18
dividen. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas
yang tersedia untuk ekspansi perusahaan, pembayaran hutang dan dividen. Jika free cash flow suatu perusahaan meningkat maka perusahaan akan
meningkatkan dividen Hanafi, 2004:371. Free cash flow ini juga sering menjadi pemicu timbulnya
perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Manajer lebih menginginkan kas tersebut diinvestasikan kembali pada aset-aset
perusahaan untuk meningkatkan insentif yang diterima dan meningkatkan omzet penjualan, sedangkan pemegang saham lebih menginginkan kas
tersebut dibagikan sebagai dividen. Free cash flow lebih baik dibagikan ke pemegang saham, bukannya ditahan dengan cara seperti ini maka akan
dapat memaksimumian kemakmuran pemegang saham Hanafi, 2004:12. Semakin kuat posisi kas perusahaan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk pembayaran deviden kepada pemegang saham. Semakin banyak free cash flow yang dimiliki perusahaan maka dividen yang
dibayar juga semakin tinggi Islamiyah, 2012. Jensen 1986 dalam Rosdini 2009 mendefinisikan mengenai free cash flow menyatakan
bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham.
2.1.4 Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-
19
hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
karyawan, serta meningkatkan mutu produk. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
memperoleh laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi
besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Sartono 2010:112 profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas
yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Bagi pimpinan perusahaan profitabilitas dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui keberhasilan perusahaannya dan bagi investor profitabilitas dapat dijadikan sebagai sinyal dalam berinvestasi pada perusahaan.
Perusahaan yang mampu mengelola asetnya secara efektif dan efisien cenderung menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Hal ini
direalisasikan dengan adanya laba yang tinggi. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA. Return on asset ROA
menunjukkan perusahaan
menghasilkan laba
dari aktiva
yang dipergunakan Sartono, 2010. . Investor akan menyukai nilai ROA yang
tinggi, karena perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan tingkat keuntungan lebih besar Andriyani, 2008.
20
2.1.5 Invesment Opportunity Set IOS
Investment Opportunity Set menurut Myers 1977 dalam Natalia 2013 merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan
investasi dimasa yang akan datang dengan NPV positif. Menurut Gaver dan Gaver 1993 dalam Andriyani 2008 IOS merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, yang pada saat ini
merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
Menurut Sari 2010 Investment Opportunity Set IOS adalah kesempatan investasi yang merupakan pilihan investasi di masa yang akan
datang dan mencerminkan adanya pertumbuhan aktiva dan ekuitas. IOS tidak hanya menunjuk pada peluang investasi tradisional, tetapi juga
pilihan pembelanjaan lainnya seperti periklanan, yang akan digunakan di masa depan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Semakin besar
kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit Hanafi, 2004:375. Menurut Sartono 2010:281 pembayaran
dividen yang semakin besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan
perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham. IOS adalah suatu variabel yang tidak dapat diobeservasi secara
langsung. Karena itu IOS dapat diukur dengan menggunakan proksi- proksi yang dinilai dapat menggambarkan kesempatan investasi yang
21
dimiliki perusahaan. Andriyani 2008 mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para
peneliti seperti Gaver dan Gaver 1993, Jones dan Sharna 2001 dan Kallapur dan Trombley 2001 secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai
berikut : 1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa
prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham . Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai
pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya assets in place. Rasio-rasio yang berkaitan dengan proksi pasar adalah market
to book value of equity, market to bookvalue of asset, Tobin.s Q, earnings to price ratios, ratio of property, plant, andequipment to firm
value, ratio of depreciation to firm value. 2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu
level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapakan dapat
memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. Rasio yang berkaitan dengan
proksi investasi adalah the ratio of RD to assets, the ratio of RD to
22
sales, ratio of capitalexpenditure to firm value,investment intensity, ratio of capital expenditure to bookvalue of assets, investment to sales ratio.
3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
Rasio dalam proksi tersebut adalah variance of returns, assetbetas, the variance of asset deflated sales.
Dalam peneltian ini proksi yang digunakan adalah proksi berdasarkan harga dengan rasio market to book value of equity MBVE
Rasio ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.
Berdasarkan penelitian Kallapur dan Trembley 1999 dalam Fajar 2010, variabel tersebut merupakan proksi yang paling valid digunakan. Selain itu
variabel yang paling banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan.
2.2 Penelitian Terdahulu