Loyalitas Konsumen a. Pengertian Loyalitas Konsumen

toko ini mempunyai kulitas lebih baik daripada barang-barang yang dijual di toko yang tidak diberi wewangian. Aroma atau bau-bauan yang ada di dalam gerai toko secara logika dapat mempengaruhi konsumen. Telah dikemukakan pada latar belakang penelitian bahwa dengan hadirnya gerai toko, salah satu hal yang dapat dihindari adalah berbelanja dengan atmosfir yang tidak bersih dan berbau tidak sedap. Menurut Engel di dalam Lavini 2008 ”Manfaat penataan atmosfir lingkungan toko yaitu : 1 Membantu mengarahkan perhatian konsumen. 2 Memperlihatkan siapa konsumen sasarannya dan posititioning penempatan yang dilakukannya. 3 Mampu mengerakkan reaksi emosi konsumen seperti perasaan senang atau suka. Perasaan suka itu mampu mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang dihabiskan konsumen selama berbelanja

2. Loyalitas Konsumen a. Pengertian Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produkjasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang- ulang tersebut. Loyalitas merupakan konsep multidimensional yang kompleks. Salah satu penyebabnya adalah beragamnya defenisi dan operasional konsep ini. Berdasarkan defenisi diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produkjasa terpilih secara konsisten dimana yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Seorang konsumen dapat dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan konsumen membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu, upaya memberikan kepuasan konsumen dilakukan untuk mempengaruhi sikap konsumen, sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih berkaitan dengan perilaku konsumen daripada sikap dari konsumen Graffin : 2005. Tingkat kesetiaan dari konsumen terhadap suatu barang atau jasa merek tertentu tergantung pada beberapa faktor, misalnya berapa besarnya biaya untuk berpindah ke merek barang atau jasa yang lain; adanya kesamaan mutu, kuantitas, atau pelayanan dari jenis barang atau jasa pengganti; adanya resiko perubahan biaya akibat barang atau jasa pengganti; dan berubahnya tingkat kepuasan yang didapat dari merek baru dibanding dengan pengalaman terhadap merek sebelumnya yang pernah dipakai. Setiap merek mempunyai ciri khas tersendiri. Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya, akan membeli produk dan atau jasa dengan merek tertentu. Apabila merek yang dipilih berhasil memuaskan kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan memiliki ingatan akan merek tersebut. Dalam keadaan seperti ini, kesetiaan konsumen akan mulai timbul dan berkembang. Pada pembelian selanjutnya, konsumen akan memilih merek yang telah memberikan kepuasan, sehingga akan terjadi pembelian yang berulang-ulang terhadap merek tersebut. Menurut Griffin 2005 keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain : 1 Dapat mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal. 2 Dapat mengurangi biaya transaksi. 3 Dapat mengurangi biaya turn over konsumen karena penggantian konsumen yang lebih sedikit. 4 Dapat menigkatkan penjualan silang, yang alan memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5 Mendorong word of mouth mulut ke mulut yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. 6 Dapat mengurangi biaya kegagalan seperti biaya penggantian, dan lain-lain. Loyalitas merupakan manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, mendukung, mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachment ketertarikan emosional. Menurut Griffin 2005:31-34 ”Berbeda dari kepuasan, yang timbul dari sikap, loyalitas dapat didefenisikan berdasarkan perilaku membeli”. Konsumen yang loyal adalah orang yang : 1 Melakukan pembelian berulang secara teratur. 2 Membeli antar lini produk dan jasa. 3 Mereferensikan kepada orang lain. 4 Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing Secara terperinci, konsumen yang loyal dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Melakukan pembelian secara berulang dan teratur. Merupakan suatu perilaku pelanggan yang membeli suatu poduk secara terus-menerus dan melakukan pembelian apabila ada produk baru. 2 Membeli antar lini produk dan jasa. Merupakan perilaku pelanggan yang tidak hanya membeli satu jenis produk tetapi juga membeli produk lain yang mempunyai fungsi yang sama dan juga membeli perangkat tambahan dari produk tersebut. 3 Mereferensikan kepada orang lain. Merupakan perilaku pembelian pelanggan yang merekomendasikan suatu produk dan mengajak orang lain untuk menggunakan suatu produk. 4 Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Merupakan perilaku pembelian pelanggan yang menganggap bahwa produk yang digunakannya adalah produk yang terbaik apabila dibandingkan dengan produk lain. b Jenis-jenis Loyalitas Ada empat jenis loyalitas yang berbeda dan muncul apabila keterikatan rendah dan tinggi di klasifikasi silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi. Tabel 2. 1 Empat Jenis Loyalitas Pembelian Barang Keterikatan Tinggi Rendah Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi Rendah Loyalitas Yang Lemah Tanpa Loyalitas Sumber : Griffin, 2005 : 22 Menurut Griffin 2005:22-24 empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi yaitu tanpa loyalitas, loyalitas yang lemah, loyalitas tersembunyi, loyalitas premium. Secara terperinci, ke empat jenis loyalitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tanpa loyalitas Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi konsumen yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit pada keuangan perusahaan. Tantangannya adalah menghindari membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih konsumen yang loyalitasnya dapat dikembangkan. 2. Loyalitas yang lemah Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah inertia loyalty. Konsumen membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian ”karena kami selalu menggunakannya” atau ”karena sudah terbiasa”. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. 3. Loyalitas tersembunyi Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tngkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas latent loyalty. Bila konsumen memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya. 4. Loyalitas premium Loyalitas premium, jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN