Audit Judgment Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)
36 Pertimbangan auditor auditor judment sangat tergantung pada persepsi
mengenai situasi. Judgment yang merupakan dasar dari sikap profesional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya, dan sebagainya, tetapi yang
paling signifikan dan tampak mengendalikan semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam menghadapi situasi dengan mengingat
keberhasilan dari situasi sebelumnya. Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi, dimana faktor utama yang
mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang kita yakini sebagai kebenaran Siegel dan Marconi, 1989 dalam Susanti 2010.
Boynton 2002 dalam Mulyani 2008 auditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya dalam pelaksanaan audit dan pembuatan laporan audit dengan
cermat dan seksama. Pentingnya pertimbangan judgment dalam proses pengauditan merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap tahap pengauditan.
Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu pendapat atau perkiraan
mengenai suatu objek, peristiwa, status, dan jenis peristiwa lainnya. Dalam mulyani 2008 disebutkan adanya faktor-faktor fundamental audit judgment,
yaitu : a. Pengalaman
Dalam menganalisis audit judgment, pengalaman merupakan komponen audit expertise yang penting. Pengalaman merupakan suatu faktor yang sangat vital
37 dalam
mempengaruhi judgment
yang kompleks.
Penelitian menginvestigasikan pengaruh kompleksitas tugas atau audit judgment dalam
berbagai tingkatan pengalaman. Mereka menemukan bahwa pertimbangan auditor tidak berpengalaman mempunyai tingkat populasi kesalahan yang
signifikan lebih
besar dibandingkan
auditor berpengalaman
Abdolmuhammadi dan Wring, 1987, Butt 1988 dalam Mulyani, 2008. b. Pengetahuan
Auditor harus memiliki baik pengetahuan yang bersifat umum maupun yang khusus dan pengetahuan area auditing, akuntansi dan klien, juga harus
mengetahui karakteristik klien yang akan diaudit karena masing-masing perusahaan berbeda-beda. Pengetahuan khusus tentang suatu industri akan
membawa dampak positif terhadap hasil kerja auditor Djaddang dan Parmono, 2002 dalam Mulyani, 2008. Komponen pengetahuan knowledge
component, merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen pengetahuan meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur,
dan pengalaman. Pengalaman dalam beberapa literatur auditing sering digunakan sebagai surrogate dari pengetahuan, sebab pengalaman akan
memberikan hasil dalam menghimpun dan memberi kemajuan bagi pengetahuan Kanfer dan Stanner, 1989 dalam Mulyani, 2008.
Menurut Browndan Stanner 1983 dalam Murdisar dan Nelly 2007 perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara
38 auditir menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahan diartikan dengan
seberapa banyak perbedaan deviasi antara kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan kriteria yang telah distandarkan.
Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut tersebut
Tubbs, 1992 dalam Mulyani, 2008. Secara umum seorang auditor harus memiliki pengetahuan-pengetahuan mengenai general auditing, fungsional
area, computer auditing, accounting issue, specific industry, general world knowledge pengetahuan umum, dan problem solving knowledge Bedard dan
Michelene, 1993 dalam Susanti, 2010.