Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
dan benang warna putih adalah lambang kuasa dari Mangalabulan sebagai kebijaksanaan.
Begitu juga dalam struktur masyarakat batak, Dewata Trimurti Batak ini pun dijadikan sebagai landasan struktur kemasyarakatan, yang dikenal dengan sebutan
Dalihan Natolu, yang terdiri atas Hulahula, Dongan Sabutuha, dan Boru. Dimana hulahula disandang oleh Batara Guru, dongan sabutuha disandang oleh Soripada, dan
boru disandang oleh Mangalabulan. Sampai saat ini, parninggala sibola tali mengandung implikasi makna dalam
Weltanschauung Batak: tali pusat penciptaan, penyelenggaraan, dan berkat ilahi, penentu hidup-mati manusia, dan pengikat adat Dalihan Natolu. Dari situlah Marga
Sinaga menempatkan diri dalam disposisi dan keterampilan, sebagai penyandang ilmu hukum kepamongan lewat pilah muasal secara cermat-arif, untuk disusun baru secara
distingtif-integtral.
4.3 Letak Kekhususan Warisan Batak Galasibot
Galasibot sebagai logo visi-misi PPTSB, mempunyai dua kedekatan dengan ethos umum batak, yakni pertama lewat keaslian habatakonnya, dan kedua lewat ciri
khas ethos parninggala sibola tali. Harapan dan disposisi Marga Sinaga dalam keseluruhan mutu capaian Suku Batak adalah: Ilmu hukum kepamongan, lewat pilah
asal muasal secara distingtif-integral untuk disusun baru secara cermat-arif. Pada umumnya, kekhususan warisan budaya batak yang melekat pada warga
Galasibot terletak pada ilmu hukum kepamongan, lewat pilah muasal secara distingitf-integral, untuk disusun baru secara cermat-arif. Maksud penegasan ini ialah
bahwa warga Galasibot telah dikhususkan untuk mengkaji, menganalisis, mengolah, dan menyistematisasi tali-temali asal-usul dari hidup dan khazanah budaya batak.
Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam dimensi yang lebih multilateral lagi, diuraikan maknanya ialah warga Galasibot telah dicirikan oleh Parninggala Sibola Tali. Kehadiran tali-temali atau tali
pusat disini haruslah secara distingtif diuraikan, seperti “membelah tali”, dengan kecermatan dan kearifan unggulan, untuk “disinari” dan diperbaiki, kemudian dirakit
dan dipersatukan menjadi kesatuan senyawa yang utuh dan integral. Yang menjadi keunggulan disposisi dan keterampilan Sinaga ini adalah: ilmu
huku m kepamongan, lewat pilah muasal secara distingtif-integral, untuk disusun baru secara cermat-arif. Peranan khusus dari semua warga Galasibot merupakan
pengembangan lanjut dan secara khusus merupakan prinsip dari Bhineka Tunggal Ika. Namun hasil dari peranan yang khusus ini pada tingkat nasional adalah bersifat
dinamis, yang disatu sisi dapat berubah-ubah dan berkembang ke arah pluralitas dan modernitas bahkan dapat juga menuju ke arah disintegrasi bangsa. Oleh karena itu,
ilmu yang dimiliki Galasibot ini memerlukan tangan dan ilmu kearifan dan keterampilan khusus sebagaimana yang diharapkan oleh warga Galasibot bagi
“bangsanya”, yaitu kesejahteraan bersama, lewat asuhan dinamisitas dan progresivitas tegangan motoris kepelbagaian menuju kesatuan.
Itulah letak kekhususan yang dimiliki Sinaga dengan mengambil Galasibot sebagai simbol perkumpulan dan lambang Tugu Toga Sinaga, dimana pada marga lain
tidak terdapat lambang ini. Dengan makna yang mendalam dan luas Galasibot menjadi perhatian banyak orang yang dating berkunjung ke Tugu Toga Sinaga ini.
4.4 Galasibot sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Samosir