Unsur-unsur yang membentuk sumpah Allah dalam al-Qur ’an

C.2. Muqsam ‘alaih

Muqsam ‘alaih disebut juga jawab al-qasam. Dalam keterangan lain dijelaskan bahwa tujuan qasam adalah untuk mewujudkan dan menguatkan muqsam ‘alaih , yaitu pernyataan yang karenanya sumpah diucapkan, karena itu muqsam ‘alaih haruslah berupa hal-hal yang layak didatangkan sumpah baginya, seperti hal-hal yang ghaib dan yang tersembunyi, jika sumpah itu dimaksudkan untuk menetapkan keberadaannya. Atau masalah- masalah yang ghaib dan yang tersembunyi diperkuat dengan sumpah untuk menetapkannya atau memositifkannya, atau untuk lebih menjelaskan ke-Maha Kuasa-an Allah dan keterbatasan jangkauan rasio manusia yang diberikan Allah.

Dalam keterangan lain disebutkan bahwa muqsam ‘alaih adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk menguatkannya, mengagungkannya, atau untuk menjadi perhatian terhadap hal yang terdapat padanya pengajaran-pengajaran dan pandangan-pandangan, maanfaat dan kemudaratan.

Dapat dipahami bahwa sesuatu yang terkenal dan mudah dimengerti pada umumnya tidak dijadikan muqsam ‘alaih melainkan dijadikan muqsam bih. Hal ini bukan berarti bahwa seluruh muqsam bih adalah sesuatu yang mudah

dipahami melainkan di antaranya ada yang ghaib seperti tentang hari kiamat. Untuk mengetahui muqsam ‘alaih dapat diperhatikan dari empat macam huruf yang mengawalinya, yaitu : inna, ma, lam, dan ta’. Dua huruf di antaranya mempositifkan sesuatu yaitu : inna dan lam, dan dua huruf lainnya menafikan sesuatu, yaitu ma dan la. Kemudian timbul pertanyaan tentang huruf in yang mengawali muqsam a‘laih, seperti pada surat al-Thariq : 4. dalam hal ini Ibn Khuwalaih mengatakan bahwa in dalam muqsam ‘alaih itu maksudnya ma seperti firman Allah in anta illa nadzir maksudnya adalah ma anta illâ nadzîr. ?

Secara umum dapat dikatakan bahwa muqsam ‘alaih kadang-kadang disebutkan, dan inilah yang biasa, tetapi kadang-kadang juga tidak disebutkan. Atau kadang juga muqsam ‘alaih didahulukan dari muqsam bih, seperti huruf shad pada surat Shad di mana maksudnya adalah al-shadiq, yaitu bahwa Allah atau Muhammad itu benar (Shid). Begitu juga pada kalimat sesudahnya pada ayat yang sama (ayat pertama), yaitu tentang al-Qur’an adalah muqsam bih.

Contoh muqsam ‘alaih yang dihilangkan adalah terdapat dalam QS. al-Fajr : 1-6. yang maksudnya adalah waktu –waktu yang baik untuk diisi dengan amal- Contoh muqsam ‘alaih yang dihilangkan adalah terdapat dalam QS. al-Fajr : 1-6. yang maksudnya adalah waktu –waktu yang baik untuk diisi dengan amal-

14 : “Inna Rabbika la bil mirshâd”. (sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi) tetspi pendapat lain mengatakan bahwa yang benar dan yang sesuai adalah tidak perlunya jawab qasam dalam surat al-Fajr : 1-6

C.3. Fi’il al-qasam dan Adawat al-Aqsam

Lafal-lafal sumpah dalam al-Qur’an terdiri atas dua bentuk, yaitu : fiil dan huruf. Fiil yang dipakai al-Qur’an untuk menunjukkan sumpah Allah seluruhnya berbentuk fiil mudhari’ uqsimu serta selalu didahului oleh huruf la dan diikuti oleh huruf ba’. Bentuk ini ditemukan sebanyak delapan kali dalam tujuh surat, yaitu : surat al-Ma’arij/70 : 40, al-Waqi’ah / 56 : 75, al-Haqqah / 69 : 38, at- Takwir / 81 : 15, al-Insyiqaq / 84 : 16, al-Balad / 90 : 1, dan al-Qiyamah / 75 : 1-2.

Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan kedudukan huruf la tersebut. Pendapat pertama mengatakan bahwa huruf tersebut adalah huruf nafiah. Namun mereka tidak sepakat dalam menggunakannya. Ada yang menggunakannya untuk menafikan kalimat yang dihilangkan sebelum sumpah dan ada yang menggunakannya untuk menafikan sumpah. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa huruf tersebut adalah huruf zaidah yang berfungsi

untuk menambah tingkat penegasan. 36

36 M. Quraish shihab, Tafsir al-Qur’ân al-Karîm ; Tafsir atas surat-surat pendek berdasarkan urutan turunnya wahyu , (Bandung : Pustaka Hidayah, 1999), h. 785

Adapun huruf-huruf qasam yang dipakai dalam al-Qur’an adalah : ba’ ( ﺏ ), waw ( ﻭ ) dan ta’ ( ﺕ ). Ketiga macam huruf sumpah tersebut biasa diterjemahkan

dengan “demi” 37 . Huruf ba’ tidak terdapat dalam al-Qur’an kecuali selalu didahului oleh fi’il qasamnya. Namun az-Zarkasyi menyebutkan bahwa di dalam

al-Qur’an terdapat huruf ba’ yang berdiri sendiri sebagai huruf qasam tanpa didahului oleh kata kerjanya. Namun pendapat tersebut ditolak oleh Syuyuthi.

Misalnya huruf ba’ pada kata billah dalam surat Luqman /31 : 13. mereka mengartikan dengan :

“Wahai anakku, janganlah kamu berbuat syirik, demi Allah sesungguhnya syirik itu benar-benar suatu kedhaliman yang besar.”

Huruf ta’ hanya khusus dipakai bersama nama Allah. Huruf ta’ yang disambung dengan nama Allah ditemukan sebanyak 9 kali dalam al-Qur’an. 38

Namun yang menunjukkan sumpah hanya ditemukan pada dua ayat, yakni dalam surat an-nahl / 16 : 56 dan 63 berikut ini :

Huruf waw adalah huruf yang paling banyak ditemukan dalam penggunaannya sebagai sumpah Allah dalam al-Qur’an. Huruf tersebut pada umumnya digunakan untuk sesuatu yang nyata atau bersifat inderawi (asma’ zhahirah ).

Sealain huruf –huruf tersebut, ada pula huruf lain yang berfungsi seperti huruf qasam. Misalnya dalam surat al-Hijr / 15 : 72 : “ Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka (kaum Luth ) benar-

benar terambang ambing dalam kemabukan (kesesatan )”

37 Quraish shihab, Tafsir al-Amânah, (Jakarta : Pustaka Kartini, 1992 ), Cet. Ke-1, h. 190 38 Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li alfâzh al-Qur’ân al-Karîm, h. 87-89

Dalam surat di atas, Allah bersumpah dengan kehidupan nabi Muhammad saw. Menurut Ibnu ‘Abbas, kata la amruka bermakna wa hayatika wa ‘amrika wa baqâ’ika fi ad-dunya (demi kehidupan, demi umurmu, dan demi kekekalan

ajaranmu di dunia. 39