mengalami aktivitas belajar Anni, 2006:5. Perubahan perilaku yang dialami siswa dapat berupa perilaku yang tampak seperti kemampuan untuk menulis,
bercerita, atau melakukan aktivitas olahraga. Perubahan perilaku juga dapat berupa perilaku yang tidak tampak seperti kemampuan berpikir atau bernalar.
Perubahan perilaku tersebut akan disimpan dan dapat digunakan untuk merespon stimulus yang sama seperti saat belajar. Berdasarkan standar isi Permendiknas No.
22 tahun 2004, perubahan perilaku yang merupakan tujuan dari belajar diantaranya meliputi kemampuan pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi,
serta pemecahan masalah.
2.1.8.1 Kemampuan Pemahaman Konsep
Dalam Shadiq 2009:13, dijelaskan bahwa pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November
2004 tentang rapor dijabarkan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika apabila ia mampu:
1 menyatakan ulang sebuah konsep; 2 mengklarifikassi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya;
3 memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep; 4 menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis;
5 mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep; 6 menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur operasi tertentu;
7 mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
2.1.8.2 Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
Menurut Shadiq 2004:3, penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses
atau suatu aktivitas untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah
dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Dalam proses pembelajaran matematika dikenal dua macam penalaran, yaitu penalaran induktif atau induksi dan penalaran
deduktif atau deduksi. Penalaran induktif merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu
pernyataan baru yang bersifat umum general berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui benar. Dalam matematika, hasil dari penalaran induktif
masih disebut dugaan conjectures. Penalaran deduktif merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau
pernyataan baru dari pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap benar dengan menggunakan logika. Kemampuan penalaran dan komunikasi siswa merupakan
aspek penting karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ataupun untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam NCTM 2000:262, penalaran dan komunikasi merupakan suatu komponen yang diperlukan dalam mengerjakan matematika. Siswa diharapkan
dapat mengasah dan mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi mereka dengan memperdalam penilaiannya terhadap pernyataan dan dugaannya
serta menggunakan penalaran induktif dan penalaran deduktif untuk menyusun pernyataan matematika. Menurut NCTM siswa dikatakan memiliki kemampuan
penalaran dan komunikasi ketika: 1 mengetahui penalaran dan pembuktian sebagai aspek yang mendasari matematika; 2 membuat dan menelaah dugaan
matematika; 3 mengembangkan dan menilai pernyataan matematika dan
pembuktiannya; dan 4 memilih dan menggunakan bermacam metode dan penalaran dalam pembuktian.
Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Diknasmen No. 506CPP2004, ada beberapa indikator dalam penalaran dan komunikasi, yaitu: 1 penyajian
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, diagram; 2 mengajukan dugaan conjectures; 3 melakukan manipulasi matematika; 4 menarik
kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi; 5 menarik kesimpulan dari pernyataan; 6 memeriksa kesahihan suatu
argumen; dan 7 menentukan pola atau sifat dari gejala matematis, untuk membuat generalisasi Shadiq, 2009:14.
2.1.8.3 Kemampuan Pemecahan Masalah