Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Lalu, Raja Sidasuhut memiliki tiga orang anak, yaitu: Ompu Sidomdom, Ompu Hasangapon,
dan Ompu Mardoli-doli. Ompu Sidomdom tinggal marhuta
di Sipangan Bolon, Ompu Hasangapon tinggal marhuta di Girsang, sedangkan Ompu Mardoli-doli pergi merantau meninggalkan kampung kelahirannya, alasannya
karena dia merasa kesal mardandi terhadap kakak-kakaknya. Di perantauan, Ompu Mardoli-doli membuka perkampungan baru yang dinamai Silapit, yaitu tepatnya dekat
Simanindo. Dengan alasan rasa kesal mardandi, maka gelar yang diberikan kepadanya yaitu Ompu Na Mardandi sian Girsang.
3.1.2 Kedatangan Marga Sinaga ke Simalungun Horison
Adalah suatu kebiasaan pada waktu itu yang turun temurun secara regular mengadakan pesta, begitu jugalah yang dilakukan oleh Ompunta Sinaga. Pesta Sinaga
yang dilaksanakan itu disebut pesta mamborat horbo. Dalam pesta hadir seluruh keturunan Sinaga, dan yang menjadi tuan rumahnya bolahan amak yaitu Sidallogan.
Untuk melaksanakan pesta sebagaimana biasanya, semua pihak saling berpartisipasi. Ompu Mardoli-doli dan beberapa orang semuanya 6 orang mendapat
tugas untuk mencari “borotan” ke hutan. Sesuai dengan tradisi, mereka diberangkatkan dengan acara resmi dengan tujuan supaya tidak ada halangan. Ompu
Mardoli-doli dan rombongannya berangkat menuju hutan Dolok Sirki, kemudian dianggap menjadi suatu “junjungan” Sinaga dari Girsang. Dalam pencariannya, Ompu
Mardoli-doli mengalami masalah, yaitu terlalu lama di hutan, sedangkan pesta harus segera dimulai sesuai jadwal. Terlalu lamanya di hutan diakibatkan dua hal, yaitu
sulitnya mencari borotan yang sesuai dan tersesat di hutan.
Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Di kampung tersebut, dimana pesta akan dilaksanakan, keturunan Sinaga yang lain sudah gelisah dan takut atas keselamatan Ompu Mardoli-doli dengan rombongan.
Untuk menyelamatkannya, mereka melaksanakan “margondrang.” Dalam waktu yang sama Ompu Mardoli-doli dan rombongan sudah menuju kampung dan
mendengar bunyi gondrang yang bertalu-talu, tetapi setibanya di kampung, gondrang berhenti. Berhentinya bunyi gondrang ditafsirkan oleh Ompu Mardoli-doli dan
rombongan sebagai tanda selesainya pesta tanpa keikutsertaan mereka, sehingga mereka berhenti di gerbang kampung dan tidak masuk ke dalam kampung.
Keadaan yang demikian oleh Sinaga yang sudah mengharapkan kedatangan mereka dan menyuruh mereka supaya masuk untuk bersama-sama memulai pesta,
tetapi mereka tetap tidak mau. Akhirnya diutuslah saudara perempuannya ibotonya Boru Sinaga untuk membujuk mereka masuk ke kampung dan ke rumah. Tapi mereka
meminta satu syarat untuk mau masuk ke rumah, yaitu seperangkat gondrang, tongkat panaluan, dan laklak harus ikut menjemput mereka di gerbang. Syarat itu dipenuhi,
tetapi permintaan itu hanyalah penipuan. Setibanya di gerbang kampung, perangkat gondrang, tongkat panaluan, dan
lakalak mereka kuasai dan mereka bawa lari. Hal ini memaksa si Boru Sinaga ikut melarikan diri karena takut kepada ibotona yang sedang menunggu-nunggu. Keenam
rombongan Ompu Mardoli-doli beserta ibotona lari dengan menaiki sampan solu, tetapi ternyata muatan solu hanya untuk 6 orang, sehingga salah satu dari mereka
harus tinggal. Mereka menaiki solu dan mendayung menurut arah angina. Pertama- tama mereka mendarat di Bokung kemudian ke Silapit Simanindo. Lalu tinggallah
seorang dari mereka di Simanindo. Dari Simanindo, mereka menyebar ke Galungan, Hasinggahan, dan Sikodon-kodon.
Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Keturunan Ompu inlah Marga Sianga yang pertama kali menyebar ke Simalungun Horison Tambun Raya, Tigaras, Salbe, Haranggaol, dan Pantai Danau
Toba lainnya yang masuk wilayah Simalungun. Gondrang, tongkat panaluan, dan laklak sampai saat ini tersimpan di Silapit Simanindo. Ibotona yang ikut melarikan
diri menikah dengan Marga Sidauruk.
3.1.3 Kedatangan Marga Sinaga ke Porsea, Tiga Dolok, dan Tanah Jawa