59
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel kebijakan dividen DPR memiliki jumlah sampel 48, nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai maksimum sebesar 0,68 dengan mean nilai
rata-rata sebesar 0,4202 dan standart deviation simpangan baku sebesar 0,12961.
2. Variabel free cash flow FCF memiliki jumlah sampel 48, nilai minimum sebesar -0,45 dan nilai maksimum 0,36 dengan mean nilai rata-rata sebesar -
0,0825 dan standart deviation simpangan baku sebesar 0,19712. 3. Variabel profitabilitas ROA memiliki jumlah sampel 48, nilai minimum
sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 0,27 dengan mean 0,0998 dan standart deviation simpangan baku sebesar 0,07213.
4. Variabel invesment opportunit set IOS memiliki jumlah sampel 48, nilai minimum sebesar 1,35 dan nilai maksimum sebesar 5,53 dengan mean nilai
rata-rata sebesar 2,9827 dan standart deviation simpangan baku sebesar 0,96502.
4.2.2 Pengujian Data
Sebelum dilakukannya uji asumsi klasik maka penelitian ini melakukan pembersihan data terlebih dahulu yaitu dengan mengoutlier data penelitian.
Setelah data dioutlier maka data penelitian yang awalnya berjumlah 60 menjadi 48.
Adapun langkah-langkah
dalam melakukan
outlier tersebut
adalahwww.widhiarso.staff.ugm.ac.id : a. Menambahkan satu kolom pada data view dengan memberi no subyek
60
b. Pilih analyze- regression-liniear kemudian masukkan no subyek menjadi variabel dependen dan variabel x dan y pada variabel independen pilih
save maka checklist pada bagian residual yaitu deleted dan bagian distance checklist mahalanobis, kemudian klik continue dan ok. Maka
akan muncul kolom baru pada data view yaitu kolom mahal. c. Lihat hasil output pada tabel residual statistic data angka pada bagian
mahal maksimum, data yang tertera pada tabel tersebut dihapus pada data view kolom mahal.
d. Regresi ulang sehingga data penelitian menjadi lebih baik.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas dan untuk melihat apakah penelitian tersebut
terjadi multikolinearitas, heteroskedasitas dan autokorelasi atau tidak.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali,
2013:160. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.
61
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut memberikan pola distribusi normal, karena kurvanya tidak miring ke kiri
atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang
menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
62
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 Grafik
Normal Plot
Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 5, maka jika nilai Asymp Sig 2-tailed diatas 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 :
63
Tabel 4.2 Hasil Uji
Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .08639002
Most Extreme Differences Absolute
.080 Positive
.056 Negative
-.080 Kolmogorov-Smirnov Z
.552 Asymp. Sig. 2-tailed
.921 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai Asym Sig. 2-tailed adalah 0,921 dan
diatas nilai signifikansi 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam penelitian
ini uji multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF Ghazali, 2013:105. Multikoloniearitas tidak terjadi jika VIF10 dan
nilai tolerance 0,10.
64
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoloniearitas
Dapat dilihat pada Tabel 4.3 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu
variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniearitas antar variabel independen dalam model
regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013:139. Beberapa cara untuk
mendekteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan cara melihat Grafik Plot dan Uji Glejser.
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant .384
.043 8.891
.000 FCF
.178 .067
.271 2.670
.011 .981
1.020 ROA
1.533 .231
.853 6.638
.000 .611
1.636 IOS
-.034 .017
-.255 -1.986
.053 .611
1.637 a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
65
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah
Gambar 4.3 Grafik
Scatter Plot
Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk digunakan.
66
Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .069
.025 2.726
.009 FCF
-.004 .039
-.016 -.113
.911 ROA
.249 .136
.340 1.834
.073 IOS
-.009 .010
-.163 -.881
.383 a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan hasil Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel free
cash flow FCF, return on asset ROA dan invesment opportunity set IOS lebih besar dari 0,05 sehingga pada ketiga variabel independen tersebut tidak terjadi
heteroskedasitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Menurut Ghazali 2013:110 untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson
DW test.
67
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .745
a
.556 .525
.08929 1.982
a. Predictors: Constant, IOS, FCF, ROA b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 1,982. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 48 dan k = 3 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,4500 dan du sebesar 2,3769.
Hal ini sesuai dengan ketentuan du d 4-du, yaitu 2,3769 1,982 2,3769 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif, sehingga
dapat disimpulkan bahwa analisis regresi tidak terdapat autokorelasi.
4.2.3 Analisi Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dimana semua variabel dimasukkan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan layak dilakukan analisis
statistik. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda
68
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .384
.043 8.891
.000 FCF
.178 .067
.271 2.670
.011 ROA
1.533 .231
.853 6.638
.000 IOS
-.034 .017
-.255 -1.986
.053 a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan data pada Tabel 4.6 maka diperoleh model persamaan regresi
linier sebagai berikut : Y = 0,384 + 0,178X
1
+ 1,533X
2
– 0,034X
3
+ e Dimana : Y = Kebijakan dividen
X1 = Free cash flow X2 = Profitabilitas
X3 = Invesment opportunity set e = error
Persamaan regresi diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 0,384 artinya apabila nilai variabel independen
free cash flow FCF, profitabilitas ROA dan invesment opportunity set IOS bernilai nol maka nilai variabel dependen kebijakan dividen konstan
di 0,384.
69
2. Free cash flow FCF memiliki koefisien regresi sebesar 0,178, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel free cash flow bertambah 1 satuan,
maka variabel kebijakan dividen DPR juga mengalami kenaikan sebesar 0,178.
3. Profitabilitas ROA memiliki koefisien regresi sebesar 1,533 yang berarti bahwa jika variabel profitabilitas ROA bertambah 1 satuan, maka
variabel kebijakan dividen DPR juga mengalami kenaikan sebesar 0,178. 4. Invesment opportunity set IOS memiliki koefisien regresi sebesar -0,034
hal ini berarti bahwa setiap penambahan 1 satuan variabel invesment opportunity set maka kebijakan dividen DPR mengalami penurunan
sebesar 0,034.
4.2.4 Uji Hipotesis