7
melakukan penelitian tentang dividen. Selain itu hal ini menjadi menarik untuk diteliti mengingat bahwa masih banyaknya perbedaan hasil penelitian yang
menunjukkan ketidakkonsistenan hasil penelitian, hal ini dapat dilihat dari penelitian Rosdini 2009 yang menyatakan free cash flow berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen sedangkan Parsian dan Koloukhi 2013 berpengaruh negatif, pada penelitian Natalia 2013 menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sedangkan pada penelitian Islamiyah 2012 dan Rizqi et al. 2013 menyatakan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, pada penelitian Rizqi et al. 2013, Natalia 2013 menyimpulkan bahwa IOS berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen tetapi penelitian oleh Haryetti dan Ekayanti 2012 menyimpulkan IOS tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Penelitian ini hanya memfokuskan pada faktor seperti free cash flow, profitablitias dan invesment opportunity set. Dari penjelasan tersebut maka
diperlukan penelitian lebih lanjut yan berjudul
”Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan
Invesment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ-
45”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah free cash flow, profitabilitas dan invesment
oppurtunity set berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45
? ”
8
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh free cash flow, profitabilitas dan investment
opportunity set terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan
pengambilan keputusan dividen dan memberikan pemahaman bagi manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan yang baik dalam hal
kebijakan dividen 2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan investor terkait dengan pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa
dividen perusahaan. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan wawasan, serta menjadi kesempatan yang baik dalam mengaplikasikan teori yang didapat ke dalam masalah-masalah praktis khususnya mengenai
tingkat pengembalian deviden. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan wawasan dan pengembangan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Kebijakan Dividen
Dividen adalah pembayaran dari perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. 2003:606
dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemiliknya baik dalam bentuk kas maupun saham. Dividen
dikatakan juga komponen pendapatan dari return investasi dari saham. Besar kecilnya dividen akan sangat bergantung pada besar kecilnya laba
yang diperoleh serta proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang Martono dan
Harjito, 2001: 253. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan megurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana internal, sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana internal akan semakin besar Rosdini, 2009. Kebijakan dividen optimal menurut Brigham dan Houston 2005:
66 yaitu kebijakan dividen yang dapat menciptakan keseimbangan antara saat
ini dengan
pertumbuhan pada
masa mendatang
yang
10
memaksimumkan harga saham perusahaan. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan deviden yang dibagikan diputuskan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS. Besar kecilnya deviden sangat tergantung pada besar kecilnya laba
yang diperoleh dan proporsi laba yang dibagikan dalam bentuk deviden atau dividend payout ratio Sartono, 2010:292
Menurut Warsono 2003:272, terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham yaitu :
1. Dividen Tunai Cash Dividend Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh
banyak perusahaan. Dividen tunai diterima oleh pemegang saham biasa melalui cek atau terakadang para pemegang saham
menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke dalam saham biasa perusahaan.
2. Dividen Saham Stock Dividend Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan
dalam bentuk lembar saham tambahan dan tidak berbentuk uang tunai 3. Dividen Kekayaan Property Divdend
Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk aset fisik, aset tersebut biasanya
berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Dari berbagai jenis dividen diatas cash dividend merupakan jenis
dividen yang paling umum dan banyak digunakan oleh perusahaan.
11
Terdapat bebrapa teori kebijakan dividen menurut Brigham dan Houtson 2005:66 diantaranya adalah :
1. Teori Ketidakrelevanan Dividen Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Dijelaskan bahwa
pendukung utama
teori ketidakrelevanan ini adalah Miller dan Modiglani, mereka
berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana
pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan. 2. Teori Bird in the Hand
Teori ini menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayarn dividen yang tinggi karena investor
menganggap bahwa dividen lebih kecil risikonya dibandingankan keuntungan modal capital gain
3. Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan
bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagaian dividen yang rendah daripada yang tinggi sehingga investor lebih suka perusahaan
menahan laba daripada memberi dividen yaitu : a. Keuntungan modal capital gain dikenakan tarif pajak lebih
rendah daripada pendapatan dividen. Untuk itu, investor yang memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan
12
menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan
harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual, sehingga ada efek nilai waktu.
c. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
terutang. Selain teori diatas ada terdapat beberapa teori lain mengenai
kebijakan dividen yaitu : a. Signalling hypothesis Hipotesis Kandungan Informasi
Teori yang menyatakan bahwa investor menggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba. Modigliani-Miller
yang menyatakan bahwa kenaikan deviden merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu
penghasilan yang baik dimasa yang akan datang. b. Clientele effect Pengaruh Klientele
Pengaruh ini merupakan kecenderungan suatu perusahan untuk menarik sekelompok investor yang menyukai kebijakan dividennya.
Clientlekelompok dari pemegang saham yang berbeda, menyukai kebijakan dividen yang berbeda pula.
13
c. Residual Dividend Policy Kebijakan ini menyatakan perusahaan membayarkan deviden hanya
jika terdapat kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai proyek yang telah direncanakan. Dasar dari
kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan
dan menginvestasikan
kembali laba
daripada membagikannya
dalam bentuk
dividen apabila
laba yang
diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata rata yang dapat dihasilkan investor dari
investasi lain dengan risiko yang sebanding. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
dividen menurut Syahyunan 2013:267 yaitu : 1. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Apabila perusahaan dalam kondisi solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal
ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modal perusahaan.
2. Posisi Likuiditas Perusahaan Perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan
uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya
kurang baik, biasanya dividend payout rationya kecil, sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas.
14
3. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang Hutang-hutang harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan
untuk membayar hutang hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana
yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
4. Rencana Perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan
perusahaan, semakin
pesat perluasan
yang dilakukan.
Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut.
5. Kesempatan Investasi Semakin terbuka kesempatan investasi, semakin kecil dividen yang
dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang
baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.
6. Stabilitas Dividen Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas
yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang
15
pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.
7. Pengawasan Terhadap Perusahaan Perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan
akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika
dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan
cenderung tidak
membagi dividennya
agar pengendalian tetap berada ditangannya.
Menurut Syahyunan 2013:268 ada beberapa macam bentuk kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :
1. Kebijakan dividen yang stabil Yaitu dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka
waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahhaan berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen meningkat Yaitu perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang
saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
3. Kebijakan dividen dengan rasio konstan Pemberian dividen dengan kebijakan ini mengikuti besarnya laba
yang diperoleh perusahaan. Dasar yng digunakan sering disebut dividend payout ratio
16
4. Kebijakan pemberian dividen regular yang ditambah ekstra Pemberian dividen dilakukan dengan menentukan pembayaran
dividen per lembar saham yang dibagikan kecil. Kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungan perusahaan
mencapai jumlah tertentu.
2.1.2 Teori Keagenan Agency Theory
Pemegang saham, kreditor dan manajemen adalah pihak-pihak yang mempunyai kepentingan masing-masing dalam perusahaan.
Penyatuan kepentingan semua pihak tersebut seringkali menimbulkan masalah-masalah yang dalam bidang keuangan dibahas melalui agency
theory. Agency theory merupakan teori yang mengatur hubungan antara pemegang saham principal dengan manajer agent. Pemegang saham
memberikan wewenang kepada manajer untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal. Dengan demikian, setiap
keputusan manajer
adalah keputusan
yang bertujuan
untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan. Apabila manajer mementingkan
kepentingan individunya daripada pemegang saham maka perusahaan akan dirugikan. Keadaan inilah yang memunculkan konflik keagenan antara
manajer dengan pemilik perusahaan. Agency problem muncul juga dapat diakibatkan oleh perusahaan yang menghasilkan free cash flow yang besar,
ketika free cash flow tersedia, manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi inefisiensi dalam perusahaan.
17
Jensen dan Meckling 1976 dalam Sari 2010 mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan
pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan
kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan
menambah cost perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Salah satu cara
untuk mengurangi terjadinya konflik keagenan adalah adanya kebijakan dividen.
2.1.3 Free Cash Flow
Menurut Ross et al. 2003:606 Free cash flow aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada
kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free cash flow berasal dari arus kas
yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan Rosdini, 2009. Free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek
yang menghasilkan net present value NPV positif Hanafi, 2004:12. White et al. 2003 dalam Rosdini 2009 mendefinisikan free cash
flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Free cash flow dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi
dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham baik dalam bentuk
18
dividen. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas
yang tersedia untuk ekspansi perusahaan, pembayaran hutang dan dividen. Jika free cash flow suatu perusahaan meningkat maka perusahaan akan
meningkatkan dividen Hanafi, 2004:371. Free cash flow ini juga sering menjadi pemicu timbulnya
perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Manajer lebih menginginkan kas tersebut diinvestasikan kembali pada aset-aset
perusahaan untuk meningkatkan insentif yang diterima dan meningkatkan omzet penjualan, sedangkan pemegang saham lebih menginginkan kas
tersebut dibagikan sebagai dividen. Free cash flow lebih baik dibagikan ke pemegang saham, bukannya ditahan dengan cara seperti ini maka akan
dapat memaksimumian kemakmuran pemegang saham Hanafi, 2004:12. Semakin kuat posisi kas perusahaan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk pembayaran deviden kepada pemegang saham. Semakin banyak free cash flow yang dimiliki perusahaan maka dividen yang
dibayar juga semakin tinggi Islamiyah, 2012. Jensen 1986 dalam Rosdini 2009 mendefinisikan mengenai free cash flow menyatakan
bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham.
2.1.4 Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-
19
hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
karyawan, serta meningkatkan mutu produk. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
memperoleh laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi
besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Sartono 2010:112 profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Bagi pimpinan perusahaan profitabilitas dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui keberhasilan perusahaannya dan bagi investor profitabilitas dapat dijadikan sebagai sinyal dalam berinvestasi pada perusahaan.
Perusahaan yang mampu mengelola asetnya secara efektif dan efisien cenderung menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Hal ini
direalisasikan dengan adanya laba yang tinggi. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA. Return on asset ROA
menunjukkan perusahaan
menghasilkan laba
dari aktiva
yang dipergunakan Sartono, 2010. . Investor akan menyukai nilai ROA yang
tinggi, karena perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan tingkat keuntungan lebih besar Andriyani, 2008.
20
2.1.5 Invesment Opportunity Set IOS
Investment Opportunity Set menurut Myers 1977 dalam Natalia 2013 merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan
investasi dimasa yang akan datang dengan NPV positif. Menurut Gaver dan Gaver 1993 dalam Andriyani 2008 IOS merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, yang pada saat ini
merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
Menurut Sari 2010 Investment Opportunity Set IOS adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan
datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas. IOS tidak hanya menunjuk pada peluang investasi tradisional, tetapi juga
pilihan pembelanjaan lainnya seperti periklanan, yang akan digunakan di masa depan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Semakin besar
kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit Hanafi, 2004:375. Menurut Sartono 2010:281 pembayaran
dividen yang semakin besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan
perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham. IOS adalah suatu variabel yang tidak dapat diobeservasi secara
langsung. Karena itu IOS dapat diukur dengan menggunakan proksi- proksi yang dinilai dapat menggambarkan kesempatan investasi yang
21
dimiliki perusahaan. Andriyani 2008 mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para
peneliti seperti Gaver dan Gaver 1993, Jones dan Sharna 2001 dan Kallapur dan Trombley 2001 secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai
berikut : 1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa
prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham . Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai
pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya assets in place. Rasio-rasio yang berkaitan dengan proksi pasar adalah market
to book value of equity, market to bookvalue of asset, Tobin.s Q, earnings to price ratios, ratio of property, plant, andequipment to firm
value, ratio of depreciation to firm value. 2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu
level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapakan dapat
memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. Rasio yang berkaitan dengan
proksi investasi adalah the ratio of RD to assets, the ratio of RD to
22
sales, ratio of capitalexpenditure to firm value,investment intensity, ratio of capital expenditure to bookvalue of assets, investment to sales ratio.
3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
Rasio dalam proksi tersebut adalah variance of returns, assetbetas, the variance of asset deflated sales.
Dalam peneltian ini proksi yang digunakan adalah proksi berdasarkan harga dengan rasio market to book value of equity MBVE
Rasio ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.
Berdasarkan penelitian Kallapur dan Trembley 1999 dalam Fajar 2010, variabel tersebut merupakan proksi yang paling valid digunakan. Selain itu
variabel yang paling banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini adalah:
Rosdini 2009, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividen Payout Ratio
”. Variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan dividen DPR dan variabel independennya
adalah free cash flow. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur periode 2000-2002 dan hasil penelitian ini menunjukann
23
bahwa free cash flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen payout ratio
Arilaha 2009, penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
terhadap Kebijakan Dividen” penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2004-2007. Variabel dependennya adalah kebijakan dividen DPR dan variabel independen pada penelitiajn ini yaitu free cash flow,
profitabilitas, likuiditas, leverage. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dan hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
free cash flow, likuiditas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Haryetti dan Ekayanti 2012, dengan judul penelitian “Pengaruh
Profitabilitas, Invesment Opportunity Set dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di
BEI”. Variabel dependen penelitian ini yatu kebijakan dividen dan variabel independennya adalah profitabilitas, invesment opportunity set,
pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sedangkan
invesment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Islamiyah 2012, penelitin ini berjudul “ Pengaruh Free Cash flow,
Profitabilitas,Likuiditas, Leverage dan Growth terhadap Kebijakan Dividen p
ada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” periode
24
penelitan dari 2006-2010. Penelitian ini menggunkan variabel dependennya adalah kebijakan dividen dan variabel independennya adalah
free cash flow,profitabilitas, likuditas, leverage,growth. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage dan
growth tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen.
Parsian dan Koloukhi 2013, dalam penelitiannya yang berjudul “A Study on the Effect of Free Cash Flow and Profitability current ratio
on Dividend Payout Ratio: Evidence from Tehran Stock Exchange” ,periode penelitian ini dimulai dari tahun 2005-2010. Variabel dependen
yang digunakan adalah kebijakan dividen DPR dan variabel independennya adalah leverage ratio, free cash flow, growth opportunity,
systematic risk,profitability current ratio,frirm size. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa free cash flow, profitability current ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen payout ratio. Rizqi et al. 2013, dalam penelitiannya yang berju
dul “ Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size,
Invesment Opportunity Set on Dividend Policy and Firm Value”, penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang go-public
periode 2006-2011. Variabel dependennya adalah dividen policy DPR dan firm value dan variabel independennya adalah managerial ownership,
financial leverage, profitability, firm size, invesment opportunity set. Penelitian ini menyimpulkan bahwa profitability, firm size, financial
25
leverage tidak berpengaruh terhadap kebijkan dividen sedangkan variabel invesment opportunity set dan managerial ownership berpengaruh negatif
terhadap kebijakan dividen. Natalia 2013, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Periode penelitian 2008-
2010. Variabel dependen penelitian yatu kebijakan dividen dan variabel independennya adalah profitabilitas dan kesempatan investasi. Penelitian
ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sedangkan variabel kesempatan investasi berpengaruh negatif
terhadap kebijakan dividen.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Analisis Hasil
Penelitian 1
Rosdini 2009
Pengaruh Free Cash Flow
terhadap Dividend
payout ratio Variabel
dependen: dividend payout
ratio Variabel
independen: free cash flow
Analisis Regresi
Linier Sederhana
Free cash flow berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
dividend payout ratio
2 Arilaha
2009 Pengaruh Free
Cash Flow,
Profitabilitas, Likuiditas dan
Leverage terhadap
Kebijakan Dividen
Variabel dependen :
Kebijakan dividen
Variabel independen :
-Free cash flow -Likuiditas
-Leverage Analisis
Regresi Linier
Berganda Free
cash flow,leverage
dan likuiditas tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kebjakan
dividen
dan profitabilitas
26 berpengaruh
positif signifikan
terhadap kebijakan
dividen
3. Haryetti
dan Ekayanti
2012 Pengaruh
Profitabilitas, Invesment
Opportunity Set dan
Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan
LQ-45 yang Terdaftar di
BEI Variabel
dependen : Kebijakan
dividen Variabel
independen : -Profitabilitas
-Invesment opportunity set
-Pertumbuhan perusahaan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap
kebijakan dividen
dan IOS
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap kebijakan
dividen
4 Islamiyah
2012 Pengaruh Free
Cash flow, Profitabilitas,L
ikuiditas, Leverage dan
Growth terhadap
Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI
Variabel dependen :
Kebijakan dividen
Variabel independen :
-Free cash flow -Likuiditas
-Leverage -Growth
Analisis Regresi
Linier Berganda
Free cash flow profitabilitas,
likuiditas,lever age,growth
tidak berpengaruh
terhadap kebijakan
dividen
5 Parsian
dan Koloukhi
2013 A Study on the
Effect of Free Cash Flow
and Profitability
current ratio on Dividend
Payout Ratio: Evidence from
Tehran Stock Exchange
Variabel dependen :
Dividen payout ratio
Variabel independen :
-Free cash flow -Profitability
current ratio Analisis
Regresi Linier
Berganda Free
cash flow,
profitability current
ratio berpengaruh
negatif signifikan
terhadap dividen payout
ratio
27
2.3 Kerangka Konseptual