Kelahiran Jintong yang dramatis bersamaan dengan masuknya pasukan Jepang ke wilayah Gaomi Timur Laut.

Menjadi ibu dari delapan anak perempuan dan satu anak lelaki yang memiliki kelainan aneh, dalam situasi politik yang tidak menentu, ancaman


(18)

perang, kekerasan dan kelaparan, tidak membuat Shangguan Lu patah semangat. Banyak permasalahan yang dihadapin oleh Shangguan Lu didalam kehidupannya, sehingga menimbulkan konflik batin didalam dirinya.

Melalui penggambaran tokoh dengan pergolakan batin, pembaca novel ini diajak untuk menyelami sedalam mungkin apa yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita. Penggambaran yang ada seakan-akan benar-benar terjadi dan dapat dirasakan oleh pembaca.

Semua hal-hal yang telah diuraikan diatas adalah alasan yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti novel Fengru Fei Tun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan dan diuraikan pada pendahuluan diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakter tokoh utama wanita pada novel Fengru Fei Tun (1996) Karya Mo Yan ?

2. Bagaimankah bentuk konflik batin dan strategi untuk menyelesaikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita pada novel Fengru

Fei Tun (1996) Karya Mo Yan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :


(19)

1. Mendeskripsikan karakter tokoh utama wanita pada novel Fengru Fei

Tun (1996) Karya Mo Yan.

2. Mendeskripsikan bentuk konflik batin dan strategi untuk menyelesaikan konflik psikologi yang dialami oleh tokoh utama wanita pada novel

Fengru Fei Tun (1996) Karya Mo Yan

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan sumber referensi baru bagi ranah kepustakaan penelitian, khususnya dibidang sastra, dan menambahkan pengetahuan tentang analisis karya sastra, terutama analisis novel dengan kajian psikologi sastra.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau referensi bagi peneliti lain untuk mengembangankan penulisan yang lebih mendalam dimasa mendatang.

1.5 Batasan Masalah

Setiap pelaksanaan penulis karya ilmiah pasti selalu bertitik tolak dari adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan. Agar penulisan skripsi ini dapat terarah dan pembahasannya juga tidak mengambang serta tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkannya, maka penulis akan membatasi permasalahan yang dipaparkan pada konflik batin tokoh utama pada novel Fengru


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi.

Ena Putri (2012), dengan penelitiannya Aspek Kejiwaan Tokoh dalam Novel

Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata (Tinjauan Psikoloogi Sastra) yang di

publikasikan oleh Universitas Sebelas Maret memaparkan keadaan tentang psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot dan unsur-nsur instrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Dalam novel Sebelas Patriot tergambar keadaan psikologi tokoh-tokohnya, ditinjau dari segi kejiwaan dan nilai-nilai moral.

Megawati (2011), dalam skripsinya yang berjudul : “Eksitensi Tokoh Shangguan Lushi dalam Novel Big Breast and Wide Hips Karya Mo Yan” yang dipublikasikan oleh Universitas Bina Nusantara. Skripsi ini membahas tentang tokoh Shangguan Lushi yang memenuhi standar sebagai individu yang berhak dianggap eksitensinya. Adapun manfaat skripsi ini bagi penulis yaitu adalah tentang eksitensi (keberadaan) sesorang itu harus diakui dimanapun walaupun seseorang tersebut berasal dari kalangan bawah (orang miskin).


(21)

Chen Xuemei (陈 雪 梅) dalam skripsinya yang berjudul Pria menulis tentang wanita dan wanita menulis tentang mereka sendiri pada novel Big Breasts and Wide Hips karya Mo Yan (Department of Chinese and Communition, Huainan Normal University, Huainan 232001, China). Skripsi ini membahas tentang seorang wanita berada dalam perwakilan dua jenis yaitu perempuan dan ibu. Skripsi ini menjelaskan bagaimana seorang perempuan harus memiliki hubungan harmonis kepada seorang pria untuk menjalin sebuah hubungan.

2.2 Konsep

Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (Alwi, dkk, 2003: 588). Dengan kata lain, konsep merupakan suatu unsur penelitian yang dipergunakan untuk mengarahkan suatu penelitian. Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan, ataupun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud disini adalah analisis objek dalam novel Fengru Fei Tun yang berupa konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ini akan mempergunakan beberapa konsep sebagai dasar penelitian, sebagai berikut :

2.2.1 Tokoh

Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiayantoro, 1995: 165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel dalam ceritaan rekaan.


(22)

Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan didalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang di insankan.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan. Kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Menurut Sudjiman (1988:17-18) berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:176) berdasarkan peranan dan tingkat pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalan novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit dibandingkan tokoh utama. Kejadiannya hanya ada jika berkaitan dengan tokoh utama secara langsung. Tokoh utama dapat saja hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan, tetapi tokoh


(23)

utama juga bisa tidak muncul dalam setiap kejadian atau tidak langsung ditunjuk dalam setiap bab, namun ternyata dalam kejadian atau bab tersebut tetap erat kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan tokoh utama.

Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walau kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan. Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat dilakukan dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan.

Pembaca dapat menentukan tokoh utama dengan jalan melihat keseringan pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama dapat juga melalui petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh pengarangnya. Selain itu lewat judul ceritanya juga dapat diketahui tokoh utamanya (Aminudin 2008: 80).

2.2.2 Penokohan

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiayantoro, 2005:165). Jones dalam Nurgiyatoro (2005:165) mengungkapkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.


(24)

Menurut Staton dalam Nurgiyantoro (2005:165), pengguna istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, menurut Nugriyantoro (2005:165), karakter dapat berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu tidak jarang langsung menngisyaratkan kepada perwatakan yang dimiliki.

Menurut Jones dalam Nugriyantoro (2005:166), isilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”, karena “penokohan” sekaligus mencakup masalah siapa tokoh, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehinggga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Menurut Sudijman (1991:581), penokohan adalah penyajian watak tokoh dan pencipta citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu mengambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, jiwanya dikenal pembacanya.

2.2.3 Kepribadian

Kata Personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahssa Yunani-kuno


(25)

teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal dari Personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial – kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.

Kepribadian atau Psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan-bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik, yaitu keseluruhan cara di mana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.


(26)

Ada dua faktor yang menentukan kepribadian pada tiap-tiap orang. Faktor tersebut adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Dua faktor ini sangat kuat dalam proses terbentuknya kepribadian dalam diri seseorang.

2.3 Landasan Teori

Teori adalah dasar pijakan seorang peneliti untuk bekerja menganalisis objek yang akan dikaji dalam menulis sebuah karya ilmiah. Dalam analisis tokoh utama dalam Fengru Fei Tun (2011), peneliti menggunakan teori Carls Rogers untuk menganalisis konflik batin tokoh utama beserta karakter-karakter yang dihadapin oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

2.3.1 Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku manusia (Atkison, 1996:7). Menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia, psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan peng aruhnya pada prilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.

Bimo Walgito (dalam Fananie, 2000: 177) mengemukakan psikologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena perkataan psyche atau psicho mengandung pengertian “jiwa”. Dengan demikian, psikologi mengandung makna “ilmu pengetahuan tentang jiwa”.


(27)

Dalam ilmu psikologi tiga aliran pemikiran revolusi yang mempengaruhi pemikiran personolodis modern. Tiga aliran pemikiran tersebut adalah

Psikoanalisis, Behaviorisme, dan Humanistic. Psikoanalisis menghadirkan

manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian (id, ego, dan superego). Behaviorisme mencirikan manusia sebagai kontan yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan. Sedangkan humanistic adalah sebuah “gerakan” yang muncul yang menampilkan manusia yang berbeda dengan gambaran psikoanalisis dan behaviorisme.

2.3.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relefan untuk melakukan analisis (Ratna, 2004: 344).

Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yaitu studi proses kreatif, psikologi pengarang baik sebagai suatu tipe maupun individual, studi tipe-tipe dan hukum-hukum psikologi dalam karya sastra, dan studi yang mempelajari dampak karya sastra terhadap pembaca atau psikologi


(28)

pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan keempat kemungkinan pengertian dalam melakukan penelitian terhadap pembaca atau psikologi pembaca. Fiksi psikologi sastra adalah salah satu aliran sastra yang berusaha mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagian yang terdalam yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering mengunakan teknik bernama “arus kesadaran”. Istilah ini ditemukan oleh William James pada tahun 1890 dan digunakan untuk mengambarkan kepingan-kepingan inspirasi, gagasan, kenangan dan sensasi yang membentuk kesadaran manusia ( Stanton, 2007: 134).

2.3.3 Konflik Batin

Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa yang terjadi dalam cerita (Sayuti, 2000: 41-42). Pembaca sebagai penikmat cerita tidak hanya sekedar membaca, melainkan mampu merasakan secara mendalam setiap cerita dan mengkaitkannya dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Wellek dan Warren (1995: 285), menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi.

Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan atau pengaturan secara teratur antara sebuah keinginan satu dan keinginan yang lain. Konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatanantara ego satu dan ego yang lain. Hal ini biasanya terjadi pada kehidupan nyata yang kebanyakan orang sering menghindarinya. Namun, dalam dunia sastra, konflik sangatlah dibutuhkan bahkan dapat dibilang penting demi menunjang isi cerita. Jika dalam sebuah cerita


(29)

tidak ada konflik, maka dapat dipastikan cerita tersebut tidak akan hidup dan menarik pembaca untuk membacanya karena tidak adanya peristiwa yang bisa dirasakan. Bahkan tidak berlebihan juga bila menuliskarya sastra adalah membangun dan mengembangkan konflik karena semakin banyak dan semakin menarik konflik yang terjadi maka cerita tersebut akan lebih menarik untuk dibaca.

Peristiwa dalam sebuah karya sastra sangat erat hubungannya dengan konflik. Peristiwa mampu menciptakan konflik dan konflik mampu memicu terjadinya peristiwa yang lain. Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa peristiwa fisik maupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktivitas fisik, adanya interaksi antara tokoh cerita dengan tokoh yang di luar dirinya, tokoh lain atau lingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati, seorang tokoh (Nurgiyantoro, 2007: 123-124).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa konflik dapat terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Sayuti (2000: 42-43) membagi konflik menjadi tiga jenis.

Pertama, konflik dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini sering disebut juga

dengan psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya terjadi berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, sehingga dapat mengatasi dan menentukan apa yang akan dilakukannya.

Kedua, konflik antara orang-orang atau seseorang dan masyarakat. Konflik

jenis ini sering disebut dengan istilah social conflict atau konflik sosial. Konflik seperti ini biasanya terjadi antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya. Konflik ini


(30)

timbul dari sikap individu terhadap lingkungan sosial mengenai berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat.

Ketiga, konflik antara manusia dan alam. Konflik seperti ini sering disebut

sebagai physical or element conflict atau konflik alamiah. Konflik jenis ini biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

Apabila hubungan manusia dengan alamnya tidak serasi maka akan terjadi disharmoni yang dapat menyebabkan terjadinya konflik itu. Ketiga jenis konflik di atas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok jenis konflik yaitu konflik ekternal dan konflik internal.

Konflik eksternal (external conflict) adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya. Konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (physical conflict) dan konflik sosial (social conflict). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya pembenturan antara tokoh dan lingkungan alam. Misalnya, konflik atau permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau panjang, gunung meletus dan sebagainya. Sedangkan konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia yang berwujud masalah pemburuhan, penindasan, percekcokan, peperangan, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2010). Duverger melalui (Sujai, 2012: 27) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk konflik politik diidentifikasikan menjadi dua kategori yaitu senjata-senjata pertempuran dan strategi politik.


(31)

Konflik internal (internal conflict) adalah konflik yang terjadi dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik seperti ini biasanya dialami oleh manusia dengan dirinya sendiri. Jenis konflik yang masuk dalam konflik internal yaitu konflik dalam diri seorang tokoh (psychological conflict). Konflik seperti di atas dapat terjadi secara bersamaan karena erat hubungannya dengan manusia yang disebut tokoh dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2007: 124).

Menurut Layn (2010:105) penyebab terjadinya konflik adalah:

1. Hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan antar kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.

2. Kebutuhan manusia

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau terhalangi.

3. Negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak yang mengalami konflik tersebut.


(32)

4. Identitas

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam misalnya, penderitaan di masa lalu yang tidak terselesaikan.

5. Kesalahpahaman antar budaya

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara komunikasi antara berbagai budaya yang berbeda.

6. Transformasi Konflik

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh masalah ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carl Rogers

Dalam kajian psikologi satra yang berusaha mengungkap aspek kepribadian yang dipandang meliputi tiga bagian yang lebih dikenal sebagai pokok-pokok teori, yaitu :

1. Organism

Pengertian organisme mencakup tiga hal :

a. Makhluk hidup: organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi didalam diri dan dunia eksternal.


(33)

b. Realita subyektif: organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan presepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subyektif semacam itulah yang menentukan/ membentuk tingkah laku.

c. Holisme: organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahaan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahaan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2. Medan fenomena (Phenomenal Field)

Keseluruhan pengalamn itu, baik yang internal maupun eksternal, disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadinya seseorang sepanjang hidupnya didunia, sebagaimana presepsi subyektifnya. Beberapa deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomena :

a. Meliputi pengalaman internal (presepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal (presepsi mengenai dunia luar)

b. Meliputi pengalaman yang: disimbolkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/dikaburkan (karena tidak kosisten dengan struktur dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai hubugan dengan struktur diri). Pengalaman yang


(34)

disimbolkan disadari, sedang pengalaman yang diingkari dan diabaikan tidak disadari.

c. Semua presepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.

d. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi emptik, itupun pengetahuan yang diproleh tidak bakal sempurna.

3. Self

Self atau konsep self adalah kosep menyeluruh yang jelas dan terorganisir tersusun dari presepsi ciri-ciri mengenai I atau Me (aku sebagai subjek atau aku sebagai objek) dan presepsi I atau Me dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang terlibat pada presepsi itu.

Rogers menilai beberapa corak penting individu yang berfungsi secara penuh, yaitu:

a. Memiliki sikap terbuka pada pengalaman.

Individu pada taraf ini menjauhkan diri dari tindakan menghindari atau bertahan atas berbagai hal yang terjadi dan berkembang.

b. Kehidupan eksistensial yang tumbuh kembang.

Taraf ini mendorong individu untuk tidak melakukan distorsi atau pengingkaran atas elemen-elemen medan fenomena. Situasi ini lebih memudahkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.


(35)

c. Pertumbuhan kepercayaan terhadap diri dan pribadi.

Taraf ini membuat individu memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi kepribadiannya sehingga tidak menimbulkan inkongruensi.

d. Kebebasan memilih.

Kekebasan memilih membuat individu terbebas dari hal-hal yang berpotensi menekan atau menghalangi self untuk tumbuh, menyesuaikan diri atau berkembang.

e. Munculnya kreativitasKreativitas menandai bahwa individu telah mampu menyesuaikan diri dengan bebas terhadap medan fenomena. Hal ini membuat individu merasa bebas tanpa harus merasa terhalangi dengan situasi bertahan atau situasi yang mengancam. Kreativitas membuat individu lebih mudah melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan struktur kepribadian.

f. Sikap konstruktif.

Sikap ini bersungsi sebagai salah satu penghubung antara self dengan medan fenomena. Hal ini memudahkan self untuk membangun sikap-sikap yang penting dan sesuai dengan medan fenomena.

g. Kehidupan yang utuh.

Kehidupan yang penuh berarti penerimaan atas medan fenomena secara penuh pula baik untuk aspek-aspek yang mudah diterima (kegembiraan dan keselarasan) atau hal-hal yang tidak mudah diterima (kesedihan dan


(36)

kesusahan). Kedua aspek tersebut dianggap sebagai bagian utuh yang dijalani dalam proses hidup tanpa adanya ketertekanan. Penerimaan ini muncul dari sikap terbuka yang menerima apa adanya medan fenomena dan menyikapinya secara tepat agar tidak menimbulkan ketegangan atau persoalan eksistensial yang mendorong munculnya kecemasan.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi.

Ena Putri (2012), dengan penelitiannya Aspek Kejiwaan Tokoh dalam Novel

Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata (Tinjauan Psikoloogi Sastra) yang di

publikasikan oleh Universitas Sebelas Maret memaparkan keadaan tentang psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot dan unsur-nsur instrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Dalam novel Sebelas Patriot tergambar keadaan psikologi tokoh-tokohnya, ditinjau dari segi kejiwaan dan nilai-nilai moral.

Megawati (2011), dalam skripsinya yang berjudul : “Eksitensi Tokoh Shangguan Lushi dalam Novel Big Breast and Wide Hips Karya Mo Yan” yang dipublikasikan oleh Universitas Bina Nusantara. Skripsi ini membahas tentang tokoh Shangguan Lushi yang memenuhi standar sebagai individu yang berhak dianggap eksitensinya. Adapun manfaat skripsi ini bagi penulis yaitu adalah tentang eksitensi (keberadaan) sesorang itu harus diakui dimanapun walaupun seseorang tersebut berasal dari kalangan bawah (orang miskin).


(38)

Chen Xuemei (陈 雪 梅) dalam skripsinya yang berjudul Pria menulis tentang wanita dan wanita menulis tentang mereka sendiri pada novel Big Breasts and Wide Hips karya Mo Yan (Department of Chinese and Communition, Huainan Normal University, Huainan 232001, China). Skripsi ini membahas tentang seorang wanita berada dalam perwakilan dua jenis yaitu perempuan dan ibu. Skripsi ini menjelaskan bagaimana seorang perempuan harus memiliki hubungan harmonis kepada seorang pria untuk menjalin sebuah hubungan.

2.2 Konsep

Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (Alwi, dkk, 2003: 588). Dengan kata lain, konsep merupakan suatu unsur penelitian yang dipergunakan untuk mengarahkan suatu penelitian. Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan, ataupun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud disini adalah analisis objek dalam novel Fengru Fei Tun yang berupa konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ini akan mempergunakan beberapa konsep sebagai dasar penelitian, sebagai berikut :

2.2.1 Tokoh

Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiayantoro, 1995: 165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel dalam ceritaan rekaan.


(39)

Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan didalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang di insankan.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan. Kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Menurut Sudjiman (1988:17-18) berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:176) berdasarkan peranan dan tingkat pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalan novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit dibandingkan tokoh utama. Kejadiannya hanya ada jika berkaitan dengan tokoh utama secara langsung. Tokoh utama dapat saja hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan, tetapi tokoh


(40)

utama juga bisa tidak muncul dalam setiap kejadian atau tidak langsung ditunjuk dalam setiap bab, namun ternyata dalam kejadian atau bab tersebut tetap erat kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan tokoh utama.

Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walau kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan. Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat dilakukan dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan.

Pembaca dapat menentukan tokoh utama dengan jalan melihat keseringan pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama dapat juga melalui petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh pengarangnya. Selain itu lewat judul ceritanya juga dapat diketahui tokoh utamanya (Aminudin 2008: 80).

2.2.2 Penokohan

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiayantoro, 2005:165). Jones dalam Nurgiyatoro (2005:165) mengungkapkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.


(41)

Menurut Staton dalam Nurgiyantoro (2005:165), pengguna istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, menurut Nugriyantoro (2005:165), karakter dapat berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu tidak jarang langsung menngisyaratkan kepada perwatakan yang dimiliki.

Menurut Jones dalam Nugriyantoro (2005:166), isilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”, karena “penokohan” sekaligus mencakup masalah siapa tokoh, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehinggga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Menurut Sudijman (1991:581), penokohan adalah penyajian watak tokoh dan pencipta citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu mengambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, jiwanya dikenal pembacanya.

2.2.3 Kepribadian

Kata Personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahssa Yunani-kuno


(42)

teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal dari Personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial – kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.

Kepribadian atau Psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan-bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik, yaitu keseluruhan cara di mana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.


(43)

Ada dua faktor yang menentukan kepribadian pada tiap-tiap orang. Faktor tersebut adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Dua faktor ini sangat kuat dalam proses terbentuknya kepribadian dalam diri seseorang.

2.3 Landasan Teori

Teori adalah dasar pijakan seorang peneliti untuk bekerja menganalisis objek yang akan dikaji dalam menulis sebuah karya ilmiah. Dalam analisis tokoh utama dalam Fengru Fei Tun (2011), peneliti menggunakan teori Carls Rogers untuk menganalisis konflik batin tokoh utama beserta karakter-karakter yang dihadapin oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

2.3.1 Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku manusia (Atkison, 1996:7). Menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia, psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan peng aruhnya pada prilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.

Bimo Walgito (dalam Fananie, 2000: 177) mengemukakan psikologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena perkataan psyche atau psicho mengandung pengertian “jiwa”. Dengan demikian, psikologi mengandung makna “ilmu pengetahuan tentang jiwa”.


(44)

Dalam ilmu psikologi tiga aliran pemikiran revolusi yang mempengaruhi pemikiran personolodis modern. Tiga aliran pemikiran tersebut adalah

Psikoanalisis, Behaviorisme, dan Humanistic. Psikoanalisis menghadirkan

manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian (id, ego, dan superego). Behaviorisme mencirikan manusia sebagai kontan yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan. Sedangkan humanistic adalah sebuah “gerakan” yang muncul yang menampilkan manusia yang berbeda dengan gambaran psikoanalisis dan behaviorisme.

2.3.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relefan untuk melakukan analisis (Ratna, 2004: 344).

Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yaitu studi proses kreatif, psikologi pengarang baik sebagai suatu tipe maupun individual, studi tipe-tipe dan hukum-hukum psikologi dalam karya sastra, dan studi yang mempelajari dampak karya sastra terhadap pembaca atau psikologi


(45)

pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan keempat kemungkinan pengertian dalam melakukan penelitian terhadap pembaca atau psikologi pembaca. Fiksi psikologi sastra adalah salah satu aliran sastra yang berusaha mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagian yang terdalam yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering mengunakan teknik bernama “arus kesadaran”. Istilah ini ditemukan oleh William James pada tahun 1890 dan digunakan untuk mengambarkan kepingan-kepingan inspirasi, gagasan, kenangan dan sensasi yang membentuk kesadaran manusia ( Stanton, 2007: 134).

2.3.3 Konflik Batin

Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa yang terjadi dalam cerita (Sayuti, 2000: 41-42). Pembaca sebagai penikmat cerita tidak hanya sekedar membaca, melainkan mampu merasakan secara mendalam setiap cerita dan mengkaitkannya dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Wellek dan Warren (1995: 285), menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi.

Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan atau pengaturan secara teratur antara sebuah keinginan satu dan keinginan yang lain. Konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatanantara ego satu dan ego yang lain. Hal ini biasanya terjadi pada kehidupan nyata yang kebanyakan orang sering menghindarinya. Namun, dalam dunia sastra, konflik sangatlah dibutuhkan bahkan dapat dibilang penting demi menunjang isi cerita. Jika dalam sebuah cerita


(46)

tidak ada konflik, maka dapat dipastikan cerita tersebut tidak akan hidup dan menarik pembaca untuk membacanya karena tidak adanya peristiwa yang bisa dirasakan. Bahkan tidak berlebihan juga bila menuliskarya sastra adalah membangun dan mengembangkan konflik karena semakin banyak dan semakin menarik konflik yang terjadi maka cerita tersebut akan lebih menarik untuk dibaca.

Peristiwa dalam sebuah karya sastra sangat erat hubungannya dengan konflik. Peristiwa mampu menciptakan konflik dan konflik mampu memicu terjadinya peristiwa yang lain. Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa peristiwa fisik maupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktivitas fisik, adanya interaksi antara tokoh cerita dengan tokoh yang di luar dirinya, tokoh lain atau lingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati, seorang tokoh (Nurgiyantoro, 2007: 123-124).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa konflik dapat terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Sayuti (2000: 42-43) membagi konflik menjadi tiga jenis.

Pertama, konflik dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini sering disebut juga

dengan psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya terjadi berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, sehingga dapat mengatasi dan menentukan apa yang akan dilakukannya.

Kedua, konflik antara orang-orang atau seseorang dan masyarakat. Konflik

jenis ini sering disebut dengan istilah social conflict atau konflik sosial. Konflik seperti ini biasanya terjadi antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya. Konflik ini


(47)

timbul dari sikap individu terhadap lingkungan sosial mengenai berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat.

Ketiga, konflik antara manusia dan alam. Konflik seperti ini sering disebut

sebagai physical or element conflict atau konflik alamiah. Konflik jenis ini biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

Apabila hubungan manusia dengan alamnya tidak serasi maka akan terjadi disharmoni yang dapat menyebabkan terjadinya konflik itu. Ketiga jenis konflik di atas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok jenis konflik yaitu konflik ekternal dan konflik internal.

Konflik eksternal (external conflict) adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya. Konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (physical conflict) dan konflik sosial (social conflict). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya pembenturan antara tokoh dan lingkungan alam. Misalnya, konflik atau permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau panjang, gunung meletus dan sebagainya. Sedangkan konflik sosial adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia yang berwujud masalah pemburuhan, penindasan, percekcokan, peperangan, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2010). Duverger melalui (Sujai, 2012: 27) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk konflik politik diidentifikasikan menjadi dua kategori yaitu senjata-senjata pertempuran dan strategi politik.


(48)

Konflik internal (internal conflict) adalah konflik yang terjadi dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik seperti ini biasanya dialami oleh manusia dengan dirinya sendiri. Jenis konflik yang masuk dalam konflik internal yaitu konflik dalam diri seorang tokoh (psychological conflict). Konflik seperti di atas dapat terjadi secara bersamaan karena erat hubungannya dengan manusia yang disebut tokoh dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2007: 124).

Menurut Layn (2010:105) penyebab terjadinya konflik adalah:

1. Hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan antar kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.

2. Kebutuhan manusia

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau terhalangi.

3. Negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak yang mengalami konflik tersebut.


(49)

4. Identitas

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam misalnya, penderitaan di masa lalu yang tidak terselesaikan.

5. Kesalahpahaman antar budaya

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara komunikasi antara berbagai budaya yang berbeda.

6. Transformasi Konflik

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh masalah ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carl Rogers

Dalam kajian psikologi satra yang berusaha mengungkap aspek kepribadian yang dipandang meliputi tiga bagian yang lebih dikenal sebagai pokok-pokok teori, yaitu :

1. Organism

Pengertian organisme mencakup tiga hal :

a. Makhluk hidup: organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi didalam diri dan dunia eksternal.


(50)

b. Realita subyektif: organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan presepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subyektif semacam itulah yang menentukan/ membentuk tingkah laku.

c. Holisme: organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahaan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahaan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2. Medan fenomena (Phenomenal Field)

Keseluruhan pengalamn itu, baik yang internal maupun eksternal, disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadinya seseorang sepanjang hidupnya didunia, sebagaimana presepsi subyektifnya. Beberapa deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomena :

a. Meliputi pengalaman internal (presepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal (presepsi mengenai dunia luar)

b. Meliputi pengalaman yang: disimbolkan (diamati dan disusun dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/dikaburkan (karena tidak kosisten dengan struktur dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai hubugan dengan struktur diri). Pengalaman yang


(51)

disimbolkan disadari, sedang pengalaman yang diingkari dan diabaikan tidak disadari.

c. Semua presepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.

d. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi emptik, itupun pengetahuan yang diproleh tidak bakal sempurna.

3. Self

Self atau konsep self adalah kosep menyeluruh yang jelas dan terorganisir tersusun dari presepsi ciri-ciri mengenai I atau Me (aku sebagai subjek atau aku sebagai objek) dan presepsi I atau Me dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang terlibat pada presepsi itu.

Rogers menilai beberapa corak penting individu yang berfungsi secara penuh, yaitu:

a. Memiliki sikap terbuka pada pengalaman.

Individu pada taraf ini menjauhkan diri dari tindakan menghindari atau bertahan atas berbagai hal yang terjadi dan berkembang.

b. Kehidupan eksistensial yang tumbuh kembang.

Taraf ini mendorong individu untuk tidak melakukan distorsi atau pengingkaran atas elemen-elemen medan fenomena. Situasi ini lebih memudahkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.


(52)

c. Pertumbuhan kepercayaan terhadap diri dan pribadi.

Taraf ini membuat individu memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi kepribadiannya sehingga tidak menimbulkan inkongruensi.

d. Kebebasan memilih.

Kekebasan memilih membuat individu terbebas dari hal-hal yang berpotensi menekan atau menghalangi self untuk tumbuh, menyesuaikan diri atau berkembang.

e. Munculnya kreativitasKreativitas menandai bahwa individu telah mampu menyesuaikan diri dengan bebas terhadap medan fenomena. Hal ini membuat individu merasa bebas tanpa harus merasa terhalangi dengan situasi bertahan atau situasi yang mengancam. Kreativitas membuat individu lebih mudah melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan struktur kepribadian.

f. Sikap konstruktif.

Sikap ini bersungsi sebagai salah satu penghubung antara self dengan medan fenomena. Hal ini memudahkan self untuk membangun sikap-sikap yang penting dan sesuai dengan medan fenomena.

g. Kehidupan yang utuh.

Kehidupan yang penuh berarti penerimaan atas medan fenomena secara penuh pula baik untuk aspek-aspek yang mudah diterima (kegembiraan dan keselarasan) atau hal-hal yang tidak mudah diterima (kesedihan dan


(53)

kesusahan). Kedua aspek tersebut dianggap sebagai bagian utuh yang dijalani dalam proses hidup tanpa adanya ketertekanan. Penerimaan ini muncul dari sikap terbuka yang menerima apa adanya medan fenomena dan menyikapinya secara tepat agar tidak menimbulkan ketegangan atau persoalan eksistensial yang mendorong munculnya kecemasan.


(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Kata metode berasal dari bahsa Yunani, yaitu methodos yang artinya cara atau jalan. Dengan demikian masalah metode menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, Koentjaraningrat (1982:7).

Untuk mendukung kegiatan penulis skripsi ini penulis menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan kepustakaan (library searching), yaitu metode penelitian yang dilakukan dikamar kerja atau ruangan perpustakaan dengan cara memperoleh data-data atau informasi dari buku-buku yang berkaitan dengan psikologi sastra.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pokok antar topik penelitian sastra. Objek penelitian ini adalah aspek psikologi tokoh utama wanita dalam novel Fengru Fei Tun karya Mo Yan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penulisan skiripsi ini penulis menggunakan pendekatan instrinsik sastra yang memfokuskan pada karakter tokoh utama dan ekstrinsik pada aspek psikologisnya yang mempengaruhi prilaku tokoh utama berdasarkan kedua unsur yaitu instrinsik dan ekstrinsik.


(55)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian skiripsi ini penulis menggunkan teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka; teknik mengumpulkan semua hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti melalui sumber-sumber tertulis seperti buku dan media internet untuk memperoleh data dengan pendekatan objektifitas dan unsur instrinsik juga ekstrinsik sastra. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Membaca novel secara berulang-ulang untuk mencari konflik batin dalam aspek kepribadian pada tokoh utama.

2. Melakukan teknik catat yaitu mancatat karakter-karakter yang dialami oleh tokoh utama dalam realita kehidupan yang dialami oleh tokoh utama yang terdapat dalam novelFengru Fei Tun.

3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data Penelitian

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah analisis konflik batin dalam novel Fengru Fei Tun karya Mo Yan (1996), sedangkan menurut Arkunto (2006:96), data merupakan hasil pencatatan peneliti baik berupa fakta maupun angka untuk menyusun sebuah informasi. Data penelitian ini diambil dari salah satu karya sastra yang berwujud novel. Novel yang dijadikan penelitian ini adalah berjudul Fengru Fei Tun karya Mo Yan (1996). Data yang akan penulis teliti berkenan dengan analisis konflik batin yang akan diambil dalam novel tersebut.


(56)

3.4.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, adapun data yang diperoleh dari sumber data tersebut adalah sebagai berikut : 3.4.2.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data asli, sumber tangan pertama dari penyelidik. Sumber data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber oleh penyelidik untuk tujuan khusus (Surachmad, 1990:163).

Sumber data pada penelitian ini adalah novel Fengru Fei Tun karya Mo Yan. Penulis akan menggunakan novel Fengru Fei Tun dalam bahasa Mandarin sederhana dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Novel Fengru Fei Tun berbahasa Mandarin sederhana, diterbitkan oleh Shanghai Sastra dan Seni Publishing House pada tahun 1996 dengan tebal buku 621 halaman. Pada terjemahan Bahasa Indonesia, diterbitkan dengan judul Big Breasts and Wide

Hips oleh penerbit PT. Serambi Ilmu Semesta. Diterbitkan pertama kali Maret

2011 di Jakarta. Novel ini dialihbahasakan oleh Rahmi Astuti dan kawan-kawan dengan tebal buku 750 halaman.

3.4.2.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dan terlebih dahulu dikumpulkan oleh orang luar penyelidik, walaupun yang dikumpulkan itu sebenarnya data asli (Surachmad, 1990:163)

Selain itu data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Data sekunder membantu peneliti dalam menganalisis data primer dalam sebuah penelitian berupa analisis di Internet dan


(57)

buku-buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan penulis penulis dalam penulisan skripsi ini adalah teknik kualitatif dengan metode deskriptif yang penerapannya bersifat menuturkan menganalisis dan menafsirkan. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian novel Big Breasts and Wide Hips adalah :

1. Menganalisis dialog-dialog dan ucapan tokoh utama yang mengambarkan konflik yang dihadapin oleh tokoh utama.

2. Menganalisis melalui perbuatan tokoh utama, hal-hal apa saja yang diperbuat oleh tokoh utama.

3. Mencari kutipan perkataan dan perbuatan yang menggambarkan kepribadian tokoh utama.

4. Menganalisis karakter-karakter yang dihadapin oleh tokoh utama sehingga menimbulkan konflik batin pada tokoh utama.


(58)

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian analisis konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam novel Fengru Fei Tun yang ditinjau dari segi psikologi yaitu dengan memakai teori dari Carls Rogers serta hasil dari analisis karakter dan strategi untuk menyelesaikan konflik batin tersebut yang dialami oleh tokoh utama wanita pada akhir cerita.

4.1 Karakter Tokoh Utama Wanita pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan.

Berikut ini akan dipaparkan hasil dari analisis karakter tokoh utama wanita yang bernama Shangguan Lu atau Xuan’er yang terdapat pada novel Fengru Fei

Tun. Dalam novel ini tokoh utama memiliki beberapa karakter yang

mempengaruhi segenap pikiran dan prilaku. Pada penelitian ini, penulis akan memaparkan karakter yang terdapat pada Shangguan Lu atau Xuan’er.

4.1.1 Santun dan Bersahaja

Shangguan Lu atau Xuan’er seoarang yatim piatu yang dibesarkan oleh bibi dan paman nya. Ayah Shangguan Lu yaitu Lu Wulan adalah seorang praktisi ilmu silat yang nyaris tidak pernah meninggalkan jejak kaki ketika dia berjalan. Sebagai seorang pemimpin dari tombak merah, Lu Wulan aktif dalam melatih dan mempersenjatai pasukan dan dalam membangun parit-parit pertahanan untuk menghalangi serangan musuh. Tetapi, setelah beberapa bulan menunggu tanpa ada kejadian penting, kewaspadaan pasukan setempat menurun, dan dipagi hari


(59)

ketujuh yang berkabut pasukan Jerman di bawah pimpinan Hakim Wilayah Ji Guifen mengepung desa sarang berpasir dikota Gaomi Timur Laut. Ketika pertempuran siang hari berakhir, hampir empat ratus penduduk sarang berpasir terbaring mati. Termasuk Ayah Shangguan Lu yang dibunuh oleh para prajurit Jerman.

Ibu Shangguan Lu menyembunyikan nya di sebuah tong tepung yang besar sebelum menggantung dirinya pada kaso untuk mempertahankan kesuciannya. Shangguan Lu menjadi seorang yatim piatu berusia enam bulan. Beberapa hari setelah kejadian itu bibi dan paman Shangguan Lu menemukannya ditong gandum nyaris mati, tubuhnya terbungkus tepung. Setelah membersihkan mulut dan hidung nya dan menepuk-nepuknya pada punggungnya akhirnya Shangguan Lu terbatuk-batuk dan mulai menangis.

Shangguan Lu dirawat oleh paman dan bibi nya dan ia pun tubuh menjadi gadis kecil yang santun dan bersahaja yang selalu mendengarkan nasehat bibi dan paman nya.

Kutipan berikut ini menggambarkan bahwa Shangguan Lu seorang gadis yang santun dan bersahaja kepada bibinya.

鲁璇几五岁的时候, 她的大姑姑便拿出了竹片子, 小木檯, 白裹脚布等等专用器 材, 对她说: “ 璇儿, 你已经五岁了, 该裹脚了!”

“Ketika Lu Xuan’er mencapai umur lima tahun, bibinya mengambil beberapa bilah bambu, sebuah palu kayu, dan beberapa lembar kain putih yang tebal. “Xuan’er” katanya pada keponakannya, “kau sudah berumur lima tahun sekarang; waktunya kakimu di ikat.”(Big Breasts and Wide Hips 2011:78)


(60)

Pada saat kaki Shangguan Lu ingin di ikat oleh bibinya, ia bertanya “kenapa kaki kita harus di ikat?” dan bibinya lalu menjawab “seorang wanita yang kakinya tidak di ikat tidak bisa mendapatkan suami.” Kepercayaan yang ada sewaktu tidak mengikat kaki nya maka mereka nantinya akan menjadi perawan tua berkaki besar yang tidak di inginkan siapa-siapa.

Tradisi mengikat kaki yang dilakukan untuk anak perempuan membuat mereka merasa tersiska dan merasa kesakitan. Seperti yang dialami Shanggun Lu, untuk menghormati bibi yang telah menjaga dirinya, Shangguan Lu tetap melaksanakan perintah bibinya walaupun Shangguan Lu merasa kesakitan ketika bibinya mulai memakaikan pengikat dikaki nya.

Shangguan Lu tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Setelah Shangguan Lu melakukan tradisi mengikat kaki, ia tidak pernah keluar rumah dan menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk merajut jaring atau membuat bordir. Dan tibalah waktunya Shangguan Lu untuk menikah. Ia dijodohkan oleh bibinya dengan seorang pandai besi yang bernama Shangguan Shouxi.

4.1.2 Pembenci

Menikah dengan seorang pandai besi adalah pilihan yang harus dijalani oleh Shangguan Lu. Ia dijodohkan oleh bibinya pada saat usianya sudah mencapai batas wajar untuk seorang anak perempuan berumahtangga.

Diawal pernikahannya, ibu mertuanya sangat menyayangi dirinya. Tetapi setelah memasuki tahun ketiga pada pernikahannya dengan Shangguan Shouxi, ia belum dikaruniakan seorang anak. Hal ini mulai membuat ibu mertuanya menjadi


(61)

khawatir kepada dirinya. Ibu mertuanya mulai memberikan sindirian pahit kepada shangguan Lu.

鲁璇儿和上官寿喜结婚 三年, 肚子里还没有怀上 孩子。她的婆婆指鸡骂 狗:

“光吃食不下蛋的废物,养着你干什么!”

上 官 鲁 吕 氏 挨 着 一 块 热 铁 对 着 几 只 老 母 鸡 扔 过 去 。 母 鸡 以 为 来 食 , 伸 嘴 去 啄,汤得嘴巴冒烟。

“Tiga tahun setelah menikah dengan Shangguan Shouxi, Xuan’er tetap belum punya anak. Ibu mertuanya memaki-maki ayam betina keluarga itu, “Yang kau lakukan cuma makan dan kami belum juga melihat sebutir telur pun.” Maksudnya jelas” (Big Breasts and Wide Hips 2011:86)

Kutipan ini menunjukan bahwa ibu mertunya mulai tidak menyukai Shangguan Lu. Ia menyampaikan sindirannya kepada Shangguan Lu dengan perumpamaan seekor ayam yang sedang diberinya makan. Ini membuat Shangguan Lu mulai merasakan kebencian yang ada pada mertunya untuk dirinya.

Shangguan Lu mulai mendapatkan perkataan kasar dari ibu mertuanya. Perkataan kasar yang diterima Shangguan Lu membuatnya semakin membenci ibu mertuanya, ini terlihat dalam kutipan berikut ini :

上官家钱前辈子造了孽,娶了一个二尾子,白吃饭不生养,眼见着就要绝后 了。生下给谁呢吧,造光了拉到!

鲁璇儿捂着脸哭起来。

上官吕氏更大声地骂着:“还有她奶奶的脸哭!你白吃了我们家三年饭,公的 不 给 俺 生 , 生 个 母 的 也 算 你 能 , 可 你 倒 好 , 连 个 响 屁 都 没 给 我 们 做 出 一 个 来。养你这样的吃货干什么?赶明儿就回你大姑家去吧。


(1)

[16] Walgito, Bimo. 2000.Psikologi Kelompok. Yogyakarta : Cv andi Off Set (Penerbit Andi)

[17] Wellek, Rene, Austin.Warren. 1989.Teori Kesusastraan (terjemahan oleh Melani Budianta Jakarta: Gramedia


(2)

致谢

本研究 及学 位论 文是 在杨老 师的 亲切 关怀 和悉心 指导 下完 成的 。她严

肃的科学态度,严谨的治学精神,精益求精的工作作风,深深地感染和激励

着我。杨老师不仅在学业上给我以精心指导,同时还在思想、生活上给我以

无微不至关怀,在此谨向杨老师致以诚挚的谢意和崇高的敬意。我还有感谢 在一起愉快的度过毕业论文小组的同学们,正是由于你们的帮助和支持,我 才能克服一个一个的困难和疑惑,直至本文的顺利完成。

在论文 即将 完成 之际 ,我的 心情 无法 平静 ,从开 始进 入课 题到 论文的

顺利完成,有多少可敬的师长、同学、朋友给了无言的帮助,在这里请接受

我诚挚的谢意!最后我还要感谢培养我长大含辛茹苦的父母,谢谢您们! 最后,再次对关心、帮助我的老师和同学表示衷心地感 !


(3)

故事梗概

《丰乳 肥臀 》是 一部 波澜壮 阔的 “史 诗性 ”大书 ,是 莫言 进行 民间史

诗性书写的成功试验。作家倾情把母亲描绘成一位承载苦难的民间女神,或

者就是圣母玛利亚的化身。但命运多舛,她生养的众多女儿构成的庞大家族

与 20 世纪中国的各种社会政治势力和民间组织以及癫狂岁月下的官方权力

话语发生了枝枝蔓蔓、藕断丝连的联系,并不可抗拒的被裹挟卷入 20 世纪

中国的政治历史舞台,而这些形态各异的力量之间的角逐、争夺和厮杀是在

自己的家庭展开的,造成了母亲独自承受和消解苦难的现实:兵匪、战乱、

流离颠簸、亲人死亡以及对单传的废人式儿子的担心、焦虑,而她在癫狂年

代用胃袋偷磨坊食物的行为更是鸟儿吐哺的深情……母亲是一种意象符号,

是对他作品中“我奶奶” 式女人的集合,同时也涵盖了“作为老百姓的写

作”的莫言对民间苦难及其承受者的爱戴、同情和关怀。

母亲上 官鲁 氏。 乳名 璇儿。 自幼 丧母 ,随 姑父于 大巴 掌和 姑姑 长大,

嫁给铁匠儿子上官寿喜。晚年信仰甚督教,寿九五而终。

大 姐 上 官 来 弟 。 母 亲 与 姑 父 于 大 巴 掌 所 生 。 先 嫁 沙 月 亮 , 生 女 沙 枣

花。解放后迫嫁给残疾军人孙不言。后来爱上了从日本归来的鸟儿韩,生子

鹦鹉韩,在搏斗中打死孙不言,被处决。

二 姐 上 官 招 弟 。 生 父 亦 为 于 大 巴 掌 ; 嫁 给 抗 日 别 动 大 队 的 司 令 司 马

库,生女司马凤、司马凰。在与独立纵队十六团的割据战中,中弹身亡,不

久,一对女儿也被那位倡导极左“土改”政策的大人物密令处死。

三姐上 官领 弟。 人称 “鸟仙 ”。 生父 为一 个赊小 鸭的 (土 匪密 探)她

深爱鸟儿韩,韩被口寇抓了劳工后,神经错乱,设立鸟仙神坛禳解。后嫁给

爆炸大队战士孙不言,因练习飞翔摔死在悬岸下。生子大哑、二哑,俱被飞


(4)

四 姐 上 官 想 弟 。 生 父 乃 一 个 走 衡 串 巷 的 江 湖 郎 中 在 生 活 最 困 难 的 时

候,为了救全家,她自卖自身进了妓院、后流落它乡,音信全无、“文革”

中 被 遣 返 还 乡 , 多 年 帜 攒 的 财 物 被 洗 劫 , 并 遭 受 残 酷 批 斗 , 后 旧 病 复 发 而

死。

五姐上 官盼 弟。 生父 乃杀狗 人高 大膘 子, 少年时 白愿 参加 爆炸 大队。

后嫁给爆炸大队政委鲁立人,生女鲁胜利;曾经当过卫生队长、区长、农场

畜牧队长。改名马瑞莲。“文革”中自杀身亡。

六姐上 官念 弟。 生父 乃天齐 庙智 通和 尚。 爱上了 被日 机击 落后 为司马

库的部队收容的美国飞行员巴比特,结婚后的第二天即与巴比特一起被鲁立

人领导的独纵十六团俘虏。逃亡后被—寡妇诱至山洞与巴比特同归于尽。 七姐上 官求 弟。 母亲 被四个 败兵 强暴 所生 。早年 被卖 给白 俄罗 斯托夫

伯爵夫人做养女。后改名乔其莎。毕业于省医学院,被打成右派,到农场劳

动改造。因饥饿,暴食生豆饼胀死,八姐上官玉女。与金童为双胞胎,生父

乃瑞典籍传教士马洛亚。生而失明:生活困难时期,因不忍心拖累母亲,投

河自尽。

我 上 官 金 童 。 母 亲 唯 一 的 儿 子 。 患 有 恋 乳 症 一 生 嗜 乳 , 以 至 精 神 错

乱。中学毕业后去农场劳动。后因“奸尸罪”被判刑十五年、改革开放后刑

满还乡,曾在外甥鹦鹉韩夫妇开办的“东方鸟类中心”任公关部经理,后在

司马粮投资的“独角兽乳罩大世界”任董事长,因被炒、被骗而失败,终至

穷愁潦倒,一事无成。

上官寿 喜铁匠 ,母亲 的丈夫,因无 生殖能 力,迫使 母亲借 种生子 。 后为 日寇所杀。上官福禄铁匠,上官寿喜之父,铁匠,后为日寇所杀。上官吕氏

上官福禄之妻,铁匠,上官家的当家人。专横凶悍,晚年痴呆因欲加害玉女 被母亲失手打死。


(5)

司马亭大栏镇首富,“福生堂”大掌柜。当过镇长、维持会长。后随担 架队参加淮海战役,立过大功。

司马库司马亭之弟,“福生堂”二掌柜,上官招弟之夫。抗日别动大队

司令,还乡团。被捕后逃脱,后自首,被公审枪毙。司马粮司马库与三姨太

之子。司马家遭难后,由母亲将其抚养成人。后出走,流落它乡,成为南韩巨 商。改革开放后回乡投资建设,花天酒地,惹是生非,后逃匿。

沙月亮上官来弟的丈夫。抗战时期为黑驴鸟枪队队长。后投降日寇,任

伪渤海警备司令,“皇协军”旅长。被爆炸大队击败后自杀。

沙枣花沙月亮与上官来弟之女。出生后即由母亲抚养,与金童、司马粮

等一起长大,与司马粮感情很深,后流落江湖,成为神偷。司马粮还乡后,

因求婚不成而跳楼殉情。

鸟儿韩上官领弟的意中人,懂鸟语,善捕鸟,通武术,是使用弹弓的高

手。被日寇掳至日本国做劳工,后逃至深山;穴居十五年始归国还乡。在上

官家居住期间,与被孙不言虐待的大姐上官来弟发生了恋情。因来弟失手打

死孙不言,他做为同案犯被判刑,押赴青海劳改途中,跳车身亡。

马洛亚瑞典传教士,因战乱频仍而滞留在高密东北乡,主持大栏镇基督

教堂的教务,能说流利的汉语,与当地老百姓相处融洽。与上官鲁氏发生恋

情,乃上官金童与上官玉女的生身父亲。后因不堪黑驴鸟枪队的凌辱从钟楼

上跳下身亡。

鹦鹉韩鸟儿韩与上官来弟之子。其父母双亡后,由母亲抚养成人。改革

开放后,与其妻耿莲莲合办“东方鸟类中心”,骗取银行巨款,挥霍浪费,

穷奢极欲,后被判刑。鲁立人即蒋立人。后又改名李杜。先后担任过抗日爆

炸大队政委、独纵十六团政委、高东县县长、副县长、农场场长,在生活困


(6)

鲁胜利鲁立人与上官盼弟之女。幼时曾经由母亲抚养,后被其父母接回

县城读书。改革开放后,担任过工商银行大栏市分行行长、六栏市市长,因

贪污受贿被判死刑。

孙不言上官家邻居孙大姑之长孙,生来即哑。曾经与上官来弟订婚,上 官 来 弟 与 沙 月 亮 私 奔 后,他 参 加 了 八 路 军 爆 炸 大 队 。 后 与 鸟 仙 上 官 领 弟 结 婚。解放后他参加了抗美援朝,荣立大功,身体残疾。在政府的帮助下,与孀 居 在 家 的 上 官 来 弟 结 婚 。 当 他 发 现 了 上 官 来 弟 与 鸟 儿 韩 的 恋 情 后,愤 而 搏 斗。被上官来弟打中要害死亡。

纪琼枝上官金童的启蒙老师。五七年被错划成右派、改革开放后,曾任