49
Uji multikolinieritas dilakukan menghitung nilai variance inflation factor VIF dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10
menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa
ditolerir Ghozali, 2005. b.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu observasi ke observasi
lain. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang
diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat
dilhat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebbarannya normal. Uji ini
perlu dilakukan karena semua statistik parametik memiliki asumsi normalitas sebaran. Formularumus yang digunakan untuk melakukan
50
suatu uji t-test misalnya dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari populasi yang sebenarnya normal
Ghozali, 2005.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel
yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ e Keterangan :
Y : Audit Judgment
X
1
: Pengalaman X
2
: Independensi X
3 :
Kompleksitas Tugas a
: Konstanta b
x
: Koefisien regresi e
: Error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data
51
baik secara individu maupun model, bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linear
berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji
statistik ini meliputi:
a. Uji R
2
koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square R
2
untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu pengalaman audit, independensi auditor dank kompleksitas tugas
berpengaruh terhadap audit judgment. Nilai R
2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 0
≤R
2
≤1. Jika nilai R
2
bernilai besar mendekati 1 berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R
2
bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas Ghozali, 2005:83.
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R
2
adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam
52
model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R
2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Tidak seperti R
2
, nilai Adjusted R-square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model Ghozali, 2005:83. Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R- Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.
b. Uji signifikansi simultan uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria
pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel independen yaitu
pengalaman audit, independensi auditor dan kode etik secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu audit
judgment Ghozali, 2005:84.
c. Uji signifikansi parameter individual uji statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi
variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara
individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya Ha diterima. Sebaliknya jika
probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual
53
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya Ha ditolak Ghozali,2005:85.
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2005:2, variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang
ditetapkan dalam suatu penelitian yang dimakudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya.
1. Variabel bebas variabel independen Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terderi dari: a. Pengalaman audit
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan general auditing. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel pengalaman
audit yaitu: dimensi jangka waktu menekuni bidang audit dan dimensi banyaknya penugasan audittemuan kasus yang pernah ditangani.
Instrument pengukuran variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Firmansyah 2010. Variabel ini digali
dengan beberapa pernyataan. Semua item pertanyaan diukur pada skala likert 1 sampai 5.
54
b. Independensi Independensi adalah sikap yang tidak mudah dipengaruhi oleh
siapapun dan kondisi apapun serta mampu bertindak dengan integritas yang tinggi. Independensi auditor dapat diukur dari seberapa dekat
hubungan auditor dengan kliennya, apakah terdapat hubungan keluarga, hubungan bisnis, besarnya audit fee dan jasa non audit yang diberikan oleh
KAP kepada kliennya. Variabel independen diukur dengan memberikan pertanyaan mengenai independensi melalui kuesioner yang didapat dari
Firmansyah 2010 dengan menggunakan skala likert, yaitu terdiri dari 1 skala sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
c. Kompleksitas tugas Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek
penyusun dari kompleksitas tugas. Tingkat sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur
adalah terkait dengan kejelasan informasi information clarity.
2. Variabel terikat Dependent Variabel Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung pada
faktor-faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Audit Judgment.
55
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
No Variabel
Dimensi Indikator
Skala Pengukuran
1. Pengalaman
Audit Firmansyah,
2010 Jangka waktu audit
Jumlah klien Analisis masalah
Lama melakukan audit
Interval Jumlah klien yang
sudah diaudit Menganilis masalah
dan pengambilan keputusan
Jenis perusahaan Jenis perusahaan
yang diaudit 2.
Independensi Auditor
Firmansyah, 2010
Lama hubungan dengan klien audit
tenure Lama mengaudit
klien Interval
Tekanan dari klien. Pemberian Sanksi
dan ancaman pergantian auditor
dari klien Besar fee audit yang
diberikan Fasilitas dari klien
Telaah dari rekan auditor peer review.
Jasa non audit. Manfaat Telaah dari
Auditor Interval
Pemberian jasa audit dan non audit
pada klien yang sama
Pemberian jasa non audit dapat
meningkatkan informasi pada
laporan keuangan
56
3. Kompleksitas
Tugas X
2
Wood 1980 dalam Murdisar
dan Nelly 2007
1. Kompleksitas komponen
1.Kurangnya pemahaman
terhadap tugas 2. Tidak adanya
informasi
yang dibutuhkan
3.Tanggun jawab
dalam penugasan
audit 4.Alat bantu dalam
Menyelesaikantugas Interval
2. Kompleksitas koordinatif
a. Job description
deskripsi jabatan
b. Supervisi dan
review dari
atasan Keterbatasan waktu
dalam menyelesaikan
tugas Interval
4. Audit Judgment
Y Susanti, 2010
1. Pengalaman a. Memiliki
pelatihan teknis b. Memiliki banyak
penugasan audit c. Memudahkan
mendeteksi adanya kesalahan
dalam audit
d. Membuat judgment
yang baik
e. Lebih ahli dalam pengungkapan
kekeliruan Interval