30 Pembelajaran IPA juga berorientasi pada pembelajaran konstruktivisme,
yaitu pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman siswa. Blough et al 1958 dalam Samatowa 2011: 104 menjelaskan bahwa:
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk membantu siswa belajar IPA, mendeskripsikan dan
menjelaskan hasil kerja dan prosedurnya. Tujuan utama pembelajaran IPA SD adalah membantu siswa memperoleh ide, pemahaman,
keterampilan life skills esensial sebagai warga Negara. Life skills esensial yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan
alat tertentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi
secara efektif, menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses IPA. Pemahaman ini diperlukan agar
nantinya siswa dapat tanggap terhadap isi-isu yang terjadi, baik isu lokal, nasional, maupun global yang terjadi. Selanjutnya, siswa dapat mengetahui
penyebab, dampak, serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatifnya.
Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD memerlukan pembelajaran yang melibatkan siswa langsung, baik dalam
observasi maupun eksperimentasi yang membuat pemahaman siswa semakin meningkat sehingga membawa dampak positif yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.10 Performansi Guru
Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi dasar sebagai acuan dalam melakoni profesinya. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1
Ayat 10 menjelaskan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
31 keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Rusman 2012: 70 menjelaskan bahwa:
Kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan. Dengan
kata lain kompetensi dapat dipahami sebagai kecakapan atau kemampuan. Kompetensi guru yaitu merupakan kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab dan layak.
Kompetensi mempengaruhi keprofesionalan guru. Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan
bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Pada pasal tersebut dijelaskan bahwa guru
adalah pendidik profesional yang dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, harus menguasai beberapa kompetensi.
Wahyudi 2012: 128 menjelaskan bahwa: Kinerja atau performansi guru merupakan hasil kerja nyata secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.
Menurut Supriyadi 1999 dalam Wahyudi 2012 : 104, “guru yang memiliki kinerja baik adalah guru yang profesional dan memiliki pengetahuan dan
kemampuan profesi”. Guru yang profesional salah satu cirinya yaitu menguasai
32 empat kompetensi pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
professional. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1
tentang guru dan dosen, bahwa kompetensi guru dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Menurut Rifai dan Anni 2009: 7-11, menjelaskan empat kompetensi pendidik, sebagai berikut:
Pertama, kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap
siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan diri. Kompetensi
pedagogik yang dimiliki guru meliputi penguasaan karakteristik siswa, menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar, menguasai kurikulum, terampil melakukan
kegiatan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pendidikan, memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk
mengaktualisasikan potensinya, berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan siswa, terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, dan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, serta melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kedua, kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkenaan dengan performansi pribadi seorang pendidik.
Kompetensi kepribadian meliputi bertindak sesuai dengan norma dan kebudayaan Indonesia, menampilkan pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi
33 siswa dan masyarakat, arif, dan berwibawa. Selanjutnya, kompetensi kepribadian
ditunjukkan dengan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri, serta menjunjung kode etik profesi pendidik.
Ketiga, kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam untuk membimbing siswa mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi profesional guru,
meliputi penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, serta menguasai standar kompetensi maupun kompetensi dasar setiap mata pelajaran.
Selanjutnya, profesional guru juga meliputi kreativitas dalam pengembangan materi pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan refleksi, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengembanngan diri.
Keempat, kompetensi sosial. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik dengan siswa, guru, tenaga
pendidik, oarang tua siswa, maupun masyarakat. Kompetensi sosial guru, meliputi bersikap inklusif, objektif, dan tidak diskriminatif, melakukan komunikasi secara
efektif dan santun, dan dapat menyesuaikan diri di tempat tugas, serta mengadakan komunikasi dengan anggota komunitas seprofesi maupun dengan
anggota profesi lain secara lisan, tulisan, dan sebagainya. Hal-hal di atas harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik oleh
pendidik sebagai tanggung jawab untuk membentuk diri sebagai guru yang
34 profesional dan dapat memenuhi tanggung jawab dalam kehidupan terhadap diri
sendiri, pekerjaan, siswa, lembaga, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan
kinerja guru yang berkaitan dengan kecakapan dan keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang berprinsip pada
empat kompetensi.
2.1.11 Pengertian Model Pembelajaran