Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
a. Neraca
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva dan kewajiban serta
modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan tersebut pada saat tertentu. Neraca menurut Djarwanto 2004: 20 adalah ”suatu laporan yang sistematis
tentang aktiva assets, utang liabilities, dan modal sendiri owner’s equity dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu”. Purba 2002: 36 mengemukakan bahwa
”neraca menggambarkan posisi keuangan financial position sebuah perusahaan pada saat tertentu biasanya per 31 Desember setiap tahun. Neraca juga
menggambarkan total investasi total investment dan total pembelanjaan total financing pada saat tertentu”. Dimana total investasi itu disebut aktiva assets
yang letaknya pada sisi kiri dan total pembelanjaan itu disebut pasiva liabilities and equity pada sisi kanan.
Sundjaja dan Barlian 2002: 69 menyebutkan bahwa ”neraca balance sheet adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu
saat tertentu”. Sementara menurut Stice dan Skousen 2004: 136 yang dikutip dari Statement of Financial Accounting Concepts SFAC aktiva merupakan
”kemungkinan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di
masa lalu”. Dari beberapa pengertian neraca tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
neraca terdiri dari tiga bagian pokok yaitu sebagai berikut:
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
1. Aktiva
Aktiva aset adalah sumber ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh suatu perusahaan. Aktiva disebut juga sebagai harta yang dimiliki perusahaan
yang berperan dalam operasi perusahaan. Menurut Djarwanto 2004: 20 ”aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan.” Dimana aktiva ini dapat
berupa kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan tersebut. Djarwanto juga menjelaskan bahwa ”harta kekayaan tersebut harus
dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas”.
Secara garis besar, aktiva dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut Purba 2002: 37 aktiva lancar
adalah ”kas atau yang dapat diubah menjadi dalam waktu kurang dari tahun”. Hal ini juga berarti aktiva mempunyai perputaran kurang dari satu tahun. Sementara
Djarwanto 2004: 25 mengemukakan bahwa ”aktiva lancar mencakup uang kas, aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang dapat diharapkan dapat direalisir
menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumir selama jangka waktu yang normal biasanya satu tahun”.
Ikatan Akuntan Indonesia 2007: 1.7 mengemukakan bahwa suatu aktiva aset diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva itu:
a Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
b Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 dua belas bulan dari tanggal neraca; atau
c Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Purba 2002: 39 mendefinisikan bahwa aktiva tidak lancar
aktiva tetap adalah ”aktiva yang berumur lebih dari satu tahun buku. Aktiva ini merupakan aktiva jangka panjang”. Purba juga menjelaskan karakteristik dari
aktiva tetap yaitu sebagai berikut:
a. Berumur lebih dari satu tahun