52
B. Kerangka Berpikir
Dalam keseluruan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktifitas yang paling mendasar. Keberhasilan pembelajaran erat kaitannya dengan
kemampuan guru dalam memfasilitasi kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. yakni dengan mengembangkan segala kebutuhan pembelajaran seperti
merumuskan tujuan, menyusun acara pembelajaran, mengembangkan media pembelajaran, menetapkan teknik dan strategi pembelajaran serta cara bagaimana
mengevaluasi kemajuan pembelajaran. Untuk memudahkan seorang guru dalam mencapai keberhasilan belajar
mengajar maka dibutuhkan teori pembelajaran, sebagai prinsip dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru mampu membawa siswa untuk belajar aktif, motivasi
tinggi, kreatif dan inovatif. Sejalan dengan itu, peta konsep sebagai strategi dalam pembelajaran kimia
merupakan sebuah upaya dalam mempercepat pemahaman siswa mengenai suatu konsep, prinsip dan teori-teori sains, secara efektif dan simpel dalam pembuatnya.
Karakteristik penyajian peta konsep yang berupa gambar ataupun grafik dengan menggunakan kata kunci suatu konsep yang dihubungkan secara hirarkis alur
logis mampu meningkatkan daya kreatifitas dalam berfikir. Hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa seorang siswa akan lebih mudah mencerna ilmu
pengetahuan apabila di dalam dirinya sudah ada struktur dan strata intelektual, sehingga ketika ia berhadapan dengan bahan atau materi pelajaran, ia mudah
menempatkan, merangkai, dan menyusun konsep secara logis dan benar. Struktur dan strata intelektual terbentuk ketika intelek siswa beradaptasi
dengan hal-hal yang diserap pancaindera. Menurut ahli psikologi, Jean Piaget, sebagaimana tubuh kita mempunyai struktur tertentu agar dapat berfungsi, pikiran
kita juga mempunyai struktur yang disebut skema atau skemamata. Skema adalah struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi
dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya.
53
Skema juga disebut sebagai konsep, gambaran atau kategori dalam diri manusia yang terjadi ketika manusia menggunakan panca inderanya. Gambaran itu
akan semakin berkembang dan lengkap sesuai dengan tingkat pemahaman manusia. Dan apabila manusia mengintegrasikan gambaran baru ke dalama skema atau pola
yang sudah ada dalam pikirannya, maka ia melakukan proses asimilasi. Proses ini terjadi bila ada kesamaan konsep yang sudah ada atau melengkapi konsep itu. Dikala
manusia tidak menemukan kecocokan dengan konsep yang sudah ada maka manusia melakukan akomodasi. Dalam proses ini manusia membentuk skema baru
Oleh karenanya, pemahaman terhadap konsep merupakan satu aspek yang penting dalam pembelajaran. Tanpa mengetahui konsep, hasil dari pembelajaran akan
bersifat hafalan dan bukan lagi pembelajaran bermakna. Banyak siswa didapati tidak memahami konsep sains yang disebabkan seringnya mereka menghafal sesuatu
konsep dengan tidak memahami apa yang mereka katakan. Siswa menghafal makna
konsep atau pengertian dari buku teks secara langsung dan tidak dapat menggunakan perkataan sendiri untuk menjelaskan konsep tersebut, dan biasanya pengajaran ini
disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang hanya murni berorientasi pada target penyelesaian sejumlah materi dan bersifat hafalan konsep-konsep semata, tanpa
mengetahui jalinan yang membangun konsep tersebut. Seharusnya, kalaupun siswa belajar melalui tahapan menghafal, tahapan ini hanyalah sasaran antara, dan bukan
sasaran final. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru berperan sebagai fasilitator,
mediator sekaligus motivator, disamping itu guru juga harus memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya. Adapun dalam penilaian
kemajuan belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi dari
kegiatan pembelajaran, dalam arti pembelajaran di nilai dari proses, bukan hanya hasil akhir semata.
Oleh karena itu, penggunaan strategi peta konsep dalam pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek dengan melibatkannya secara aktif dalam
54
mengorganisir, menyusun, dan membuat peta konsep sesuai dengan pemahamannya. Sehingga siswa dalam keterampilan proses, sikap ilmiah, kreatifitas dan kemampuan
dalam mengaplikasikan suatu konsep semakin meningkat dan berkembang. Disamping itu, peta konsep juga berguna bagi guru sebagai alat untuk
mendiagnosa perkembangan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dengan melihat hasil pembuatan peta konsep siswa. Semakin baik peta konsep itu
dibuat dalam arti memuat informasi yang banyak maka dapat dipastikan bahwa pemahaman siswa juga baik.
Lebih lanjut, dengan maraknya penelitian tentang bagaimana otak bekerja dan cara otak menyimpan informasi menegaskan bahwa penulisan dengan peta konsep
merupakan cara yang tepat karena secara prinsipil sesuai dengan cara sel otak neuron bekerja Apabila kita menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka
dipastikan akan semakin baik pula informasi yang tersimpan dalam memori otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar akan semakin mudah dilakukan dengan efektif
dan efisien. Sehingga, materi yang dipelajari akan lebih mudah diingat, dipahami dan diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan.
Gambar 6. Diagram Kualitas Pendidikan
RAW SISWA
PROSES BELAJAR MENGAJAR
PEMBELAJARAN
Inputs Outputs
Skills Educated
Graduates Outcomes
SISWA’
KSA GURU
KSA = Knowledge, Skills and Attitude
Information Feedback Processes Measurement
Information Feedback Pengukuran Outputs Outcomes
Internal External
55
Gambar 7. Diagram Alur Kerangka Berfikir
56
C. Pengajuan Hipotesis