Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
tersebut. Sementara jika perusahaan membiayai kebutuhan modal kerja dengan pinjaman, maka harus direncanakan dengan matang agar tidak mengakibatkan
berkurangnya laba yang seharusnya diperoleh ataupun menimbulkan beban di masa mendatang bagi perusahaan.
Sundjaja dan Barlian 2002:154 mengemukakan alasan pentingnya melakukan manajemen modal kerja, yaitu:
1. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer
digunakan untuk mengatur modal kerja lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva
lancar dan seperempat dari waktu manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar.
2. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar
merupakan bagian investasi dan pinjaman yang besar. Aktiva lancar dan uhtang lancar merupakan pos yang cepat berubah.
3. Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan
menyewa, tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan.
Modal kerja merupakan determinan besar dalam kebanyakan investasi total perusahaan. Usaha yang dilakukan untuk mengelola tingkat investasi perusahaan
dapat memberi pengaruh besar bagi profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Keown 2000:659 menyebutkan bahwa “mengelola modal kerja bisa dianggap
mengelola likuiditas perusahaan yang pada akhirnya berakhir pada investasi perusahaan pada aset lancar, dan penggunaan kewajiban lancarnya.” Umumnya,
semakin besar investasi perusahaan dalam aktiva lancar, maka semakin besar pula likuiditasnya. Dan untuk meningkatkan likuiditasnya, perusahaan bisa
menginvestasikan dana tambahan dalam bentuk kas atau surat berharga. Akan tetapi keputusan ini berkaitan dengan keseimbangan karena aktiva lancar
mengahsilkan sedikit pengembalian atau bahkan tidak ada pengembalian. Tetapi
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
perusahaan dapat mengurangi risiko likuiditas dengan mengurangi keseluruhan pengembalian dalam dana yang diinvestasi atau sebaliknya.
Manajemen modal kerja netto menurut Purba 2002: 125 adalah “berkaitan dengan pengaturan dari berbagai bentuk aktiva lancar maupun hutang lancar.
Artinya manajemen modal kerja netto berkaitan dengan pembuatan keputusan bagaimana aktiva lancar dibelanjai dengan hutang jangka pendek short term
debt, hutang jangka panjang long term debt atau modal sendiri equity”. Van Horne dan Wachowicz 2005: 309, menyatakan bahwa “manajemen
modal kerja adalah hal yang paling penting, jika tidak ada hal lainnya daripada proporsi waktu manajer keuangan yang harus didedikasikan untuk hal tersebut.
Akan tetapi, yang paling penting adalah, pengaruh keputusan modal kerja atas risiko, pengembalian, dan harga saham perusahaan”.
Menurut Syahyunan 2004:36 kegiatan dalam manajemen modal kerja “mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.” Modal kerja
haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan terhindar dari kemungkinan menghadapi
masalah likuiditas. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:
1 Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih
Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008.
USU Repository © 2009
besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2 Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar. 3
Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Djarwanto 2004:89 menyebutkan bahwa selain memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan,
modal kerja yang tersedia dalam jumlah cukup juga memiliki manfaat lain yaitu:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai