Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor:
KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap
perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat
waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory.
Teori kepatuhan menjelaskan hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keungan. Semakin diperketatnya peraturan BAPEPAM
yang baru menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas akuntan publik semakin berat. Auditor
berusahan untuk mengaudit laporan keuangan dengan tepat waktu yaitu sebelum 90 hari sehingga diharapkan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam juga dapat
tepat waktu pula.
2.2.2 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen agen yang mengatur manajemen sebuah usaha dan principal pemilik usaha. Menurut Meckling 1976
dalam Saleh 2004, teori ini menjelaskan hubungan antara agen manajemen usaha dan prinsipal pemilik usaha. Didalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak
dimana satu orang atau lebih principal memerintah orang lain agent untuk
melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada Agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principal.
Pemilik usaha disebut sebagai pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi yang disajikan oleh agen yang bertindak sebagai pihak yang mengambil
keputusan. Teori keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur
atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan agency relationship.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
pemegang saham. Oleh sebab itu, manajer mempunyai kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat
dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan
oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal diluar
manajemen karena pengguna laporan keuangan di luar manajemen berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian. Pengguna internal manajemen perusahaan
memiliki kontak langsung dengan perusahaan dan mengetahui peristiwa yang terjadi sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para
pengguna eksternal. Situasi ini akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut
sebagai asimetri informasi, yaitu suatu kondisi di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang, jika dibanding
dengan pemegang saham dan stakeholders lainnya. Kim dan Verrechia dalam Sulistyo, 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan
segera atau tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri
informasi tersebut.
2.2.3 Teori Signaling