Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Sinaga dan borunya sekitar 350.000 orang. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk Kabupaten Samosir. Dengan kata lain, jika Marga Sinaga dan
borunya disatukan sudah bisa “mendirikan” satu sampai dua kabupaten. Selain di Samosir dan Toba, perkembangan pesat marga Sinaga berada di
Parapat, Simalungun secara keseluruhan, dan Tanah Karo. Penulis akan mengemukakan sejarah kedatangan marga Sinaga ke daerah Parapat dan Simalungun.
Karena Marga Sinaga terbilang besar populasinya, maka keturunannya berkumpul untuk memebentuk suatu organisasi yang diberi nama PPTSB Parsadaan Pomparan
Toga Sinaga Boru-Bere. Lalu memebangun sebuah tugu megah yang diberi nama Tugu Toga Sinaga dengan mengambil logo GALASIBOT, yang mengandung makna
mendalam yang akhirnya menjadi daya tarik wisata budaya yang layak untuk dikunjungi. Berikut akan dibahas penyebaran Marga Sinaga dan sejarah berdirinya
Tugu Toga Sinaga.
3.1.1 Kedatangan Marga Sinaga ke Girsang Parapat
Marga Sinaga yang datang ke Girsang Parapat adalah 3 orang dari keturunan Ompung Sinaga Bonor, yakni:
• Pomparan ni Ompunta Bonor Pande yang dinamakan juga Porti. • Pomparan ni Ompunta Tiang ni Tonga yang dinamakan juga Sidahapitu.
• Pomparan ni Ompunta Suhut ni Huta dinamakan juga Sangkal Horbo.
Ompunta Suhut ni Huta mempunyai 4 anak, yaitu: Nasumandar, Nahumutur, Sibaliot,
dan Sorak Maunok yang bergelar sebagai si Raja Tubing.
Gelar ini diberikan karena dia berbibir sumbing dalam Bahasa Batak tubing sama
Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
dengan sumbing. Selain gelar si Raja Tubing, dia juga diberikan gelar si Raja Tubu. Gelar terakhir ini konon diberikan karena keturunan dari Sorak Maunok itu tidak ada
yang sumbing. Berdasarkan penuturuan dari tua-tua Sinaga dari keturunan ke keturunan atau
dari generasi ke generasi Raja sorak Maunok atau Raja Tubing pergi meninggalkan tempat kelahirannya, yaitu Urat Samosir melalui perbukitan Samosir pertama-tama
ke Tomok lalu menyeberang danau menuju Sibaganding Panahatan dekat Parapat. Dari Parapat kemudian pergi ke Girsang dan kemudian menyeberangi dan
membangun perkampungan di Dolok Na Godang. Dari sana, kemudian pindah ke perkampungan dekat Gereja RK sekarang ini. Dengan alasan bahwa kampung yang
dimaksud jauh dari sumber air, maka akhirnya Raja Tubing pindah ke Sidallogan.
Di Sidallogan, dia mempunyai keturunan yang dinamai Suhut Maraja. Suhut
Maraja memperistrikan Boru ni Raja I Sihotang. Dari pernikahan tersebut lahirlah
anaknya yang bernama Sidasuhut dan Sidallogan. Kemudian Suhut Maraja memiliki
istri kedua, yaitu Boru Manurung. Dari Boru Manurung, Suhut Maraja memiliki anak,
yaitu Simaibang dan Simandalahi. Konon menurut cerita, setelah meniggalnya
Suhut Maraja, Simaibang menikahi ibunya sendiri, yaitu Boru Manurung dan
memiliki anak, yaitu Simanjorang. Dahulu, Sidasuhut dan Sidallogan lahir kembar
dalam satu “lambutan”. Untuk menentukan siapa yang menjadi kakaknya tergantung pada siapa yang lebih duluan menangis. Setelah dibelah “lambutan”, Sidasuhut yang
pertama kali menangis. Dengan demikian, urutan keturunan Suhut Maraja adalah: Sidasuhut, Sidallogan, Simaibang, dan Simandalahi. Dalam perkembangannya,
kelima keturunan Suhut Maraja itu mendirikan perkampungan masing-masing dan menamai kampung itu sesuai dengan namanya masing-masing.
Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Lalu, Raja Sidasuhut memiliki tiga orang anak, yaitu: Ompu Sidomdom, Ompu Hasangapon,
dan Ompu Mardoli-doli. Ompu Sidomdom tinggal marhuta
di Sipangan Bolon, Ompu Hasangapon tinggal marhuta di Girsang, sedangkan Ompu Mardoli-doli pergi merantau meninggalkan kampung kelahirannya, alasannya
karena dia merasa kesal mardandi terhadap kakak-kakaknya. Di perantauan, Ompu Mardoli-doli membuka perkampungan baru yang dinamai Silapit, yaitu tepatnya dekat
Simanindo. Dengan alasan rasa kesal mardandi, maka gelar yang diberikan kepadanya yaitu Ompu Na Mardandi sian Girsang.
3.1.2 Kedatangan Marga Sinaga ke Simalungun Horison