11
2.2 Konflik
2.2.1 Pengertian Konflik
Dalam kehidupan yang dinamis antar individu dan antar komunitas, baik dalam organisasi maupun di masyarakat yang majemuk, konflik selalu terjadi
manakala saling berbenturan kepentingan. Konflik didefinisikan sebagai suatu proses interaksi sosial dimana dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih,
berbeda atau bertentangan dalarn pendapat atau tujuan mereka. Menurut Engkoswara Komariah 2010:166 mengatakan “konflik adalah
segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak”. Pertentangan kepentingan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung pada
sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai yang telah mereka anggap benar,dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik
secara halus maupun kasar. Ada definisi lain tentang konflik kerja yaitu: Ketidaksesuaian antara dua
atau lebih anggota-anggota atau kelompok dalam suatu organisasiperusahaan yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan
atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik kerja juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota
organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain. Selain itu konflik diartikan sebagai perbedaan, pertentangan dan perselisihan Murni
dan Veithzal, 2009:805. Menurut Antonius, dkk 2002:175 konflik adalah suatu tindakan salah
satu pihak yang berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu pihak lain
Universitas Sumatera Utara
12 dimana hal ini dapat terjadi antar kelompok masyarakat ataupun dalam hubungan
kerjasama antar pribadi. Sedangkan menurut Scannel 2010:2 konflik adalah suatu hal alami dan normal yang timbul karena perbedaan persepsi, tujuan atau
nilai dalam sekelompok individu.
2.2.2 Ciri-Ciri Konflik
Menurut Wijono 2003:37 Ciri-ciri Konflik adalah : 1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang
terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan. 2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun
kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap
pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi
dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri,
kasih, penghargaan dan aktualisasi diri. 4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat
pertentangan yang berlarut-larut. 5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang
terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
13 Organisasi terdiri dari berbagai rnacarn koniponen, dan tidak
jarangkomponen-komponen tersebut bersinggungan dan menjadikan suatu konflik diantaraorganisasi tersebut. Terdapat beberapa tahapan perkembangan kearah
terjadinyakonflik, yaitu:
2.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik