13 untuk memperoleh bukti berkenaan dengan setiap tujuan spesifik. Dari bukti-
bukti yang terkumpul, auditor akan sampai pada kesimpulan apakah asersi manajemen telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Selanjutnya, kesimpulan tentang asersi secara individual akan digabungkan untuk sampai
pada pendapat atas kewajaran laporan keuangan secara menyeluruh.
3. Jenis-jenis Audit
Menurut Kell dan Boyton 2003:6, auditing dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini tipe audit terbagi ke
dalam tiga kategori : audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Berikut penjelasan mengenai ketiga audit tersebut :
a. Audit Laporan Keuangan Financial Statement Audit Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian
bukti mengenai laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum PABU. Audit laporan keuangan ini dilakukan oleh external auditor biasanya atas permintaan klien, kecuali dalam audit
laporan keuangan BUMN yang dilakukan oleh BPK atau BPKP memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan undang-undang atau
peraturan yang ada. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit. Laporan audit ini
14 dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang
saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak. b. Audit Kepatuhan Compliance Audit
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun
operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan- aturan, dan regulasi yanng telah ditentukan. Ukuran kesesuaian audit
kepatuhan adalah correctness, misalnya : ketepatan SPT-tahunan dengan undang-undang pajak penghasilan. Hasil audit kepatuhan umumnya
dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. c. Audit Operasional Operating Audit
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Tujuan audit operasional adalah : 1 mengevaluasi kinerja, 2 mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan 3 membuat
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Audit operasional sering disebut juga dengan manajemen audit atau performance audit.
Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah keefesienan, keefektifan, dan keenomisan.
15
4. Jenis-jenis Auditor
Menurut Boynton 2003:8, Auditor dapat dibedakan menjadi 3 tiga jenis,
yaitu : a. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor
pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1 Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan BPK sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat 1 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi
“Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri”.. ayat 2 “Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya”. Badan
Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen.
2 Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah APFP yang dilaksanakan oleh
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, Inspektorat Jenderal DepartemenLPND, dan Badan Pengawasan Daerah.
16 b. Auditor Intern
Merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
c. Auditor Independen atau Akuntan Publik Adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar
dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu
Kantor Akuntan Publik KAP.
Namun, Arens Loebbecke 2010:96, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:
1. Auditor Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak DJP yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara
dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor
Pelayanan Pajak KPP dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
17 Karikpa. Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab
Karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.
5. Peranan Auditing
Guy et al 2002:3 kebutuhan akan audit diakibatkan oleh empat faktor yang mendasarinya, yaitu :
a. Kompleksitas Volume aktifitas ekonomi dalam dunia bisnis dan entitas lainnya
bersamaan dengan kompleksitas pertukaran ekonomi tersebut, seringkali mempersulit pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelakuan
akuntansi dan pengungkapannya membutuhkan jasa akuntan profesional. b. Jarak
Dalam lingkungan saat ini, pengambilan keputusan biasanya terpisah dari organisasi. Jarak dapat meningkatkan salah saji baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja, sehinga meningkatkan permintaan akan pihak independen untuk memeriksa catatan keuangan.
c. Bias dan Motif penyaji Apabila informasi keuangan disajikan dari sumber yang kurang
independen, maka pengguna informasi keuangan mungkin akan menyangsikan bias dan motif penyaji. Penyaji informasi keuangan
mungkin menghadapi pertentangan kepentingan conflict of interest baik
18 disengaja maupun tidak disengaja dengan pengguna informasi keuangan
tersebut. Bias dan potensi pertentangan dapat menciptakan kebutuhan akan pihak independen untuk meningkatkan kredibilitas informasi
keuangan entitas dengan mengaudit laporan keuangan. Jadi independen seorang auditor merupakan suatu keharusan bagi para pengguna untuk
mempercayai bahwa audit adalah berbobot dan bernilai. d. Konsekuensi
Salah satu karakteristik dari masyarakat kita adalah partisipasi investor, perusahaan dan entitas lain yang meluas dan mendalam dari pasar. Dalam
lingkungan ekonomi saat ini, keputusan ekonomi seringkali melibatkan pengeluaran yang sangat besar dan mempengaruhi banyak orang.
Keputusan penting ini membutuhkan informasi yang relevan dan handal.
6. Standar Auditing
Merupakan pedoman untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan.
Standar audit mencerminkan ukuran mutu pekerjaan audit laporan keuangan. Menurut Rahayu 2010:41 standar audit terbagi atas sepuluh
standar, dan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:
19 a. Standar umum
1. Keahlian dan kompetensi teknis yang memadai 2. Sikap mental yang independen
3. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama b. Standar pekerjaan lapangan
Merupakan pedoman auditor dalam melaksanankan prosedur audit. Standar pekerjaan lapangan antara lain:
1. Perencanaan dan supervisi audit a. Perencanaan
Merupakan pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan , yang meliputi penentuan:
1. Sifat, luas, dan pelaksanaan audit 2. Program audit
b. Supervisi Mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit
atau penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah:
1. Memberikan instruksi kepada asisten. 2. Menjaga informasi masalah-masalah penting yang dijumpai
dalam audit. 3. Mereview pekerjaan yang dilaksanakan.
20 4. Menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor
akuntan. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern yang memadai untuk merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan
ruang lingkup pengujian dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas
laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan.
3. Bukti kompeten yang cukup Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
B. Profesi Akuntan Publik
1. Pengertian Akuntan Publik
Pengertian akuntan publik menurut RUU Akuntan Publik adalah: “Akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana
telah diatur dalam Undang- undang Akuntan Publik”.
Keputusan Menteri Keuangan No.423KMK.062002 menjelaskan yang dimaksud dengan akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh
21 izin dari Menteri untuk memberi jasa sebagaimana diatur dalam Keputusan
Menteri ini. Mulyadi 2002:4 membedakan pengertian antara akuntan publik
dengan auditor independent sebagai berikut : “Akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari inilah
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan
”. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan pengertian
akuntan publik adalah para akuntan yang bekerja di bawah atap Kantor Akuntan Publik yang mana kegiatannya menyediakan jasa sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik yang menyatakan pendapat atas kewajaran dari laporan keuangan.
2. Akuntan Sebagai Profesi
Makna kata profesi menurut Harefa 1999 dalam Aliyah 2010 adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan kemahiran yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi moral yang mendalam. Sedangkan profesionalisme adalah
sikap atau perilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Seorang akuntan agar dikatakan profesi, ia harus memiliki beberapa
syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi mempercayai hasil kerjanya. Adapun ciri profesi menurut
Harahap 2008:88 adalah sebagai berikut :
22 a. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman
dalam melaksanakan keprofesionalannya. b. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku
anggotanya dalam profesi itu. c. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat
atau pemerintah. d. Keahliannya dibutuhkan masyarakat.
e. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat social credibility.
3. Jasa yang Diberikan Oleh Akuntan Publik
Menurut Pamudji 2010 dalam Aliyah 2010, jasa yang diberikan oleh para staf profesional suatu kantor Akuntan Publik dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi.
a. Jasa Atestasi
Atestasi attestation adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai,
dalam semua hal yang signifikan, dengan kinerja yang telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain pihak ketiga. Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis :
23 1. Auditing
Jasa auditing mencakup perolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi
yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Dalam menghasilkan jasa auditing ini. Auditor memberikan keyakinan positif positive
assurance atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis.
2. Pemeriksaan Examination Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan
oleh akuntan publik yang berupa pernyataan pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian pengendalian intern
suatu entitas dengan kriteria yang ditetapkan oleh instansi pemerintah atau badan pengatur.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh profesi akuntan publik terhadap laporan keuangan historis disebut dengan istilah auditing dan
akuntan publik yang menghasilkan jasa auditing disebut dengan istilah auditor. Pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain terhadap
laporan keuangan historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan istilah pemeriksaan, dan akuntan