Aktivitas Belajar Kajian Teori

19 Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil latihan dan pengalaman tidak cukup menggambarkan kegiatan belajar yang dilakukan siswa SD. Tujuan belajar yang dirancang guru dalam kegiatan belajar setidaknya menjadikan anak-anak senang. Melalui belajar, siswa diharapkan dapat mengembangkan sikap cepat tanggap terhadap peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungannya, khususnya perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial dan teknologi.

2.1.4 Aktivitas Belajar

Poerwadarminta 2003: 23 dalam Yusfy 2011 menjelaskan bahwa “aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar ialah kegiatan-kegiatan yang menunjang keberhasilan belajar”. Disesuaikan dengan pembelajaran saat ini yang lebih dipusatkan pada siswa, maka yang menjadi fokus di sini yaitu aktivitas siswa. Paul B. Diedrich dalam Hamalik 2004: 172-173 membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok. Pertama, kegiatan-kegiatan visual, meliputi membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain. Kedua, kegiatan- kegiatan lisan oral, meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi. Ketiga, kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio. Keempat, kegiatan-kegiatan menulis, meliputi menulis 20 cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. Kelima, kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat grafik, diagram, peta, dan pola. Keenam yaitu kegiatan- kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. Ketujuh yaitu kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. Kedelapan yaitu kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, maka terciptalah belajar aktif. Menurut Sudjana 2010: 61 siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku meliputi: 1 turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, 2 terlibat dalam pemecahan masalah, 3 bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4 berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6 menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, 7 melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, 8 kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain tentang hal yang belum dipahami, menyelesaikan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya. 21 Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, baik kegiatan fisik maupun kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar seperti mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi seperti saat melakukan diskusi kelompok, terus melatih kemampuan diri, dan menerapkan kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.5 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI BEDUG 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 289

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL

1 9 274

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL

1 21 247

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL

0 8 272

Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal

0 24 280

PENINGKATAN PEMBELAJARAN TARI DAERAH LAIN (TARI SAMAN) MELALUI MODEL BAMBOO DANCING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RANDUGUNTING 01 KOTA TEGAL

0 51 289

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INQUIRY BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

2 13 52

Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daur Air Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal.

1 17 298

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DIGAL WONOGIRI.

0 0 197

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 70