Pendapatan dan Perdagangan Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Teori Perdagangan Internasional

3.1.6 Pendapatan dan Perdagangan

Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh keluaran produksi atau barang dan jasa yang dihasilkan di suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan berdasarkan tiga cara, yaitu konsep nilai tambah, pendapatan, dan pengeluaran. Konsep nilai tambah digunakan untuk menghitung pendapatan dengan menjumlahkan nilai pasar yang diproduksi perusahaan. Pendapatan yang dilihat dari sisi pendapatan merupakan jumlah berbagai pendapatan faktor yang dihasilkan pada proses memproduksi keluaran akhir ditambah pajak tak langsung neto subsidi ditambah penyusutan. Sedangkan dilihat dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional merupakan jumlah dari pengeluaran konsumsi, investasi pemerintah, dan ekspor neto Lipsey et.al, 1995. Dalam perdagangan internasional, pendapatan nasional mempengaruhi jumlah impor suatu negara Deliarnov, 1995. Pendapatan nasional mencerminkan kemampuan masyarakat dalam membeli barang-barang hasil buatan luar negeri. Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional serta semakin rendah kemampuan dalam menghasilkan barang-barang tersebut, maka impor semakin tinggi. Hubungan langsung antara impor dan pendapatan nasional ditentukan oleh nilai kecenderungan mengimpor atau Marginal Propencity to Import MPM. MPM merupakan perbandingan atau rasio antara pertambahan impor dengan pertambahan dalam pendapatan nasional. Secara matematis ditulis : m = ΔMΔY ......................... 3.4 Hubungan antara impor dan pendapatan nasional ditulis sebagai berikut : M = Mo + mY ......................... 3.5 Dimana : M = Jumlah impor Mo = Jumlah impor yang nilainya tidak ditentukan oleh Y m = marginal propencity to import Y = pendapatan nasional

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Industri TPT merupakan industri andalan perekonomian Indonesia. Industri TPT memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDB. Penyerapan tenaga kerja lebih dari 1 juta jiwa setiap tahunnya, membuat industri TPT berperan dalam mengurangi pengangguran. Sebagai industri andalan perkembangan industri TPT harus diperhatikan agar mampu bersaing baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Penjualan domestik TPT tidak mampu memenuhi peningkatan konsumsi yang terjadi. Permasalahan yang terjadi pada kurangnya penjualan domestik dikarenakan perkembangan produksi yang lambat. Masalah ini terjadi karena biaya produksi yang tinggi akibat adanya tarif impor mesin dan kapas sebagai bahan baku TPT. Tarif bahan bakar minyak dan listrik juga meningkat. Biaya yang tinggi berimplikasi pada rendahnya kuantitas maupun kualitas produk TPT Indonesia. Harga domestik TPT Indonesia menjadi relatif lebih mahal karena biaya yang dikeluarkan lebih besar. Teknologi produksi dengan menggunakan mesin yang sudah di atas umur ekonomis semakin membuat produk TPT Indonesia tidak mampu bersaing dengan produk TPT luar negeri. Pertambahan penduduk Indonesia berimplikasi pada peningkatan konsumsi melalui daya beli. Kemampuan konsumsi masyarakat yang ditunjukan oleh