h. Dead Area Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal tidak
bisaditerapkan karena akan terasa janggal. Misal : pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan.
i. Personel Pramusaji
Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
j. Service Level Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih bahsakan oleh
Teguh,Rusli, dan Molan 2000 adalah self service, self selection, limited service, dan full service.
k.Price Harga
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.
l. Cash Refister Kasir
Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah dijangkau oleh konsumen.
m. Technology Modernization Teknologi
Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih mungkin dan cepat, baik
pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.
Universitas Sumatera Utara
n. Cleanliness Kebersihan
Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk makan di tempat tersebut
.
3 Layout Ruangan Tata Letak Toko Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan
fasilitastoko.Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout
adalah sebagai berikut: a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk: - Selling Space Ruangan Penjualan
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan pramusaji.
- Personnel Space Ruangan Pegawai Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji seperti
tempat beristirahat atau makan. - Customers Space Ruangan Pelanggan
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti toilet, ruang tunggu.
b. Traffic Flow Arus Lalu Lintas
Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu: - Grid Layout Pola Lurus
Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.
Universitas Sumatera Utara
- LoopRacetrack Layout Pola Memutar Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh
ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk.
- Spine Layout Pola Berlawanan Arah Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko,
membawa pengunjung dalam dua arah. - Free-flow Layout Pola Arus Bebas
Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang diletakan dengan bebas.
4 Interior Point of Interest Display DekorasiPemikat Dalam Toko Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan
informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri
dari : a. Theme Setting Display Dekorasi Sesuai Tema
Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi toko atau meminta promusaji berpakaia sesuai tema tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Wall Decoration Dekorasi Ruangan Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau
poster yan ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat meningkatkan suasana toko. Menurut Levi dan Weitz 2000: 45, Ketika peritel hendak menata
atau mendekorasi ulang sebuah toko manajer harus memperhatikan tiga tujuan dari atmosphere berikut:
1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara keseluruhan. 2. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu yang sebaik-baikanya
sesuai dengan dana yang dianggarkan
2.1.2 Keputusan Pembelian Konsumen
2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti
bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para
pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Menurut Setiadi 2008: 416, keputusan pembelian
merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya. Menurut Kotler dan
Armstrong 2003: 224 keputusan pembelian adalah saat konsumen membeli
Universitas Sumatera Utara
suatu produk dalam waktu tertentu. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk 2007: 285 yaitu , “Keputusan pembelian konsumen adalah
seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”.
2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler Keller 2009: 184, proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :
1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang
−rasa lapar, haus, seks
−naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu pemikiran untk melakukan
pembelian. 2. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan pencarian Internal atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan
pencarian eksternal. 3. Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan Pembelian Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti yang dapat diterima
bila perlu. 5. Perilaku Pasca Pembelian
Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins, Best dan Coney, Mc Graw
Hill Supranto, J. Limakrisna, Nandan, 2007: 3 , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan
factor eksternal meliputi: budaya, sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, family.
a. Faktor-faktor internal Faktor internal merupakan factor dari dalam individu yang memiliki pengaruh
yang sangat penting terhadap keputusan individu. Pengaruh yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternative produk
yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya Kotler, 2005: 216.
b Pembelajaran Pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses
dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007:
115. c Memori
Memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori
jangka pendek merupakan porsi bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim currently diaktifkan atau dipergunakan Supranto,J. Limakrisna,
Nandan, 2007: 129. d Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suati motif motive merupakan
kostrak construck mewakili kekuatan dalam inner force yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus
terhadap respon Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: 93
Universitas Sumatera Utara
e Kepribadian Kepribadian personality merupakan suatu karakteristik individu mengenai
kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan
dalam situasi yang berbeda Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: 104. f Emosi
Emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: 108. Perasaan
tersebut dapat berupa kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan sebagainya. g Sikap
Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen
terhadap berbagai atribut dan dan manfaat dari objek tersebut Sumarwan, Ujang, 2004: 136.
b. Faktor-faktor eksternal a Budaya
Budaya culture adalah keseluruhan yang kompleks complex whole meliputi pengetahuan, kepercayaan, snei, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap
kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: 21
b Sub budaya Sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan
kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama-
Universitas Sumatera Utara
sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas, jadi akan dipengaruhi oleh budaya
secara keseluruhan Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: 47. c Demografis
Demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural Supranto,J. Limakrisna, Nandan, 2007: .
d Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda
atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda,
gaya hidup, nilai-nilai yang dianut Ujang Sumarwan, 2002: 219. e Kelompok Rujukan Acuan
Kelompok RujukanAcuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan atau
acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku
Ujang Sumarwan, 2002: 250. f Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah keturunan: anakatau cucu, dan adopsi Ujang
Sumarwan, 2002: 227.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Hipotesis
Sugiyono 2012: 64 mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H
a
: terdapat pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. H : Store Atmosphere tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
2.3 Penelitian Terdahulu
Dewi Rubiyanti Hadi 2004 telah melakukan penelitian sebelumnya dengan topik yang sama dengan penulis melalui skripsi yang berjudul “Pengaruh
Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada China Emporium Factory Outlet Bandung “. Analisis koefisien determinasi
menunjukkan bahwa Store Atmosphere mampu mempengaruhi tingkat keputusan pembeliankonsumen sebesar 28 , sedangkan sisanya 72 dipengaruhi oleh
faktor lain. Sedangkan analisis uji hipotesis diperoleh t
hitung
sebesar 6,18 angka tersebut lebih besar dari t
tabel
sebesar 1,663. Maka angka ini berada pada penolakan H
o
. Dengan demikian, Store atmosphere yang menyenangkan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
Suvi Goman 2005 juga sebelumnya telah melakukan penelitan dengan topik yang sama dengan peneliti dalam skripsi yang berjudul “Analisa Pengaruh
Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto Nine”. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
pembahasan menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis yaitu uji F, menunjukkan bahwa F
hitung
48,038 F
tabel
2,99. Hal ini menunjukkan bahwa instore maupun outstore atmosphere Resto Nine bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh instore maupun outstore atmosphere Resto Nine terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar
49,8. Berdasarkan pengujian hipotesis yaitu uji t, menunjukkan bahwa nilai t
hitung
untuk instore atmosphere yaitu sebesar 4,693 dan nilai t
hitung
untuk outstore atmosphere yaitu sebesar 2,091 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai t
tabel
yaitu sebesar 1,663. Hal ini menunjukkan bahwa baik instore maupun outstore
atmosphere Resto Nine secara parsial mempunyai pengaruh berarti terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial
menunjukkan bahwa Nilai koefisien determinasi parsial untuk instore atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di Resto Nine adalah sebesar 18,5.
Sedangkan pengaruh outstore atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di Resto Nine adalah sebesar 4,3. Hal ini menunjukkan bahwa
instore atmosphere lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Resto Nine dibandingkan outstore atmosphere.
Citra Dewi Rahmawati 2012 juga sebelumya telah melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan dengan topik diatas dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Store Atmosphere dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Resto Sobbers Bandung”. Hasil penelitian ini, data dilihat bahwa
pengaruh Store athmosphere dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada Resto Sobbers Bandung sebesar 22,7 dengan pengaruh yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Secara parsial variabel yang memberikan pengaruh paling signifikan terhadap loyalitas pelanggan adalah kualitas pelayanan.
Nandi Eko Putra 2011 juga telah melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan topik yang diteliti oleh peneliti dalam skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Store Atmosphere Suasana Toko dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang”. Hasil dari penelitian ini dengan
uji statistik menunjukkan bahwa suasana toko dan lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen pada Wadezig Distro Padang
secara parsial dan simultan atau bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang dilandaskan kepada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatisik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan Sugiyono, 2008: 13. Penelitian ini menggunakan studi kausal, yaitu meneliti pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian
konsumen di Ranch57 Café Resto.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di dilakukan pada salah satu café resto di Medan yaitu di Ranch57 Café Resto yang terletak di Plaza Medan Fair Lt. 1 No. 57 Medan.
Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang tiga bulan yang dimulai dari bulan Juni.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono 2008: 115, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Universitas Sumatera Utara