Analisis Framing Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki

2. Media adalah agen konstruksi Media adalah subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan bias dan pemihaknya. 3. Berita bukan refleksi realitas Berita yang kita baca hanya konstruksi dari realitas kerja jurnalistik yang hadir di hadapan khalayak. 4. Berita bersifat subjektif atau konstruksi realitas Opini tidak dapat dihilangkan ketika meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif. 5. Etika Pilihan moral dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita. 36

H. Analisis Framing Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara- cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana 36 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, ideology, dan Politik Media, Yogyakarta; LKiS, 2002, h. 19-27 perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. 37 Perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut. 38 Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur koseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepngan-kepingan perilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca realitas. 39 Pada intinya framing merupakan penempatan berbagai informasi dalam konteks yang khas sehingga elemen isu tertentu memiliki alokasi yang lebih besar dalam kognisi individu dibandingkan dengan elemen isu yang lain. 40 Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing. Keempat dimensi struktural tersebut membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita 37 Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 161-162 38 Bimo Nugroho, Eriyanto, Franz Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999, h.21 39 Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, h. 162 40 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Gitanyali, 2004, h. 181 mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Keempat struktur itu adalah: 41 1. Struktur Sintaksis Struktur sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita headline, lead, latar informasi, sumber, penutup dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Pengertian yang paling sederhananya adalah susunan kata dalam kalimat. Segi sintaksis seringkali muncul dalam bentuk piramida terbalik. Struktur ini dapat memberikan petunjuk mengenai bagaimana majalah memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut dibawa. 42 Sedangkan dalam tatanan wacana, struktur sintaksis terdiri atas susunan atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita. Struktur sintaksis biasanya ditandai dengan “struktur piramida terbalik” dan bahasa penandaan sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline, lead, episode runtutan cerita, background latar belakang dan ending yaitu conclusion penutup. 43 Unit dari skema sintaksis adalah sebagai berikut: • Headline berita utama: menunjukkan kecenderungan berita dan mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti. 41 Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, h. 175-176 42 Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 h. 36. 43 Bimo Nugroho, eriyanto, Frans Surdiasis, Politik Media Mengemas Berita, Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999 h.31. • Lead teras berita: menunjukkan perspektif tertentu dari berita yang diberitakan • Latar Informasi: latar menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa dan dapat mempengaruhi makna yang ditampilkan. • Kutipan sumber: berfungsi mengklaim validitas pertanyaan berdasar klaim otoritas akademik, menghubungkan poin tertentu dengan melawankannya dengan pendapat mayoritas • Pernyataan • Penutup 2. Struktur Skrip Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagaimana dari suatu informasi penting yang disembunyikan. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H. Meskipun pola ini tidak selalu dijumpai pada setiap berita yang ditampilkan. Kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini menjadi penanda framing yang penting. Perangkat framingnya adalah kelengkapan berita. Unit kelengkapan berita: • Cara bercerita: bagaimana peristiwa diramu menjadi skenario yang bermakna. Bagaimana cara peristiwa dipahami tergantung bagaimana wartawan meletakkan bagian-bagian peristiwa dalam urutan tertentu. • Unsur 5 W + 1 H what, who, where, when, why dan how, dapat menjadi frame yang penting atau biasa disebut dengan unsur kelengkapan berita. 3. Struktur tematik Berhubungan dengan fakta yang ditulis. Penempatan dan penulisan sumber berita ke dalam teks secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Tema itulah yang akan dibuktikan dengan susunan atau bentuk kalimat tertentu, preposisi, atau hubungan antar preposisi. Perangkat yang digunakan dalam struktur tematik ini adalah detail, koheresi, bentuk kalimat, kata ganti. Unit yang diamati dari keempatnya adalah: • Paragraf: bagaimana paragraf menampilkan elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan sebuah media apakah informasi yang ditonjolkan yang menguntungkan dan mengandung citra baik atau sebaliknya. • Bentuk Kalimat: kalimat aktif digunakan supaya seseorang menjadi subjek atas pernyataan sedangkan kalimat pasif digunakan supaya seseorang menjadi objek dari pernyataan. • Hubungan antar kalimat: melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan koherensi untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa sebagai saling terpisah, berhubungan atau sebab akibat.  Kata ganti: penggunaan kata ganti saya, aku, dia, mereka, anda dan sebagainya erat kaitannya dengan bagaimana penulis menghubungkan dirinya dengan pembaca. 4. Struktur Retoris Menekankan arti tertentu ke dalam bentuk berita. Perangkat framingnya adalah leksikon, grafis, metafora.  Leksikon: menandakan bagaimana majalah memilih kata dari berbagai kemungkinan kata yang tersedia, unit yang diamati adalah kata dan idiom.  Grafis: yang biasanya muncul dalam bentuk foto atau gambar atau tabel. Grafis mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif, menunjukkan apakah suatu informasi dianggap penting dan menarik, sehingga harus difokuskan.  Metafora: cara penyampaian melalui kiasan dan ungkapan.

BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH WARIA INFORMATION GROUP