BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian dan Ruang lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah Secara Umum
Menurut bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan bentuk masdar dari kata kerja Da’aa, Yad’uu, da’watan yang mempunyai arti meyeru,
mengajak dan memanggil.
15
Arti kata dakwah dapat dijumpai dalam ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya:”Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mumin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mumin
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mumin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
16
15
Mahmud yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan PenyelenggaraPenerjemah Penafsiran Al-Qur’an, 1972, h.127
16
Moh.Rifa’I dan Rosihin Abdul Ghoni,Alqur’an dan Terjemahan Semarang: CV.Wicaksana ,h. 33.
Banyak ahli ilmu dakwah memberikan definisi dakwah yang berbeda-beda. Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan pandangannya tentang dakwah.
Untuk lebih jelasnya penulis akan kemukakan beberapa definisi menurut para ahli diantaranya:
1 Dalam Buku Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, H.S.M. Nasarudin Latif
memberikan definisi dakwah,” setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil manusia lainnya
untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis dan sayariat serta akhlak Islamiah.
17
2 Menurut M. Qurais Shihab dakwah adalah “seruan atau ajakan kepada keinsafan
atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun pada masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar
usaha peningkatan pemahaman keagamaan dan tingkah laku saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas, apalagi pada masa sekarang ia harus lebih
berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan”.
18
Setelah mengetahui berbagai makna dakwah menurut bahasa, maka penulis menarik kesimpulan bahwasannya dakwah sebagai suatu kegiatan untuk mengajak
manusia kejalan yang benar dan kejalan yang lurus sesuai perintah Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia baik dalam kehidupan
mereka di dunia dan akhirat. Seperti dalam surat An-Nahl ayat 125.
“Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa yang
17
Nasruddin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, tt, h. 11
18
M.Qurash Shihab,Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1998, cet. Ke-6, h.194
tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” An-Nahl: 125
19
Dalam proses upaya mengubah sesuatu kepada situasi lain yang baik sesuai ajaran agama Islam ataupun proses mengajak manusia ke jalan Allah, mentaati
perintahnya dan menjauhi larangannya. Maka dari proses tersebut dibutuhkan adanya unsur-unsur dakwah atau komponen-komponen yang terdiri dari, macam-macam
dakwah, subjek dakwah, materi dakwah, media dakwah dan objek dakwah. Menurut Sayyid Quthub, dakwah berpusat pada dua hal pokok. Pertama.
Memperkenalkan kepada manusia kepada Tuhan mereka yang sebenar-benarnya, yaitu Allah SWT dan membimbing mereka agar menyembah hanya kepada-Nya.
Dengan perkataan lain, tujuan dakwah yang terpenting, menurut Quthub, adalah ma’rifat Allah dan Tauhid Allah.
Kedua, dakwah menghendaki agar manusia menjadi Islam, yaitu sikap berserah diri serta tunduk dan patuh kepada Allah Swt semata. Islam bagi Quthub menjadi
misi semua Nabi dan utusan Allah dan merupakan ajaran inti dari setiap agama yang benar. Semua Nabi, dari Nabi Ibrahim a.s. hingga Nabi Muhammad Saw yang
membawa misi yang sama, yaitu al-islam.
20
2. Tugas dan fungsi Dakwah