BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan masih terdapat paradigma lama yaitu proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja, guru sebagai satu-satunya sumber
belajar. Ketidaksesuaian guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dapat menyebabkan motivasi siswa dalam belajar menjadi berkurang dan siswa
cenderung tidak tertarik pada proses pembelajaran. Salah satu tolok ukur keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil yang optimal.
Hasil yang optimal adalah siswa mampu mencapai nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal dalam suatu pokok bahasan tertentu. Keberhasilan ini
sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa SMK YPT Kota Tegal kelas XI Prodi TAV pada
pokok bahasan memperbaiki TV penerima selama ini diketahui masih banyak yang belum mencapai nilai KKM.
Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar demi tercapainya sasaran hasil belajar yang optimal. Untuk
mencapai kondisi yang demikian maka perlu adanya fasilitator yaitu guru yang memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa
secara aktif sekaligus membangun motivasi siswa dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan metode pengajaran inovatif yang
1
mungkin siswa belum pernah mengalami sehingga siswa akan merasa tertarik pada pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pelajaran produktif kompetensi kejuruan kelas XI Teknik Audio Video SMK YPT Kota Tegal,
diperoleh keterangan bahwa dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di kelas, metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah metode
ceramah, pembelajaran lebih berpusat pada guru sebagai sumber utama belajar. Guru pernah mencoba menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan
pemahaman, akan tetapi usaha tersebut belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Hasil belajar masih belum mencapai nilai KKM. Hal ini dikarenakan
kurangnya keaktifan serta motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tampak bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
Kurangnya aktivitas siswa yang dapat diamati antara lain hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab pertanyaan dan sebagian besar siswa masih takut
untuk mengemukakan pendapat dan ramai sendiri. Saat diskusi terlihat hanya beberapa siswa yang aktif berdiskusi sedangkan yang lain sebagai pendengar.
Siswa cenderung kurang bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran. Umumnya mereka masih bergantung pada teman-temannya yang lain, sehingga
siswa terkesan tidak siap dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan bahwa setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran masih saling menunjuk teman untuk
berpendapat atau menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh gurunya
.
Selain itu materi yang tersampaikan belum dapat dipahami siswa dengan baik. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang optimal. Hasil belajar
siswa dikatakan baik, apabila nilai siswa pada pokok bahasan tertentu adalah 71 atau lebih. Sedangkan hasil belajar yang kurang baik apabila nilai siswa kurang
dari 71. Ketentuan ini berdasarkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada sekolah yang bersangkutan.
Penelitian ini berusaha memberikan solusi kepada guru Elektro khususnya guru mata pelajaran kompetensi kejuruan kelas XI Teknik Audio Video SMK
YPT Kota Tegal untuk menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil
belajar menunjukkan bahwa hasil belajar akademik pada kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau
kompetitif Wulandari 2005. Sehingga dengan menerapkan pembelajaran kooperatif pada penelitian ini diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai yang
antara lain berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, dan pada saat yang sama meningkatkan hasil belajarnya.
Pada penelitian sebelumnya Setiyawati 2005, dijelaskan bahwa dengan pembelajaran kooperatif yang berorientasi pada pembelajaran berpusat pada siswa
peran aktif siswa dan guru dalam menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif yang sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil-hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman
belajar individual atau kompetitif. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Jigsaw, dengan pertimbangan model pembelajaran Jigsaw adalah
pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan melibatkan banyak siswa sehingga dimungkinkan bagi siswa yang kesulitan akan tertolong
dan materi yang sulit akan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu dengan pembelajaran ini akan lebih menarik perhatian siswa dikarenakan pembelajaran
semacam ini belum pernah digunakan di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam memahami konsep-konsep Elektro dan
meminimalisasi tingkat kesulitan belajar pada pokok bahasan memperbaiki TV penerima.
Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian yang bekerja sama dengan guru Elektro khususnya guru mata pelajaran kompetensi kejuruan
Teknik Audio Video SMK YPT Kota Tegal untuk mencoba memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw
pada pokok bahasan memperbaiki TV penerima dalam rangka meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Dengan demikian diajukan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS
MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PRODI TAV SMK YPT KOTA TEGAL PADA
POKOK BAHASAN MEMPERBAIKI TV PENERIMA ”.
B. Permasalahan