Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

diamatinya dan ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri. 3 Tahap pengurutan deduktif informal Anak mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, namun belum berkembang secara penuh. 4 Tahap deduktif Anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. 5 Tahap akurasi Anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip- prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif Nurhadi, 2003:61 adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun elemen-elemen yang terkait adalah 1 saling bergantung positif, yaitu dalam pembelajaran guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling bergantung positif; 2 interaksi tatap muka, dimana siswa dalam berkelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa; 3 akuntabilitas individual, yaitu penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penugasan semua anggota kelompok secara individual. Oleh karena itu tiap kelompok harus memberikan urunan demi kemajuan kelompoknya; 4 keterampilan menjalin hubungan pribadi, yaitu hubungan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Koopertif Fase Peran Guru Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. Fase 2: Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan demonstrasi atau teks. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Fase 4: Membantu kerja kelompok dalam belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Fase 5: Meberikan tes materi Guru memberikan tes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka. Fase 6: Memberikan penghargaan Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Ibrahim, 2000:10 Menurut Jhonson dan Jhonson sebagaimana dikutip oleh Nurhadi 2003:62 menunjukkan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif sebagaimana terurai sebagai berikut 1 memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial; 2 memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan; 3 memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen; 4 meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial; 5 meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri; 6 mengembangkan kesadaran bertanggungjawab dan saling menjaga perasaan; 7 meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar; 8 meningkatkan kemampuan berpikir divergen atau berpikir kreatif. Berdasarkan uraian keunggulan pembelajaran kooperatif di atas, disebutkan bahwa pembelajaran kooperatif akan meningkatkan hasi belajar siswa dimana ini akan sangat sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Think Pair Share.

2.1.3 Model Pembelajaran Think Pair Share TPS

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII

0 25 429

KEEFEKTIFAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN REMIDIAL UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI GEOMETRI SMP KELAS VII

25 105 529

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 4 13

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI PADA SISWA KELAS II Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Abstrak Matematika Dengan Media Visual Alat Peraga Pada Materi Geometri Bangun Ruang (PTK Pembelajaran Matematika Siswa

0 4 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 13 SEMARANG.

0 0 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI SMP SALAFIYAH PEKALONGAN

0 0 9

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

0 1 12

Keefektifan Pembelajaran Team Quiz Berbantuan Alat Peraga Materi Lingkaran Kelas VIII

0 0 7