panjangnya satu kalimat dalam tiap-tiap paragraf, maka analisa ditulis berdasarkan tiap paragraf.
B. Hasil Penggunaan Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki dalam Artikel Waria..oh..Waria Edisi 12 Bulan Oktober 2009- Februari 2010
1. Paragraf Kesatu
Tabel 4.1. No
Teks Sintaksis Skrip
Tematik Retorik
1 Waria..oh..Waria
Headline who 2
Cantik, seksi
dan menggoda atau bahkan
menyeramkan, mungkin itulah
kesan-kesan pertama yang ditangkap
oleh masyarakat
saat melihat waria.
Lead Wha,
who Apa
kesan pertama yang
dilihat dari
waria. K
: dan, yang
L : Cantik, seksi,
dan menggoda atau
bahkan menyeramkan.
3. Sebagai
bagian dari
warga Negara, tak bisa dinafikan bahwa waria
ada di lingkungan sosial kita, baik sebagai teman,
tetangga atau bahkan bagian dari keluarga kita.
Lead what
who Keberadaan
waria tak
bisa dinafikan ada
di lingkungan masyarakat.
KG
: Kita 4.
Cantik, seksi
dan berbagai atribut lain dari
waria yang menunjukkan penampilan
fisik hanyalah kesan luar yang
pertama dilihat
dari waria,
padahal jika
dipahami secara
mendalam, permasalahan mengenai
waria jauh
lebih rumit
dan kompleks
dari hanya
sekedar penampilan
Lead What
Who why
Penampilan fisik
waria tidak seperti
masalah kompleks
yang
dia hadapi
K:
yang, padahal, dan
L :
Cantik, Seksi, atribut.
fisiknya saja.
Headline yang menjadi judul artikel merupakan kata-kata yang ditonjolkan oleh penulis, pengulangan kata waria dengan kata sambung oh.. Ditonjolkan dengan
maksud memberi gambaran betapa peliknya masalah yang dihadapi oleh waria. Lead yang mengawali artikel ini termasuk ke dalam lead kontras contrast lead, lead yang
mempertentangkan sesuatu. Dalam lead dijelaskan pertentangan antara penampilan fisik waria, kesan pertama yang ditimbulkan pada masyarakat yang jauh berbeda
dengan masalah pelik yang mereka hadapi. Selain itu penulisan lead dalam artikel ini tergolong ke dalam lead informal,
yaitu lead yang hanya mengandung sebagian unsur berita what, who, why dan how, dan dituliskan dalam tiga kalimat dalam satu paragraf. Unsur berita yang paling
menonjol adalah unsur who waria dan what apa permasalahan yang dialami oleh waria.
Pada bagian tematik, paragraf satu ini menjelaskan tentang bagaimana waria dipandang dalam masyarakat dan permasalahan yang mereka hadapi. Kata koherensi
dilambangkan dengan huruf K yang sering digunakan adalah kata dan serta yang,
kedua kata ini merupakan penunjuk koherensi penjelas yang berarti proposisi setelah kata tersebut merupakan proposisi penjelas dari proposisi selanjutnya. Yang menarik
dari paragraf ini adalah munculnya penggunaan kata ganti KG
“kita”, hal ini dimaksudkan penulis guna membangun kedekatan antara penulis yang mewakili
waria dengan pembaca di luar waria. Bentuk kalimat yang digunakan terdiri atas dua
yaitu bentuk kalimat aktif dan pasif. Penggunaan kalimat aktif dan pasif ini mengandung makna tersendiri, hal ini dapat dilihat dari kata kerja yang digunakan
oleh penulis. Dari bentuk kalimat dapat disimpulkan bahwa pada paragraf kesatu wartawan banyak menggunakan kalimat pasif seperti pada kalimat:
Cantik, seksi dan menggoda atau bahkan menyeramkan, mungkin itulah kesan-kesan pertama yang ditangkap oleh masyarakat saat melihat waria.
Sebagai bagian dari warga Negara, tak bisa dinafikan bahwa waria ada di lingkungan sosial kita,
penampilan fisik hanyalah kesan luar yang pertama dilihat dari waria
Penggunaan kalimat ini dimaksudkan untuk menggambarkan waria sebagai objek dan posisi mereka sebagai kaum yang terpinggirkan.
Selanjutnya adalah unsur retorik, yang lebih ditekankan adalah bagian
leksikon L. Dalam memilih kata-kata untuk menggambarkan waria, wartawan
berulangkali menyebut kata cantik, seksi dan berbagai atribut lain.
2. Paragraf Kedua