aspek, yang dirasakan akan lebih berat dari sisi cost karena mereka melakukan secara sukarela.
c. Stakeholders Theory Teori Stakeholder, mengasumsikan bahwa eksistensi
perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha mencari pembenaran
dari para
stakeholders dalam
menjalankan operasi
perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula kecendrungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para
stakeholdersnya. Deegan dan Blomquist 2001 dalam Sayekti dan Wondabio 2007
menyatakan berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela, diantaranya adalah karena untuk menaati peraturan yang ada,
untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk
melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor Marwata, 1999 pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang
sifatnya sukarela, karenanya perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keluasan
tersebut menyebabkan terjadinya keragaman dalam kualitas pengungkapan di antara perusahaan publik.
2.1.9. Koefisien Respon Laba Earning Response Coefficient ERC
Lev 1989 dalam Sayekti dan Wondabio 2007 menyatakan laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Palupi
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
2007 menyatakan, laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian yang membuktikan adanya
hubungan yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan. Besaran yang menunjukkan hubungan antara laba dan return saham ini yang disebut
dengan koefisien respon laba Earning Response Coefficient- ERC, yang merupakan besarnya koefisien slope dalam regresi yang menghubungkan laba sebagai salah satu
variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat. Menurut Cho dan Jung 1991 dalam Suaryana 2005 ERC mengukur
pengaruh dari satu dolar laba kejutan terhadap return saham, dan diukur sebagai slope dalam regresi return abnormal saham dan unexpected earnings. Penman 1992
dalam Palupi 2007 mendeskripsikan koefisien respon laba sebagai koefisien respon laba dalam regresi return terhadap laba. Lev 1989 dalam Sayekti dan Wondabio
2007 menyatakan banyak model equity valuation yang hanya menggunakan expected earnings sebagai variabel eksplanatori. Namun demikian, earning itu sendiri
memiliki keterbatasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga
dibutuhkan informasi lain selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan. Menurut Scott 2007 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007 Earning
Response Coefficient ERC merupakan koefisien yang mengukur respon abnormal returns sekuritas terhadap unexpected accounting earnings perusahaan-perusahaan
yang menerbitkan sekuritas. Widiastuti, 2006 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007 menyatakan berbagai penelitian telah menguji perbedaan Earning Response
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Coefficient ERC terhadap pengumuman laba dengan didasarkan pada premis bahwa tingkat keinformasian laba informativenes of earnings akan semakin besar ketika
terdapat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa datang. Scott 2000 dalam Sayekti dan Wondabio 2007 menyatakan beberapa hal yang menyebabkan
respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba, yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, peluang pertumbuhan growth opportunities,
dan informasi harga informativeness of price.
2.1.10. BETA