Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti
misalnya membeli aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain investasi jangka saham.
5. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena
harapan keuangan terus membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun
sebelumnya.
6. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan
mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik barang dan aktiva tetap dan membelanjai penjualan
kredit dalam volume fisik yang sama.
7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. Manajemen tidak
menyisihkan sebagian pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.
Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen modal kerja. Rasio-rasio ini mencakup rasio-rasio likuiditas rasio modal kerja.
Menurut Djarwanto 2004: 149 rasio ini terdiri dari current ratio, acid test ratio quick ratio, receivables turnover, inventory turnover, tingkat tersedianya uang
kas untuk membelanjai operasi perusahaan, working capital turnover, dan current assets turnover.
1. Current ratio rasio lancar menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan. Rasio
lancar diperoleh dengan membagi aktiva lancar current assets dengan utang jangka pendek current liabilities.
2. Acid test ratio atau quick ratio atau rasio cepat didapatkan dengan
membandingkan kas dan aktiva lancar lainnya setelah dikurangi persediaan dengan utang jangka pendek. Persediaan tidak ikut diperhitungkan karena
dianggap memerlukan waktu lama untuk direalisasi menjadi uang, dan tidak pasti apakah akan terjual atau tidak.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
3. Receivables turnover tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan
membagi nilai penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata atau piutang akhir. Jika perputaran piutang semakin tinggi maka akan semakin baik karena
modal kerja yang tertanam dalam piutang akan semakin rendah. 4.
Inventory turnover tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan dibeli kembali selama satu periode akuntansi.
Tingkat perputaran persediaan didapatkan dengan membagi harga pokok penjualan cost of goods sold atau nilai penjualan neto dengan persediaan
rata-rata. 5.
Tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi dapat ditentukan dengan membandingkan ongkos dan biaya operasi dengan saldo kas dan surat-
surat berharga. 6.
Working capital turnover tingkat perputaran modal kerja dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja. Perputaran modal kerja
merupakan rasio antara penjualan dengan modal kerja. 7.
Current assets turnover tingkat perputaran aktiva lancar menunjukkan berapa kali rata-rata aktiva lancar digunakan untuk membayar ongkos dan
biaya. Tingkat perputaran aktiva lancar dihitung dengan membagi total cost dan expense dengan rata-rata total aktiva lancar.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja