Pemberdayaan UKMK dalam Pembangunan Ekonomi

63

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemberdayaan UKMK dalam Pembangunan Ekonomi

Kebijakan Bank dalam menyalurkan kredit bagi Koperasi dan UMKM Usaha Kecil Menengah dan Koperasi diatur dan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia PBI No. 32PBI2001 tentang pemberian Kredit Usaha Kecil, antara lain meliputi : 1. Bank dianjurkan menyalurkan dananya melalui pemberian KUK. 2. Bank wajib mencantumkan rencana pembarian KUK dalam laporan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RKAT. 3. Bank Wajib melaporkan pelaksanaan pemberian KUK dalam laporan bulanan Bank Umum. 4. Bank wajib mengumumkan pencapaian pemberian KUK kepada masyarakat melalui Laporan Keuangan Publikasi. 5. Plafon KUK disesuaikan menjadi Rp. 500 juta per nasabah. Peran UMKM dalam perekonomian nasional sangat strategis sebab eksistensi UKM cukup dominan. Hal ini didasarkan pada 3 hal penting yakni : Pertama : Jumlah UMKM tercatat 42,39 juta unit yang tersebar disegala sektor usaha. Kedua, Sektor UMKM dapat menciptakan dan menyerap lebih banyak tenaga kerja yaitu sebanyak 79,04 juta tenaga kerja atau 99,4 dari total angkatan kerja. Ketiga : Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56,72 dari total PDB. Selain itu sektor UKM merupakan sektor yang kebal krisis, hal ini teruji sejak krisis moneter melanda Indonesia pertama kali pada tahun 1997 hingga saat ini kegiatan usaha yang bergerak di sektor mikro masih tetap berjalan bahkan semakin berkembang. Hal ini disebabkan kegiatan usaha yang bergerak disektor mikro berkaitan erat dengan 64 kebutuhan sehari-hari masyarakat yang bersifat primer sehingga pengaruh atas krisis moneter maupun gejolak ekonomi sangat kecil dirasakan. Sementara pada sektor korporasi atau perusahaan besar sangat rentan terhadap krisis moneter, dan pada saat krisis terjadi banyak perusahaan besar yang gulung tikar, dan kredit yang dikucurkan perbankan banyak yang bermasalah. Total Penyaluran Kredit Perbankan di Kota Pekanbaru sampai dengan akhir Mei 2006 sebesar Rp. 12,93 triliun. 59,61 atau sebesar Rp. 7,71 triliun diserap oleh UMKM, 40,39 atau sebesar Rp. 5,22 triliun diserap oleh korporasi perusahaan besar. Jika dibandingkan penyaluran kredit kepada UMKM pada posisi Mei 2005 sebesar Rp. 5,87 triliun maka, penyaluran kredit kepada UMKM pada tahun 2006 meningkat sebesar Rp.1,84 triliun atau sebesar 31,20 Bank Indonesia Wilayah kerja Pekanbaru, 2008. Selain itu Sektor UKM merupakan sektor yang kebal krisis, hal ini teruji sejak krisis moneter melanda Indonesia pertama kali pada tahun 1997 hingga saat ini kegiatan usaha yang bergerak di sektor mikro masih tetap berjalan bahkan semakin berkembang. Hal ini disebabkan kegiatan usaha yang bergerak disektor mikro berkaitan erat dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat yang bersifat primer sehingga pengaruh atas krisis moneter maupun gejolak ekonomi sangat kecil dirasakan. Sementara pada sektor korporasi atau perusahaan besar sangat rentan terhadap krisis moneter, dan pada saat krisis terjadi banyak perusahaan besar yang gulung tikar, dan kredit yang dikucurkan perbankan total penyaluran kredit perbankan di Pekanbaru sampai dengan akhir Mei 2006 sebesar Rp. 12,93 triliun. 59,61 atau sebesar Rp. 7,71 triliun diserap oleh UMKM, 40,39 atau sebesar Rp. 5,22 triliun diserap oleh korporasi. Jika dibandingkan penyaluran kredit kepada UMKM pada posisi Mei 2005 sebesar Rp. 5,87 triliun maka, penyaluran kredit kepada UMKM pada tahun 2006 meningkat sebesar Rp. 1,84 triliun atau sebesar 31,20 . Bank Indonesia Wilayah kerja Pekanbaru, 2008. 5.2. Profil Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau 5.2.1.