Uji Hipotesis 1 Uji Ketuntasan Belajar Uji Hipotesis 2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 41.

4.1.2.1.2 Uji Kesamaan Varians

Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui kesamaan varians dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. H : � 1 2 = � 2 2 ; varians homogen H 1 : � 1 2 ≠ � 2 2 ; varians tidak homogen. Pada perhitungan uji Bartlett yang menggunakan statistik chi-kuadrat diperoleh χ 2 = 1,855 dengan varians kelompok eksperimen 128,492 dan varians kelompok kontrol 122,007. Kriteria pengujiannya adalah tolak H jika χ 2 ≥ χ 2 1- αk- 1 . Nilai dari χ 2 1- αk-1 = 3,841. Jadi, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 42.

4.1.2.2 Pengujian Hipotesis

4.1.2.2.1 Uji Hipotesis 1 Uji Ketuntasan Belajar

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah banyaknya siswa pada kelompok eksperimen yang memperoleh nilai minimal 75 mencapai 75 sesuai yang ditetapkan SMP Negeri 9 Pekalongan atau tidak. Uji ketuntasan belajar menggunakan uji z pihak kiri. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. � : � 0,745; Persentase siswa yang tuntas kurang dari atau sama dengan 75 � 1 : � 0,745 ; Persentase siswa yang tuntas lebih dari 75. Pada perhitungan hasil belajar siswa dari 34 siswa pada kelompok eksperimen terdapat 28 siswa yang tuntas. Sekolah menetapkan KKM klasikal sebesar 75. Nilai z 0,5- α = 1,64 dan z hitung = 0,9901. Kriteria yang digunakan adalah tolak H jika z hitung ≥ z 0,5 –α dan H diterima jika 0,5 −� Sudjana 2005:234, di mana z 0,5 –α didapat dari daftar normal baku dengan peluang 0,5 – α. Karena z hitung z 0,5 –α maka H diterima. Jadi, proporsi siswa pada kelompok eksperimen yang mencapai KKM paling sedikit 75. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 43.

4.1.2.2.2 Uji Hipotesis 2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok kontrol. Uji ini menggunakan uji t pihak kanan. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. H : � 1 � 2 ; rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol. H 1 : � 1 � 2 ; rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dibanding rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol. Pada perhitungan nilai hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh 80 1  x ; 74 2  x ; s 1 2 = 128,492, s 2 2 = 122,007; n 1 = 34 dan n 2 = 34. Nilai varians gabungan dari kedua kelompok sampel adalah 125,2498. Nilai t hitung yang diperoleh adalah 2,22. Nilai t 1- α dengan taraf nyata 5 dan derajat kebebasan 66 adalah 1,67. Kriteria pengujiannya adalah terima H jika t t 1 – α dan tolak H jika t mempunyai harga lain, di mana t 1 – α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang 1 – α dan dk = n 1 + n 2 – 2. Jadi, rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 44.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama mengenai ketuntasan belajar secara klasikal dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model TPS dengan asesmen kinerja terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 9 Pekalongan mencapai ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 75. Banyaknya siswa dari 34 siswa pada kelompok eksperimen yang memperoleh nilai hasil belajar mencapai 75 adalah 28 siswa. Dari hasil tes hasil belajar salah satu siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran TPS dengan asesmen kinerja pada Gambar 4.1 terlihat Gambar 4.1 Hasil pekerjaan siswa

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII

0 25 429

KEEFEKTIFAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN REMIDIAL UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI GEOMETRI SMP KELAS VII

25 105 529

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 4 13

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI PADA SISWA KELAS II Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Abstrak Matematika Dengan Media Visual Alat Peraga Pada Materi Geometri Bangun Ruang (PTK Pembelajaran Matematika Siswa

0 4 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 13 SEMARANG.

0 0 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI SMP SALAFIYAH PEKALONGAN

0 0 9

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII SMP NEGERI 14 PEKALONGAN

0 1 12

Keefektifan Pembelajaran Team Quiz Berbantuan Alat Peraga Materi Lingkaran Kelas VIII

0 0 7