I. al-Lail (malam )

C.I. al-Lail (malam )

Kata ﻞﻴﹼﻟﺍ / al-lailu merupakan kata yang terdiri dari huruf ﻝ / lam di awal dan akhir dan huruf ﻱ / ya’ yang merupakan kata jadian dari kata “Lailun” ( ﻞﻴﻟ ) yang memiliki arti waktu setelah siang yang ditandai dengan tenggelamnya

matahari. 12 Yaitu lawan katanya siang. Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata malam mempunyai arti :

waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit 13 . Dalam al-Qur’an kata

lail / malam banyak di ikuti dengan kata nahar / siang, yang menunjukkan bahwa dalam satu hari itu selalu berputar malam dan siang. Ada juga kata malam yang diikuti dengan kata yang lain sehingga menunjukkan waktu atau malam tertentu, seperti lailatul qadar, yaitu malam kemuliaan dimana al-Qur’an diturunkan, barang siapa berbuat kebaikan dan beramal shaleh pahalanya akan dilipatkan

seribu bulan. 15 lailatul mubarakah juga malam dimana al-Qur’an diturunkan , lailatus syiyam yaitu malam puasa yang dihalalkan kapada suami untuk

mendatangi istrinya 16 . Adapun kata al-lail dalam al-Qur’an dengan berbagai bentuk diulang 92

kali 17 , Kata - kata lail di atas, sebagian menerangkan tentang penciptaan alam semesta, sebagaimana dalam QS. Ali-Imran : 190, yang berbunyi

12 Ibnu Mandzur, Lisân al-Arab, (Beirut : Dâr al-Ma’ârif ) jilid. 5, h. 4115 13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 621 14 lihat QS. al-Qadar ayat 3 15 lihat QS. ad-Dukhân ayat 3 16 lihat QS. al-Baqarah ayat 187

17 QS. al-Baqarah : 164, 187, 274, QS. Ali Imran : 27, 113, 190, QS. al-An’am : 13, 54,

60, 76, 96, QS. Yunus : 6, 27, 67, QS. Hud : 81, 114, QS. ar-Ra’du : 3, 10, QS. Ibrahim : 33, QS. al-Hijr : 65, QS. an-Nahl : 61, QS. al-isra’ : 12, 78, 79, QS. Thaha : 130, QS. al-Anbiya’ : 20, 23,

: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Artinya : “ sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.

Dan ayat-ayat yang lainnya. dan sebagian lagi , menerangkan tentang waktu malam dan keistimewaannya. Seperti kata-kata lail yang mengandung sumpah.

Yang akan dibahas dalam bab empat berikutnya.

C.2. Kata nahar (Siang )

kata nahâr ( ﺭﺎﻬﻨﻟﺍ ) yang terdiri dari kata nun ( ﻥ ), ha ( ﻩ ), alif mad ( ﺍ ) dan ra ( ﺭ ) merupakan kata jadian dari akar “nahara” ( ﺮ ) yang mempunyai arti cahaya

diantara terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari 18 . Atau dari munculnya matahari hingga tenggelamnya.

42, QS. al-Hajj : 61, QS. al-mukminun : 80, QS. an-Nur : 44, QS. al-Furqan : 47, 62, QS. an-Naml : 86, QS. al-Qashshash : 71, 72, 73, QS. ar-Rum : 23, QS. Lukman : 29, QS. as-Saba’ : 33, QS. Fathir : 13, QS. Yasin : 37, 40, QS. Ashshaffat : 38, QS. az-Zmar : 5, 9, QS. al-Ghafir : 61, QS. Fushilat : 37, 38, QS. Jatsiyah : 5, QS. Qaf : 40, QS. Qaf : 40, QS. Adzariyat : 17, QS. at-Thur :

49, QS. al-Hadid : 6, QS. al-Muzamil : 2, 6, 20, QS. l-Mudastir : 33, QS. al-Insan : 26, QS. an- Naba’ : 10, QS. at-Takwir : 17, QS. al-Insyiqaq : 17, QS. Yunus : 24, QS. al-Isra’ : 1, QS. al- ‘A’raf : 142, QS. ad-Dukhan : 3 , QS. al-Qadar : 1,2, 3, QS. an-nzi’at : 29, QS Maryam : 10, QS. al-Haqqah : 7, QS. Saba’ : 18, QS. al-Fajr : 2, 4, QS. asy-Syams : 4, QS. al-Lail : 1, dan QS. ad- Duha : 2. lihat.. Husain Muhammad Fahmi Syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li Alfadz , h. 749-750

Ibnu Mandzur, Lisân al-Arab, (Beirut : Dâr al-Ma’ârif, tth ), Jilid 6, h. 4887

Menurut kamus bahasa indonesia, siang berarti terang ( dalam arti bersih, tidak ada rumputnya dan sebagainya. 19 Allah jadikan tanda siang itu terang, agar

kamu berusaha dan mencari karunia dari Tuhanmu 20 dan Allah jadikan siang adalah waktu untuk mencari penghidupan. 21 Karena itu manfaatkanlah waktu

siang dengan banyak beraktifitas. kata nahar dalam al-Qur’an diulang sebanyak

97 kali 22 .

C.3. Kata yaum (hari)

kata / yaumu merupakan kata yang terdiri dari huruf : /ya’, ﻡﻮﻴﻟﺍ / wau, ﻱ ﻭ

dan / mim. Yang mempunyai arti hari. dalam kamus besar bahasa indonesia kata

hari mempunyai 3 arti, yaitu : 1. waktu dari pagi sampai pagi lagi, yaitu edaran atau edaran bumi pada sumbunya. Dalam sehari ada 24 jam. 2. waktu selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari terbit sampai matahari terbenam).

3. keadaan (udara alam dan sebagainya) yang terjadi dalam waktu 24 jam. 23 Kata

19 Departemen pendidikan dan kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesa, h. 20 lihat QS. al-Isra’ ayat : 12, QS. ar-Rum ayat : 23 21 lihat QS. an-Naba’ ayat : 11

22 Kata nahâru (marfu’) terdapat pada QS. Fushshilat : 37. kata nahâra ( mansub) terdapat pada : QS. Ali Imran : 27, QS. al-A’raf : 54, QS. Yunus : 67, QS. ar-Ra’du : 3, QS. Ibraim : 33,

QS. an-nahl : 12, QS. al-Isra’ : 12, QS. al-Anbiya’ : 20, 33, QS. al-Hajj : 61, QS. an-Nur : 44, QS. al-Frqan : 47, 62, QS. an-Naml : 86, QS. al-Qasash : 72, 73, QS. Luqman : 29, QS. Fathir : 13, QS. Yasin : 37 , QS. az-Zumar : 5, QS. Ghafir : 61, QS. Hadid : 6, QS. Muzammil : 20, QS. an-Naba’ :

11, QS. al-Baqarah : 164, 274, QS. Ali Imran ; 27, 72, 190. kata Nahari ( majrur ) terdapat pada : QS. an-‘Am : 13, 70, QS. Yunus : 6, 45, QS. Hud : 114, QS. ar-Ra’du : 10, QS. al-isra’ : 12, QS. Thaha : 130, QS. anbiya’ : 42, QS. al-Hajj : 61, QS. Mukminun : 70, QS. ar-Rum : 23, QS. Luqman : 29, QS. Saba’ : 33, QS. Fathir : 13, QS. yasin : 40, QS. az-zumar : 5, QS. as-Syams : 3, QS. al-lail : 2, QS. al-Ahqaf : 35. dan kata naharan, terdapat pada : QS. Yunus : 24, 50, dan QS. Nuh : 5. Husain Muhammad fahmi syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li alfadz al-, h. 882

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamu Besar Bahasa Indonesia, h. 341 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamu Besar Bahasa Indonesia, h. 341

Yaumuzzînah ( ﺔ ﻦﻳﺰﻟﺍ ﻡﻮﻳ ), yang secara harfiyah berarti hari hiasan atau

berhias, yakni hari raya. hari raya dimaksud adalah hari dimana bendungan dan penampungan limpahan air sungai Nil dibuka, sehingga airnya mengalir keberbagai penjuru dan mengairi sawah dan ladang masyarakat luas. Hari tersebut

mereka sambut dan rayakan. Melimpahnya air sungai Nil biasanya terjadi awal bulan Juli atau bulan yang bernama “Bulan Tut’ dalam penaggalan Mesir kuno. Pembukaan bendungan dan penampungan itu dahulu berlangsung delapan belas hari sebelum datangnya musim gugur, atau bertepatan dengan tanggal 15 bulan

September. 24 Dalam al-Qur’an surat Thaha ; 59 yang artinya : Dia berkata : waktu adalah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu dhuha.

Maka Fir’aun berpaling lalu mengatur tipu dayanya , kemudian datang. dijelaskan bahwa hari ini adalah hari yang diusulkan oleh nabi Musa untuk mengadakan pertandingan dengan Fir’aun, agar mengumpulkan manusia di hari

raya tepatnya waktu dhuha 25 . Dan Fir’aun menyetujuinya kemudian dia berpaling dan meninggalkan tempat pertemuannya dengan Musa. Lalu tanpa membuang

24 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah , volume 8. h. 320 25 Menurut Quraish Shihab, pemilihan Nabi Musa as. Itu sungguh tepat, karena ketika itu

masyarakat umum berkumpul sehingga beliau dapat menampilkan mukjizat ilahi dengan disaksikan oleh banyak orang. Sedangkan pemilihan waktu dhuha, juga sangat tepat, bukan saja karena panas mtahari belum menyengat, tetapi juga karena ketika itu cahayanya sangat jelas sehingga apa yang ditampilkan oleh masing-masing pihak yang bertanding dapat dengan mudah disaksikan. Tidak terhalangi oleh gelap, tidak juga oleh sengatan panas. Quraish shihab, Tafsir al- Misbah , volume 8, h 321.

waktu ia segera mengatur tipu dayanya yakni berfikir dan mempersiapkan segala sarana dan persiapan serta mengumpulkan penyihir-penyihir umum guna mengalahkan Nabi Musa as.

Yaumul waîd ( ﺪﻴﻋﻮﻟﺍ ﻡﻮﻳ ) yaitu hari ancaman, yakni setelah semua

manusia mati dan setelah melalui satu alam yang dinamai alam barzah atau alam kubur. Allah berfirman : dan setelah tiba masa kebangkitan ditiuplah oleh

malaikat Israfil sangkakala untuk membangkitkan manusia dari kubur. Itulah hari jatuhnya ancaman serta hari terpenuhinya janji. 26 Dalam QS. Qaaf : 20 dijelaskan,

yang artinya : “dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari ancaman”.

ﺩﻮﻠﳋﺍ ﻡﻮﻳ , yaitu hari kekekalan, dimana setelah manusia mengalami penghisaban

dan perhitungan amal baik dan buruk di dunia maka ditentukanlah tempat masing- masing manusia yakni antara surga dan neraka. Nah itulah tempat kekekalan. Dalam QS. Qaf : 31-35 , yang artinya : “ Dan telah didekatkn surga kepada orang-orang bertqwa pada tempat yang tidak jauh . inilah yang dijanjikn kepada kamu ; yakni kepada setiap hamba yang selalu kembali lagi sangat memelihara. (yaitu) siapapn yang takut kepada ar-rahman sedang Dia ghaib dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” Mauklah ke dalamnya dengan selamat. Itulah hari kekekalan. Bagi mereka di dlamnya apa yang mereka kehendaki dan pada sisi kami ada tambahan . Dijelaskan bahwa setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang neraka maka ayat selanjutnya menjelaskan tentang surga.

26 Ibid, volume 13. h. 298

Yaumul âkhir ( ﺮﺧ ﻵ ﺍ ﻡﻮﻳ ) yaitu hari akhir yang akan datang kemudian,

dalam konteks al-Qur’an hari akhir mempunyai pengertian hari kedua setelah hari kehidupan pertama di dunia. Setelah dunia dihancur leburkan dan seluruh makhluk hidup dibinasakan oleh Allah dalam peristiwa yang disebut Hari kiamat

( ﻪﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ ) terciptalah dunia baru yang disebut alam akhirat. Di situlah amal

). Orang yang berbuat baik dan taat kepada Allah atau perbuatan baiknya lebih besar dari keburukannya, maka akan ditempatkan di surga yang penuh kenikmatan dan

perbuatan manusia dihisab, dalam al-Qur’an disebut yaumul hisâb (

kesenangan 27 . Sebaliknya, orang yang ingkar dan keburukannya lebih besar dari pada amal baiknya akan ditempatkan dalam neraka jahannam 28 .

Adapun mengenai masa datangnya hari kiamat , al-Qur’an dan Hadits tidak membicarakan sedikitpun tentang masa datangnya. Hal ini merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh Allah dan tidak satupun makhluk mengetahuinya. Dalam al-Qur’an dijelaskan :

Artinya : “mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat , bilakah terjadinya ? katakanlah : “ seseungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi

27 lihat QS. Lukman : 8, QS. Sajdah : 19, QS. al-Hijr : 45, QS. adz-Dzariyat : 15, QS. at- Thur : 17.

28 Lihat QS. al-Mulk : 6, QS. az-Zumar : 71, QS. az-Zhruf : 74, QS. al-Bayyinah : 6, QS. al-Ankabut : 54 & 78, QS. al-Fathir : 36

Tuhnku”, tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi . kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba” mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah : “sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS. al-A’raf : 187 )

Yaumul Jum’ah ( ﻪﻌﻤﳉﺍ ﻡﻮﻳ ), jum’ah berarti berkumpul atau berjamaah,

disebut berjamaah karena pada hari jum’ah umat islam yang laki-laki dan baligh wajib untuk melaksanakan shalat jum’at bersama-sama di Masjid atau tempat yang dianggap layak. Hari jum’at disebut hari raya agung melebhi Idul Fitri dan

Idul Adha. 29 ,

Maka dari itu, Jum’at merupakan hari yang sangat mulia dari hari-hari yang lain. terbukti dengan adanya penamaan surat Jum’ah dalam al-Qur’an, dan adanya hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan ibadah di hari jum’at. Dalam syariat

islam hari jum’at disebut sayyidul ayyâm. 30

Adapun kata yaum (hari ) dengan berbagai bentuknya terulang dalam al Qur’an sebanyak 448 kali. 31 Kebanyakan surat-surat di atas termasuk golongan

surat Madaniyah dan sebagian lagi termasuk golongan surat Makkiyah. Kata yaum yang termasuk dalam ayat Madaniyah lebih banyak menjelaskan tentang hari kiamat, diantaranya yaitu :

29 Tajul Khalwaty, Menyibak Kemuliaan hari Jum’at (Jakarta : Renika Cipta, 1995 ) Cet. Ke-1, h. 3

30 QS. Jum’ah ayat : 9 31 Husain Muhammad Fahmi Syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an al-

Karim , h. 973-978

Mengenai perhitungan hari, al-Qur’an menyebutkan, bahwa sehari dalam pertumbuhan dan perkembangan alam ini, berbeda dari ukuran hari yang kita kenal sekarang. Sehari dengan arti masa yang panjang sama dengan seribu tahun atau lebih, dalam QS. Sajdah dijelaskan yang artinya : “ Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang

32 kadarnya (lamanya ) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. Ayat lain menyebutkan bahwa satu hari dalam perhitungan Allah sama dengan lima puluh ribu tahun. “Malikat-malaikat dan ruh naik kepada-Nya yang ukurannya lima puluh ribu tahun (QS. al-Ma’arij : 4 ) , begitu juga hari yang pakai oleh Allah untuk menciptakan langit dan bumi .

“Sesungghnya Tuhan kamu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian dia berkuasa di atas singgasana untuk mengatur segala urusan . tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izinNya, dzat yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.

Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran. ( QS. Yunus : 3 ) 33

32 lihat juga QS. al-Hajj ayat 47, (“ Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu”. )

33 lihat juga QS. Hud : 7, dan QS. Qaf : 38 )

C.4. Kata Syahrun (bulan )

Kata syahru terdiri dari huruf ﺵ /syin, ﻩ / ha’, dan ﺭ /ra’ yang merupakan kata jadian dari ﺮﻬﺷ yang mempunyai arti bulan, dalam kamus Besar Bahasa Indnesia, bulan mempunyai arti : 1. benda langit yang mengitari bumi, berinar pada malm hari karena pantlan inar matahari. 2. masa atau jangka waktu perputaran bulan mengitari bumi dari mulai tampaknya bulan sampai hilang

kembali, satu bulan sama dengan 29 hari atau 30 hari. 34

35 Dalam al-Qur’an kata syahru terdapat 21 kali. Kata syahr yang berbentuk marfu ’ seperti pada surat al-Baqarah ayat 185, menjelaskan tentang adanya bulan

Ramadhan yaitu bulan yang dipilih karena bulan yang mulia, yang di dalamnya diturunkan permulaan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda yang jelas antara yang hak dan yang bathil.

Penegasan bahwa al-Qur’an yang demikian itu sifatnya diturunkan pada bulan Ramadhan mengiyaratkan bahwa sangat dianjurkan untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an selama bulan Ramadhan , dan yang mempelajarinya

34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamu Besar Bahasa Indonesia, h. 15 35 Yang berbentuk marfu’ ( syahru ), terdapat pada : QS. al-Baqarah : 180, 194, dan kata

syahrun terdapat pada QS. Syaba’ : 12 diulang dua kali, berbentuk mansub ( Syahra) terdapat pada QS. al-Baqarah : 185, QS.al-Maidah : 2, 97, kata yang berbentuk majrur ( syahri ) terdapat pada QS. al-Baqarah : 194, 217, dan kata syahrin terdapat pada QS. al-Qadar : 3, kata syahran yang menunjukkan bentuk jama’terdapat pada : QS. at-taubah : 36, QS. al-Ahqaf : 15, kata syahraini terdapat pada QS. an-Nisa’ : 92, al-Mujadalah : 4, dan kata syuhur terdapat pada QS. at- Taubah : 36. Lihat. Husain Muhammad Fahmi syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al- Karim , h. 496 syahrun terdapat pada QS. Syaba’ : 12 diulang dua kali, berbentuk mansub ( Syahra) terdapat pada QS. al-Baqarah : 185, QS.al-Maidah : 2, 97, kata yang berbentuk majrur ( syahri ) terdapat pada QS. al-Baqarah : 194, 217, dan kata syahrin terdapat pada QS. al-Qadar : 3, kata syahran yang menunjukkan bentuk jama’terdapat pada : QS. at-taubah : 36, QS. al-Ahqaf : 15, kata syahraini terdapat pada QS. an-Nisa’ : 92, al-Mujadalah : 4, dan kata syuhur terdapat pada QS. at- Taubah : 36. Lihat. Husain Muhammad Fahmi syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al- Karim , h. 496

membedakan antara yang hak dan yang batil. 36 Ini semua menunjukkan begitu pentingnya waktu yang diciptakan oleh

Allah SWT., khususnya pada bulan Ramadhan, yang mana bulan ini penuh dengan keberkahan, pahala dan ampunan. Barang siapa yang dapat memanfaatkan waktu bulan Ramadhan ini dengan banyak beribadah dan beramal shaleh maka ia akan mendapatkan keistimewaan dan kemuliaan dari Tuhanya.

Kata syahru pada surat al-Baqarah ayat 194 dan 217 menerangkan tentang penetapan empat bulan dalam setahun yang merupakan bulan-bulan haram, yakni bulan-bulan yang dihormati, penghormatan yang mengantarkan kepada lahirnya larangan-larangan tertentu yang bianya dibolehkan pada bulan –bulan yang lain. Adapun bulan yang dimaksud adalah : Muharram (bulan pertama), Rajab (bulan ke-7), Zulqa’dah (bulan ke 11) dan Dzulhijjah (bulan ke 12) dari penanggalan Qamariah.

36 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol.. I, h. 378

Diharamkannya empat bulan ini adalah karena masing-masing bulan mempunyai sejarah atau peristiwa-perisiwa tertentu yang dialami oleh Rasul dan nabi atau pelaku sejarah pada waktu itu.

Pada bulam Dzulhijjah tahun ke-enam Hijrah (627 M) Rasul saw. Bersama serombongan kaum muslim, bermaksud melakukan umrah , tetapi mereka dihadang di satu lembah dekat Mekah, yaitu di Hudaibiyah. setelah melakukan perundingan dan menyepakati sekian butir kesepakatan , antara lain gencatan

senjata selama sepuluh tahun, beliau dan rombongan terpaksa kembali ke Madinah. Tahun berikutnya pada bulan yang sama, beliau kembali untuk melakukan umrah sebagai qadha yakni pengganti umrah yang batal tahun yang lalu itu. Nah dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa bulan haram dimana kamu mengadakan umrah qadha’ ini berhadapan dengan bulan haram dimana pada

tahun yang lalu dihadang oleh kaum musyrik. 37

C.5. Kata sanah (tahun)

Kata sanah dalam al-Qur’an terulang sebanyak 7 kali. Dan kata sinin terulang sebanyak 12 kali. 38 jika melihat dari segi urutan maka semuanya

termasuk pada periode Madaniyah.

39 Sanah atau tahun adalah masa yang lamanya 12 bulan, sedangkan tahun hijriyyah adalah kalender yang dimulai perhitungannya sejak Nabi Muhammad

saw. hijrah ke Madinah dari Makkah. Selain itu ada yang dinamakan tahun

37 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol.. I, h. 396 38 Husain Muhammad Fahmi Syafi’I , Ad-Dalil al-Mufahras li alfadz al-Qur’an al- Karim , h. 484

39 Majma’ Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wajiz,… h. 325 39 Majma’ Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wajiz,… h. 325

29, dan tahun ini terjadi 4 tahun sekali. 40