2.12. Asuransi Syariah
2.12.1. Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD Republik Indonesia adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi. Untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Sedangkan pengertian asuransi syariah menurut fatwa DSN-MUI yaitu Asuransi Syariah
Ta’min, Takaful atau Tadhamun adalah usaha saling tolong menolong di antara sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk aset
danatau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud adalah akad yang tidak mengandung unsur gharar
penipuan, maysir perjudian, riba, zuhlm penganiayaan, risywah suap, barang haram dan maksiat.
Dari pengertian di atas, sebenarnya perbedaan utama dari asuransi syariah dan konvensional terletak pada tujuan dan landasan operasional. Dari sisi tujuan,
asuransi syariah bertujuan saling menolong ta’awuni sedangkan dalam asuransi
konvensional tujuannya penggantian tabaduli. Dari aspek landasan operasional, asuransi konvensional melandaskan kepada peraturan perundangan, sementara
asuransi syariah melandaskan pada peraturan perundangan dan ketentuan syariah. Dari kedua perbedaan ini muncul perbedaan yang lainnya, mengenai hubungan
perusahaan dan nasabah, keuntungan, memperhatikan larangan syariah, dan pengawasan.
2.12.2. Akad Dalam Asuransi Syariah
Di dalam melakukan asuransi syariah, ada dua akad yang terlibat, yaitu akad
Tabarru’ dan tijarrah. Akad tabarru’ merupakan akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan
komersial. Sedangkan akad tijarrah adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan komersial.
Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan: 1. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan.
2. Cara dan waktu pembayaran premi. 3. Jenis akad tijarrah danatau akad
tabarru’ seta syarat-syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.
2.12.3. Prinsip Asuransi Syariah
Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu tolong-
menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa dan alta‟min rasa
aman. Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga yang besar yang satu dengan lainnya saling menjamin dan
penanggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli saling menanggung, bukan akad tabaduli saling
menukar yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukaran pembayaran premi dengan uang pertanggungan.
Para pakar ekonomi Islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas tiga prinsip utama, yaitu:
1. Saling bertanggung jawab, yang berarti para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan menolong
peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan ikhlas adalah ibadah.
2. Saling bekerja sama atau saling membantu, yang artinya diantara para peserta asuransi takaful yang satu dengan lainnya saling bekerja sama dan
saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita.
3. Saling melindungi penderitaan satu sama lain, yang berarti bahwa para peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain
yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya.
2.12.4. Landasan Al-
Qur’an dan Hadits Asuransi Syariah