Estimasi Model Regresi Metode Analisis

69 selama berkenaan dengan Y 2 . Jadi orang dapat melangkah maju dengan penaksiran OLS dari persamaan ini. Dengan membawa argumen ini selangkah lebih jauh, OLS dapat juga diterapkan pada persamaan ketiga dalam persamaan di atas, karena baik Y 1 dan Y 2, kedua-duanya tak berkorelasi dengan .

3.4.2 Estimasi Model Regresi

Model yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah model yang pernah digunakan oleh Gary M. Woller dan Kerk Phillips 1998, Jin dan Zou 2000, dan Jaime Bonet 2006. Dengan mengacu pada teori Simon Kuznet 1955 dan model berulanga recursive models dan kuadrat terkecil, maka model yang dibentuk adalah: Model Pertumbuhan Ekonomi: PE = f DF,PD,TK,AG 11 Model Ketimpangan Wilayah: KW= f PE,DF,PD,TK,AG 12 Dimana: PE = Pertumbuhan Ekonomi KW = Ketimpangan Wilayah DF = Desentralisasi Fiskal PD = Pajak Daerah TK = Tenaga Kerja Ag = Aglomerasi Model dasar 11 dan 12 kemudian diturunkan menjadi model ekonometrika sebagai berikut: 70 13 14 Dimana dalam persamaan ekonometrika linier di atas i menunjukkan unit cross section dan t menunjukkan periode waktu. Model ini terdiri dari variabel independen bebas dan variabel dependen terikat yang akan dijelaskan sebagai berikut: • PE = Pertumbuhan Ekonomi akan diukur melalui logaritma natural PDRB per kapita kabupatenkota atas dasar harga konstan • KW = Ketimpangan antar wilayah akan diukur melalui proksi seesuai yang digunakan oleh Jaime Bonet 2006 dalam peneltiannya, dengan konsep PDRB per kapita relatif. • DF = Desentralisasi Fiskal, sejalan dengan penelitian Gary M. Woller dan Kerk Phillips 1998 derajat DF akan diukur menggunakan pendekatan penerimaan, yaitu dengan mengukur derajat DF dar share Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Total Pendapatan Daerah TPD. • TK = Tenaga Kerja akan diukur julah angkatan kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi yang merupakan hasil laporan kantor BPS untuk penelitian ini digunakan data angkatan kerja yang bersumber dari Kantor BPS Jawa Barat • PD = Pajak Daerah diukur dengan rasio total pajak daerah masing- masing kabupaten kota sebagai persentase terhadap total PDRB 71 kabupatenkota tersebut. Pendekatan ini sesuai dengan penelitian Jin dan Zou 2000 • Ag = Aglomerasi, diproksi dari share PDRB kabupatenkota terhadap PDRB Propinsi Jawa Barat Bonet, 2006. • = Gangguan Stokastik

3.4.3 Pengujian Asumsi Klasik