Pentingnya Pembinaan Kepribadian

5) Pentingnya Pembinaan Kepribadian

Secara umum, pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Kepribadian terjadi sebagai akibat natijah atas kerjasama yang terus menerus antara pemahaman seseorang dengan lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian seeorang itu timbul sebagai akibat dari perkembangan sejumlah potensi dasar yang dimilikinya, dan merupakan hasil dari pendidikan serta dari pengaruh lingkungan yang didapatinya.

Kaitannya dengan hal tersebut, apabila ditinjau dalam nasehat Luqman terhadap putranya, mengandung nilai-nilai agama, mulai dari penampilan pribadi Luqman yang beriman, beramal shaleh, bersyukur kepada Allah dan bijaksana dalam segala hal. Dan kemudian yang diajarkan dan dinasehatkan kepada anaknya merupakan kebulatan iman kepada Allah semata (tauhid), akhlak, dan sopan santun terhadap kedua

63 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 242- 243.

orang tuanya, dan kepada semua manusia, serta taat beribadah dan mengerjakan amal shaleh.

                                                                                                       

12) Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

13) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya 15) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

16) (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

17) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

19) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara

keledai. (Q.S. Luqman: 12-19). 64 Dalam rangka mengadakan pembinaan kepribadian terhadap

peserta didik, diperlukan kerjasama antara orang tua, guru, dan masyarakat, yang merupakan tanggung jawab terhadap pendidikan. Di tinjau dari tugas guru sebagai pendidik, guru harus membantu agar anak mencapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang sempurna yang sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimilikinya. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Orang yang baik dan utama, karakternya dipuji dan dikagumi. Dia cinta pada dirinya, cinta pada apa yang dilakukannya. Dia senang pada dirinya, dan orang lain juga menyukainya.