a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor
harus menunjukkan
atau menyatakan,
jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,
maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang
dipikul oleh auditor.
2.1.8 Opini Audit
Laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat auditor yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan
klien bahwa laporan keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip- prinsip akuntan yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.
Manajer ditempatkan pada posisi dimana mereka dapat menguntungkan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang disusunnya dalam suatu
periode tertentu.
Laporan keuangan
yang disusun
merupakan bentuk
pertanggungjawaban dari hasil pekerjaannya selama suatu periode. Para manajer tergoda untuk menyajikan laporan keuangan yang berat sebelah, dan mungkin
menyembunyikan informasi informasi tertentu kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan itu, termasuk investor, kreditor, dan
regulator. Oleh karena itu masyarakat keuangan membutuhkan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen. Atas dasar
informasi keuangan yang andal, masyarakat akan memiliki basis yang kuat untuk berinvestasi dan memiliki posisi keuangan yang sehat.
Terdapat beberapa jenis pendapat opini auditor Mulyadi, 2002:19 yaitu: a. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi qualification atau
tanpa reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup
audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan
keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion with explanatory language.
Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan
bahasa penjelasan. c. Laporan pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
Pendapat ini hanya diberikan oleh auditor jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang
dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor
harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu : 1 Lingkup audit dibatasi oleh klien.
2 Auditor tidak dapat melakukan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi
– kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.
3 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
4 Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
d. Laporan pendapat tidak wajar adverse opinion Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan
arus kas perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan
pendapat wajar dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti
kompeten dalam jumlah cukup unutk mendukung pendapatnya. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opnion
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang
menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah : 1 Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
2 Auditor tidak independen dalam hubunganya dengan klien.
2.1.9 Reputasi KAP