26 memecahkan masalah yang abstrak. Keempat, tahap operasional formal 11-15
tahun, anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis, serta mampu menyusun rencana untuk pemecahan masalah-masalah dan menarik kesimpulan
secara sistematis. Piaget 1986: 277 dalam
Soeparwoto, Hendriyani, dan Liftiah 2007: 85 mengemukakan bahwa “siswa SD berada pada tahap operasional konkret. Pada
usia ini, anak sudah memahami hubungan fungsional, karena mereka sudah menguji coba suatu permasalahan”. Menurut tahap perkembangan Piaget, siswa
usia Sekolah Dasar termasuk dalam golongan tahap operasional konkret. Pada tahap ini mereka sudah mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu
sebagaimana kenyataannya, mampu mengkonversi angka, serta memahami konsep melalui pengamatan sendiri dan lebih objektif. Anak usia SD juga banyak
mengalami perubahan baik fisik maupun mental hasil perpaduan faktor intern maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, mayarakat dan
dengan teman sebayanya.
2.1.7 Pengertian Mengajar
Moore 2001: 5 dalam Rusman 2012: 153 bahwa “mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain
mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya”. Hunter 1994: 6 dalam Rusman 2012: 153 bahwa “mengajar
adalah sebuah proses membuat dan melaksanakan sebuah keputusan sebelum, selama, dan sesudah proses pembelajaran”. Subiyanto 1988: 30 dalam Trianto
2012: 17 bahwa “mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong
27 para siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi
yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa“. Menurut Slameto 2010: 30 “Teaching is the guidance of learning. Mengajar adalah
bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa yang aktif mengalami proses belajar adalah siswa….”. T. Raka Joni 1985: 3
dalam Sumantri dan Permana 2001: 21 menjelaskan bahwa: Mengajar sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, guru dan siswa, materi pembelajaran, bentuk kegiatan pembelajaran, serta sarana dan
prasarana belajar mengajar yang tersedia. Gazali 1974 dalam Slameto 2010: 30 bahwa “mengajar adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat”. Walaupun dilaksanakan dengan cara yang singkat dan tepat, seorang guru juga
harus memperhatikan karakteristik siswa yang beraneka ragam. Untuk dapat mengajar dengan baik, seorang guru perlu menguasai beberapa keterampilan dasar
dalam mengajar. Menurut Rusman 2012: 80, “keterampilan dasar mengajar teaching skills merupakan bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang
harus dimiliki seorang guru untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara terencana dan profesional”. Menurut Rusman 2012: 80-92, keterampilan-
keterampilan tersebut meliputi keterampilan membuka pelajaran, bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, pembelajaran perseorangan, dan menutup pelajaran.
28 Berdasarkan berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas menghubungkan siswa dengan lingkungan tempat belajar, disesuaikan dengan potensi yang dimiliki siswa agar dapat berkembang secara
optimal.
2.1.8 Pengertian Pembelajaran