BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Industri mempunyai dua arti. Pertama, industri dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan yang sejenis. Misalnya industri tekstil,
maksudnya himpunan pabrik atau perusahaan penghasil tekstil. Kedua, industri dapat pula merujuk pada suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan
produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi Dumairy, 2000 dalam Margarettha, 2005. Sedangkan menurut Hasibuan
1993 industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti.
Secara umum, tekstil adalah bahan pakaian atau kain. Dilihat dari sisi keuntungan, tekstil tidak hanya untuk pakaian, tapi juga dapat digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga, industri atau kegunaan lainnya kain, kasur, gorden, taplak meja, tas, koper, parasut, kain layar, jok mobil atau kap mobil, ban pipa
atau selang untuk minyak dan pemadam kebakaran, dll. Tekstil berasal dari bahasa Latin, yaitu textiles yang berarti menenun atau kain tenun. Tekstil berarti
pula : a. Suatu benda yang dibuat dari benang, kemudian dijadikan kain sebagai bahan
pakaian ; b. Suatu benda yang berasal dari serat atau benang yang dianyam ditenun atau
dirajut, direnda, dilapis, dikempa, untuk dijadikan bahan pakaian atau keperluan lainnya Djafrie, 2003 dalam Junaedi, 2007.
Pengklasifikasian TPT dilakukan bergantung pada tujuan penggunaan TPT itu sendiri sehingga terdapat beberapa cara dalam mengklasifikasinya. Saat ini,
ada 2 jenis klasifikasi yang berbeda, yaitu klasifikasi berdasarkan produk industri dan berdasarkan perdagangan. TPT berdasarkan produk terdiri dari :
1. Industri serat fiber, berupa serat alam dan serat buatan. 2. Industri benang yarn, berupa filamen buatan, benang dari serat alam
100 persen, benang dari serat buatan 100 persen, dan benang dari serat campuran.
3. Industri kain fabric, berupa kain tenun, kain rajut, kain non-woven, lace braids, embroidery, dan laminasi impregnasi.
4. Industri pakaian jadi garment, berupa pakaian jadi untuk bayi, anak- anak, laki-laki, dan perempuan.
5. Industri tekstil lainnya others textiles, berupa karpet permadani, penutup lantai, barang jadi dari serat, barang jadi dari benang dan tali,
barang jadi dari kain, dan barang jadi lainnya. Sedangkan klasifikasi TPT berdasarkan perdagangan menggunakan The
Harmonized Commodity Description and Coding System disingkat HS Harmonized System yang merupakan hasil dari Custom Cooperation Council
semua anggota GATT. Kesepakatan anggota GATT itu diterima PBB dengan mengadakan revisi 2 United Nation tentang Standard International Trade
Classification SITC. Harmonized System terdiri dari 21 sections dan 99 chapters diantaranya dua chapters cadangan. TPT termasuk section XI, tetapi
beberapa produk dari section lain dalam Multifibre Arrangement MFA
dimasukkan ke dalam cakupan section TPT. Klasifikasi industri TPT menurut Harmonized System secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Klasifikasi Industri TPT menurut Harmonized System
Chapter 50 Silk, mulai dari cocoons suitable for reeling sampai woven fabrics
Chapter 51 Cotton, mulai dari not carded dan cotton waste sampai woven
fabrics Chapter 52
Wool, mulai unimproved wol sampai m woven fabrics Chapter 53
Other vegetable fibre, mulai prosseced but not spun sampai woven fabrics
Chapter 54 Man made stample filamentss, mulai yarn thread sampai
woven fabrics Chapter 55
Man made stample fibres, mulai fiber tows termasuk waste, sampai woven fabricsm synthetic atau artificial
Chapter 56 Non-woven, special yarns, ropes, etc., sampai netting dari semua
jenis fibres Chapter 57
Carpets, dari semua jenis fibers Chapter 58
Special woven fabrics, embroidery dari semua bahan dalam raschel dikelompokkan Chapter 60 knitted fabrics
Chapter 59 Impregnated coated, laminated, and textiles articles suitable for
industrial use Chapter 60
Knitted or crocheted fabrics dari semua bahan Chapter 61
Apparel and clothing accessories, knitted or crocheted Chapter 62
Apparel and clothing accessories, not knitted or crocheted Chapter 63
Other made up article, termasuk blanket, bed linen, table linen, toilet linen, sampai worn clothing
Sumber : Djafrie, 2003 dalam Junaedi, 2007
Secara teknis, struktur industri TPT nasional terdiri tiga sub sektor, yaitu : 1.
Sektor hulu upstream Industri sektor hulu adalah industri penbuat serat fibre dan pemintal
spinning, seperti serat kapas, serat sintetik, serat selulosa dan bahan baku serat sintetik. Industri pada sektor hulu bersifat padat modal, berskala
besar, jumlah tenaga kerja sedikit dan output pertenaga kerja besar. 2.
Sektor menengah midstream Sektor menengah meliputi industri yang bergerak pada bidang pemintalan
spinning, pertenunan weaving dan pencelupan penyempurnaan
dyingfinishing. Sifat industri sektor menengah adalah semi padat modal dan teknologi yang dipakai telah berkembang dengan penyerapan tenaga
kerjanya lebih besar dari sektor hulu. 3.
Sektor hilir downstream Industri pada sektor hilir adalah pakaian jadi garment. Sektor ini paling
banyak menyerap tenaga kerja sehingga sifat industrinya adalah padat karya. Pembeda sektor hilir dan hulu maupun sektor menengah adalah
pada jumlah tenaga kerjanya, yaitu sebagian besar tenaga kerjanya adalah wanita.
2.2 Kebijakan Impor Tekstil dan Produk Tekstil