ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM P

ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN (STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.151 – 01.152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010) SKRIPSI

Oleh :

HARYONO NIM. 084 061 006

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER JURUSAN TARBIYAH

JULI 2010

ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN (STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.151 – 01152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010) SKRIPSI

diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER JURUSAN TARBIYAH JULI 2010

ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAANKEPRIBADIAN (STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.151 – 01152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010) SKRIPSI

diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

Nomor Induk

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Disetujui Pembimbing

Drs. H. SUKARNO, M. Si.

NIP. 19591218 198703 1 009

ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN (STUDI KASUS GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN JEMBER 01.151 – 01152 PANGKALAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER MASA BHAKTI 2009/2010) SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Senin Tanggal : 26 Juli 2010

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Abdul Rokhim, S.Ag., M.EI. Dwi Puspitarini, SS., M.Pd.

NIP. 19730830 199903 1 002 NIP. 19740116 200003 2 002

Anggota:

1. Drs. H. Moh. Sahlan, M.Ag.

2. Drs. H. Sukarno, M.Si.

Menyetujui, Ketua STAIN Jember

Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd.

NIP. 19650720 199203 1 003

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti datang kemudahan (QS. Al Insyirah ayat 6).

2. Hadiah Nobel memang hebat. Tetapi bagi saya hadiah terbaik adalah mempunyai pembaca (Octavio Paz).

3. Harga sesuatu orang adalah terletak dalam bisa atau tidaknya berdiri sendiri sebagai manusia yang teguh dan tegap. Tapi akan lebih tinggi harga itu jika dia juga turut membantu orang lain dalam kemajuannya (Prof. C. C. Berg).

Kupersembahkan kepada: Bapak, ibu, kakek, nenek, dan adik-adikku tercinta

yang senantiasa memelukku hangat dalam doanya, memberiku semangat yang tiada henti-hentinya, dan mendorong untuk menyelesaikan studi ini.

Neng Sisca yang telah mengajariku bagaimana memandang positif setiap permasalahan, membuatku lebih percaya diri menghadapi tantangan, dan motivasinya yang selalu menghidupkan inspirasiku.

Para pembimbingku, Drs. H. Sukarno, M.Si. dan Kak Aisyatun Nurhayati, S.Ag. yang dengan sabar menuntun dan membimbingku dalam penyusunan skripsi ini.

Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantuku. Siapa saja yang telah memberiku kesempatan untuk

berkembang. Dulu, kini, dan esok. Almamaterku tercinta.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesakan tugas dan kewajiban akademik dalam bentuk skripsi dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. sebagai pembawa kabar gembira bagi umat yang bertaqwa.

Skripsi yang telah selesai dengan judul “Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Studi Kasus Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2009/2010” ini merupakan upaya dan daya pemikiran yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit, walaupun dalam pembahasan atau penulisannya banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, dengan tangan terbuka penulis mengharap tegur dan sapa yang konstruktif kepada segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka kami sepatutnya menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M. Pd. selaku Ketua STAIN Jember.

2. Dr. Syamsun Ni’am, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Jember.

3. Drs. Sarwan, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Jember.

4. Drs. H. Sukarno, M.Si. selaku pembimbing dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Dewan Racana Gerakan Pramuka STAIN Jember.

6. Bapak/ibu civitas akademika STAIN Jember yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

7. Perpustakaan STAIN Jember yang telah menyediakan sebagian literature dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepada semua alumni Pramuka STAIN Jember yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya hanya kepada Allah-lah penulis memohon taufik dan hidayah- Nya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan kaum muda Indonesia sebagai penerus bangsa yang bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi masyarakat yang ber- Pancasila, berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta mampu menyelenggarakan pembangunan di Bumi Nusantara ini. Amin yarobbal alamin.

Jember, 25 Juni 2010 Penulis

HARYONO

NIM. 084 061 006

ABSTRAK

Haryono, 2010: “ORIENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN” (Studi Kasus Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember

Masa Bhakti 2009/2010)

Kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Kepribadian terjadi sebagai kerjasama yang terus menerus antara pemahaman seseorang dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian seseorang itu timbul akibat dari perkembangan sejumlah potensi dasar yang dimilikinya, dan merupakan hasil dari pendidikan serta dari pengaruh lingkungan yang didapati. Kaitannya dengan hal tersebut, Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi kepanduan nasional juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan kepribadian seseorang sebagaimana termaktub dalam nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Pendidikan Kepramukaan merupakan usaha sadar dan terencana dalam membina dan mengarahkan Sumber Daya Manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, menjadi manusia yang mandiri, peduli, tanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang disesuaikan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif (intelektual)? 2) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif (sikap)? 3) Bagaimana langkah- langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikmotor (keterampilan)?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, menganalisis proses pelaksanaan pendidikan kepramukaan dalam mengadakan Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, menganalisis proses pelaksanaan pendidikan kepramukaan dalam mengadakan

Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan keilmuan, yakni kegiatan kajian bulanan dan pengadaan bulletin. 2) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sosial, yakni kegiatan pembinaan desa dan kegiatan Perjalanan Suci Dan Kemah Bhakti (PSKB). 3) Langkah-langkah yang ditempuh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikomotor dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan kesenian dan kerajinan tangan, seperti latihan seni budaya (seni tari), pembuatan gantungan kunci, dan pelatihan web-design.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Sekretaris ..........

4.2 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Bendahara .........

4.3 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Keilmuan ..........

4.4 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) .........................................

4.5 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Pengabdian .......

4.6 Program Kerja Dewan Racana Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Bidang Akomodasi ........

4.7 Daftar Inventaris Sanggar Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010

4.8 Data Anggota PERTARA XVI Masa Bhakti 2006/2007 .................................................................

4.9 Data Anggota PERTARA XVII Masa Bhakti 2007/2008 .................................................................

4.10 Data Anggota PERTARA XVIII Masa Bhakti 2008/2009 .................................................................

4.11 Data Anggota PERTARA

XIX Masa Bhakti 2009/2010 .................................................................

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

4.1 Struktur Organisasi Gerakan Pramuka .................... 103

4.2 Struktur Kepengurusan Dewan Racana 01.151 Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 .....................................................

105

4.3 Struktur Kepengurusan Dewan Racana 01.152 Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember Masa Bhakti 2009/2010 .....................................................

106

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fakta menunjukkan bahwa 90% remaja seluruh negeri Korea menggunakan komputer dan separuhnya adalah pemakai internet. Di Singapore 59% penduduknya memiliki PC di rumah. Di New Zealand, 32% dari rumah terus meningkat kurang lebih 14% per-tahun. Selain itu, semua akses ke internet setiap tahun semakin murah. Hal itu berarti, bahwa anak muda sekarang akan menghabiskan waktunya lebih banyak di kamarnya, chatting (mengobrol) dengan teman-temannya secara online, men-download musik dan hiburan lain, dan mengerjakan PR-nya di Web. Sekarang mereka telah memperlihatkan gejala-gejala kurang pergaulan sosial (social withdrawal ) dan mereka merasa kurang nyaman apabila mereka tidak

ditemani “mainan digital” mereka. 1 Karena berbekal informasi tersebut, lingkup perhatian anak-anak

sekarang terhadap bidang-bidang kepedulian lainnya semakin menyusut. Mereka harus selalu “modern” dan “kalem, tak tersentuh”. Mereka hidup di dunia “ruang” bukan “tempat”. Mereka lebih banyak belajar dari internet dari pada di ruang kelas tradisional.

Sejalan dengan hal itu, dalam upaya meningkatkan kehidupan masyarakat pada taraf yang lebih baik sehingga bisa berkembang secara

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja_dan_Permasalahannya (April, 2010), 1.

dinamis, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Dalam hal ini, pendidikan merupakan usaha untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam rangka mencapai kedewasaannya, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap segala perbuatannya dan dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha yang fundamental dalam kehidupan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan kepramukaan mempunyai peran penting dalam rangka mentransformasikan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagaimana dijelaskan dalam AD & ART Gerakan Pramuka:

Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan

kemerdekaan itu. 2 Pada umumnya, masyarakat memandang bahwa kegiatan Pramuka

hanya sekadar mainan dan hiburan, mengisi waktu kosong, mencari teman dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian dan tidak sesederhana yang kita bayangkan, Pramuka mempunyai tujuan, tugas dan fungsi yang lebih dari hal itu. Gerakan Pramuka mampu mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan kepribadiannya; mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya.

2 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 3.

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:

- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika; - ideologi Pancasila; - kehidupan rakyat yang rukun dan damai;

- lingkungan hidup di bumi nusantara. 3 Hal di atas dapat dijadikan landasan berpikir kita bahwa Gerakan

Pramuka mempunyai peranan penting bagi terbentuknya proses pendidikan, moral, watak, dan budi pekerti masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa yang saat ini mulai tidak lagi percaya dengan dirinya, dan mulai merasa tidak lagi bangga sebagai bangsa Indonesia. Pergaulan yang kebarat-baratan lebih disukai dari pada budaya timur yang lebih bernilai dan bermartabat.

Di satu sisi pendidikan akhlak ditekankan, namun di sisi lain tauladan tidak ada, yang ada justru kebalikan atas apa yang diterimanya dalam dunia pendidikan. Ada orang tua yang lebih mengutamakan nilai akademis dibandingkan nilai akhlak dan budi pekerti, disadari atau tidak hal ini merupakan salah satu peran atas kerusakan moral atau kepribadian yang didera generasi muda dewasa ini. Betapa tidak, setiap hari anak dituntut untuk pintar secara akademis saja, tanpa memperhatikan keluwesan pergaulan,

3 Ibid , 3-4.

kepekaan sosialnya, pengembangan kepribadian dan tata krama atau adat kesopanan (unggah-ungguh) terhadap orang lain terutama orang tua.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan:

“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan

kepadamu supaya kamu memahami(nya)” (QS. Al-An’am:151). 4 Oleh karena itu, di sinilah letak fungsi Gerakan Pramuka sebagai

lembaga pendidikan non-formal, di luar sekolah atau di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Gerakan

4 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2007), 148.

Pramuka memiliki sistem yang ideal untuk membantu para orang tua, guru, pemerintah dan negara dalam memberikan pendidikan watak dan budi pekerti bagi generasi muda, tentunya setelah mereka menjadi anggota.

Sebagai salah satu kekuatan sosial budaya, Gerakan Pramuka juga memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Tiap anggota Pramuka dapat berperan aktif, kreatif, dan produktif kalau mereka dipersiapkan dan dibina secara mendalam agar mempunyai kemampuan dan keterampilan serta memiliki rasa bangga dan rasa tanggung jawab terhadap nusa dan bangsa. Di samping memiliki tujuan pengembangan dan pembentukan mentalitas anggota secara pribadi, Gerakan Pramuka juga akan membentuk rasa tanggung jawab yang akan dirasakan masyarakat luas, hal ini tentunya sesuai dengan idealitas tujuan Pramuka.

Maka dengan demikian, rasa yang dibentuk dalam pendidikan kepramukaan akan menjadikan masyarakat yang bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat yang ber-Pancasila, berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta mampu menyelenggarakan pembangunan.

B. Fokus Penelitian

Dalam suatu penelitian, masalah menjadi ciri atau tolak ukur sebuah penelitian karena inti penelitian adalah memecahkan masalah-masalah. Biasanya masalah muncul setelah kita mempelajari teori dari beberapa ahli dan dapat pula masalah ditemukan dari pengalaman pribadi.

Untuk lebih mengarahkan pembahasan dari penelitian, maka rumusan tetap menjadi fokus dari jalannya penelitian, karena perumusan masalah itu akan lebih memperinci bidang-bidang kajian penelitian, sehingga dari sana akan muncul sekian argumen yang kemudian akan menjadi hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya.

Rumusan masalah harus mencantumkan semua rumusan yang hendak dicari jawabannya melalui penelitian yang harus disusun secara singkat,

tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam kalimat tanya. 5 Arikunto menjelaskan bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan

dengan lancar, maka peneliti harus memfokuskan atau merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana ia memulai, ke mana harus pergi dan

dengan apa. 6 Maka dari itu, untuk mengarahkan sekaligus memberikan batasan

yang jelas dalam pembahasan ini, fokus masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Fokus Masalah

Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian?

2. Sub Fokus Masalah

a. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan

5 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Jember: STAIN Jember, 2009), 44. 6 Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 22.

STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif?

b. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif?

c. Bagaimana langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikomotor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan, tujuan pokok suatu penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Oleh karena itu, tujuan penelitian

dirumuskan berdasarkan rumusan masalah. 7 Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian mengacu kepada masalah- masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 8

Moleong mengemukakan bahwa tujuan suatu penelitian ialah memecahkan masalah, hal itu dilakukan dengan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarahkan pada upaya untuk

7 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 71. 8 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Jember: STAIN Jember, 2009), 44.

memahami atau menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 9

Dari beberapa pengertian dan mengacu pada perumusan masalah, maka peneliti megklasifikasikan tujuan penelitian menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui secara mendalam sistem dan langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif.

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif.

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010

9 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 62.

dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikomotor.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, obyek penelitian dan masyarakat (pembaca). Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

1. Bagi peneliti; diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang bagaimana menulis sebuah karya ilmiah yang baik guna sebagai bekal mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya, serta memberikan wawasan yang integral terhadap disiplin ilmu yang berhubungan dengan masalah pendidikan.

2. Bagi obyek penelitian, dalam hal ini Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember; a) hasil penelitian nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan di dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan, khususnya yang berorientasi pada pembinaan kepribadian anggota atau peserta didik, b) diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan policy untuk pembinaan kepribadian anggota atau peserta didik berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta Dasa Dharma dan Tri Satya Pramuka.

3. Bagi masyarakat/pembaca; mengenalkan dan memberi wawasan atau pengetahuan bahwa Gerakan Pramuka tidak sekedar sebagai wadah 3. Bagi masyarakat/pembaca; mengenalkan dan memberi wawasan atau pengetahuan bahwa Gerakan Pramuka tidak sekedar sebagai wadah

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap penelitian, menghindari adanya salah pengertian dalam memahami masalah, serta untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran yang jauh terhadap konsep yang ada dan mengarahkan jalannya penelitian dengan baik.

Maka dari itu, penulis memberikan definisi istilah yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memahami penelitian ini. Judul yang dimaksud adalah “Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian”.

a. Orientasi Pendidikan Kepramukaan

Sebelum dijelaskan tentang pengertian orientasi pendidikan kepramukaan itu sendiri, maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan orientasi, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan kepramukaan.

1) Orientasi Istilah orientasi menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al

Barry diartikan dengan peninjauan; hal mencari pedoman. 10 Orientasi juga diartikan sebagai peninjauan untuk menentukan sikap

(arah, tempat, dan sebagainya). 11

2) Pendidikan Kepramukaan Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 12

Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Suyudi, mendefinisikan pendidikan sebagai "tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya". 13

10 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit ARKOLA, t.t), 548.

11 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1023. 12 Tim Penyusun, Undang-Undang SISDIKNAS (No. 20 Th. 2003), (Bandung: Fokusmedia, 2003),

13 Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an: Integrasi Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani , (Yogyakarta : Mikraj, 2005), 52.

Sedangkan pengertian kepramukaan adalah “proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkugan keluarga dalam bentuk kegitan menarik, menyenangkan, sehat, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi

pekerti luhur”. 14 Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang

progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota

masyarakat. 15 Jadi, yang dimaksud dengan Pendidikan Kepramukaan adalah

usaha sadar dan terencana dalam membina dan mengarahkan Sumber Daya Manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, menjadi manusia yang mandiri, peduli, tanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang disesuaikan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian dari “Orientasi Pendidikan Kepramukaan” adalah tinjauan terhadap sikap, arah secara tepat dan benar dalam rangka mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia pada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya melalui proses pendidikan kepramukaan.

14 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 28.

15 Lock Cit .

b. Pembinaan Kepribadian

Dalam upaya memperoleh pengertian terhadap pembinaan kepribadian peserta didik/anggota yang diinginkan dalam penulisan proposal ini, maka perlu adanya penjelasan dari kalimat tersebut. Penjelasan yang dimaksud adalah sebaga berikut:

1) Pembinaan Pembinaan merupakan proses membina, penyempurnaan atau perbaikan, serta upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa pembinaan adalah upaya untuk mengadakan perbaikan dalam rangka mencapai tujuan.

2) Kepribadian Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan dikarenakan banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian adalah sifat hakiki yang tercantum pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang

membedakannya dari orang atau bangsa lain. 16 Menurut Sultuan dalam Fudiyartanta, yang dimaksud dengan

kepribadian adalah pola kehidupan yang relatif menetap dari situasi-

16 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 895.

situasi antara pribadi yang berubah yang menjadi ciri manusia. Kepribadian merupakan entitas hipótesis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi-situasi antara pribadi dan tingkah laku, antar pribadi merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai

kepribadian. 17 Sedangkan menurut Zakiah Djarajat yang dikutip oleh

Djamarah, kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar dilihat atau di ketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan

aspek kehidupan. 18 Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat dalam segala segi dan aspek kehidupan. Jadi, yang dimaksud dengan Pembinaan Kepribadian adalah proses

membina, penyempurnaan atau perbaikan terhadap sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat dalam segala segi dan aspek kehidupan.

17 Fudiyartanta, Psikologi Kepribadian Neo-Feudjanisme, (Yogyakarta: Zenith Publisher, 2005), 178.

18 Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), 40.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mengetahui skripsi ini secara keseluruhan dan berurutan sesuai dengan pembahasannya maka dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I

PENDAHULUAN. Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, alasan pemilihan judul yang terdiri dari alasan objektif dan alasan subjektif, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, sistematika pembahasan dan diakhiri dengan tahap penelitian.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bab ini berisi tentang kajian terdahulu dan kerangka teori terkait. BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dibahas tentang pendekatan dan jenis penelitan, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisa data, dan keabsahan data.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Dalam bab ini disajikan gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan yang terdiri dari sejarah berdirinya Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember, letak geografis, struktur organisasi, tenaga pengajar, kedaan anggota Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember serta fasilitas belajar mengajar.

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan akhir isi skripsi yang terdiri dari kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh atau proposisi- proposisi yang diangkat dari hasil penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan saran-saran.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisa pada skripsi terdahulu mengenai pola kaderisasi kepemimpinan Gerakan Pramuka bahwa yang diharapkan dari pola kaderisasi kepemimpinan adalah mampu mencetak kader yang baik dan bijaksana. Pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember terdiri dari formal dan non formal.

Adapun di bawah ini adalah pola kaderisasi kepemimpinan yang bersifat formal:

a. Diklat Ruang Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember melalui diklat ruang sudah tergolong baik, karena dalam mempersiapkan seorang kader pemimpin dalam Gerakan Pramuka sudah ditanamkan materi-materi yang nantinya dapat mendukung dari sifat kepemimpinan.

Adapun materi-materi yang disampaikan pada diklat ruang di sini adalah sejarah pramuka dan racana, konsep diri, keorganisasian, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana dalam melakukan pola kaderisasi kepemimpinan sangatlah efektif dengan

b. Diklat Lapang Dalam pola kaderisasi kepemimpinan pada Gerakan Pramuka di Gugus Depan STAIN Jember yang dilakukan pada diklat ruang sudah tergolong baik, karena di dalam diklat lapang yang diadakan oleh Dewa Racana melalui kegiatan Perjalanan Suci dan Kemah Bhakti. Di dalam kegiatan ini ditanamkan bagaimana hidup bermasyarakat dan bagaimana mereka berorganisasi, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil mereka dididik untuk hidup mandiri dan bias mengatur waktu dengan baik.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa Dewan Racana dalam melaksanakan pengkaderan melalui diklat lapang sudah cukup baik, terbukti hubungan anggota Pramuka dengan masyarakat bisa diterima dengan baik dan bisa menjalin kekompakan dalam suatu kelompok walaupun awalnya terdapat perbedaan antar anggota.

Adapun pola kaderisasi kepemimpinan non formal di sini adalah pendekatan Dewan Racana kepada anggota untuk menjalin komunikasi dengan anggota dan menumbuhkan rasa komitmen pada Gerakan Pramuka.

Akan tetapi, bukan itu saja pola kaderisasi yang dilakukan oleh Dewan Racana dalam proses pengkaderan untuk mencetak seorang Akan tetapi, bukan itu saja pola kaderisasi yang dilakukan oleh Dewan Racana dalam proses pengkaderan untuk mencetak seorang

Setelah melihat Pramuka dari sudut pola kaderisasi kepemimpinan, maka berikutnya adalah melihat Pramuka dari segi pembinaan kepribadian. Skripsi terdahulu telah banyak membahas tentang masalah pola kaderisasi kepemimpinan seperti skripsi karya Siti Nur Afnia, mahasiswa STAIN Jember, dengan judul "Pola Kaderisasi Kepemimpinan pada Gerakan Pramuka Gugus Depan 01.151 – 01.152 Pangkalan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember Masa Bhakti 2004/2005".

Skripsi ini membahas tentang bagaimana Gerakan Pramuka STAIN Jember mengkader para anggotanya melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang kepemimpinan. Namun, dalam skripsi tersebut belum membahas tentang bagaimana orientasi pendidikan kepramukaan dalam membina kepribadian anggotanya secara keseluruhan.

B. Kerangka Teori

a. Hakikat Kepramukaan

1) Pengertian

Dalam buku “B-P’s Out Look” karangan Boden Powell (pencipta pendidikan kepramukaan) disebutkan: “SCOUTING is not science to be solemnely studied, NOT is it a

collectionof doctrine and texts. No! It is a jolly game in a out of doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader and collectionof doctrine and texts. No! It is a jolly game in a out of doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader and

(“Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak- anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan)”.

Amin Abbas menyatakan bahwa: “Gerakan Pramuka adalah badan non pemerintah yang berusaha

membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan

MK)”. 20 Kwarnas Gerakan Pramuka mendefinisikan kepramukaan

sebagai proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkugan keluarga dalam bentuk kegitan menarik, menyenangkan, sehat, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran

akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. 21 Dijelaskan pula dalam AD & ART Gerakan Pramuka, bahwa:

“Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota

masyarakat”. 22

19 http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia (April, 2010), 1. 20 Abbas, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, (Jakarta: Bringin Jaya, 1994), 4.

21 Kwarnas. Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 28.

22 Lock Cit .

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bersama bahwa hakekat kepramukaan itu adalah:

a) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa. Artinya, proses pendidikan dalam kepramukaan dikemas semenarik mungkin sehingga berbeda dengan pendidikan yang kita kenal di dalam kelas. Di dalam kelas ada guru dan siswa yang diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada guruya. Apa yang dipelajari dalam kelas juga cenderung formal. Sedangkan pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan anak, yang ada hanyalah kakak dan adik. Sehingga cenderung santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak terfokus pada materi-materi akademik, melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang diselingi dengan permainan (game) sehingga dapat mengurangi rasa jenuh.

b) Pramuka dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan. Artinya, pramuka dilakukan di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa sebagai kegiatan tambahan selain belajar di dalam kelas bersama guru.

Kegiatannya harus selalu berprinsip pada metode dan prinsip dasar kepramukaan.

2) Sifat dan Fungsi Kepramukaan

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat antara lain:

a) Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikan itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara itu.

b) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

c) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari apa saja yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode

Pendidikan Kepramukaan (PDMPK). 23

23 Tijan dan Sigalingging Hamonangan, Kepramukaan, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1998), 10.

Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda (game) Kegiatan menarik ini maksudnya adalah kegiatan yang menyenangkan tetapi mengandung pendidikan. Sedapat mungkin kegiatan pramuka dirancang dengan menarik. Karena pesertanya adalah usia anak-anak yang masih dalam taraf bermain maka akan lebih cocok jika kegiatannya diisi dengan permainan yang mendidik. Kegiatan permainan ini cocok untuk diterapkan pada pramuka usia siaga (7-10 tahun) dan pramuka usia penggalang (11-

15 tahun). Kegiatan yang dilakukan antara lain: senam tongkat, senam semaphore, belajar mengirim berita melalui kata-kata sandi, belajar mengenal alam dengan mengajaknya jalan-jalan santai dan belajar menyanyi.

b) Pengabdian (job) bagi orang dewasa Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi bermain, melainkan suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh pramuka usia penegak (16-20 tahun) dan pramuka usia pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti: pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi sukarelawan di daerah bencana dan lain-lain.

c) Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang diharapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja. Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan. Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 4 dijelaskan tujuan gerakan pramuka yang salah satunya adalah membina dan mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalan satuan pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan

pendidikannya. 24

3) Sasaran Pendidikan Kepramukaan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memberikan penjelasan bahwa usaha gerakan pramuka dalam mencapai tujuan harus

24 Ibid , 10.

mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani, rohani, bakat, pengetahuan, dan kecakapan kepramukaan melalui kegiatan yang dilakukan secara praktik yang mengenalkan sistem among dan prinsip dasar dan metode pendidikan kepramukaan agar peserta didik memiliki:

a) keyakinan beragama yang kuat;

b) mental dan moral yang tinggi serta berjiwa pancasila;

c) sehat, segar jasmani dan rohani yang kuat;

d) cerdas, tangkas, terampil;

e) berjiwa kepemimpinan dan patriotik;

f) kesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan; dan

g) banyak pengalaman. Dalam 25 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 12

menyebutkan, bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui hal-hal berikut ini:

a) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan Pramuka adalah norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku

25 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 10.

kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri atas: (1) Janji atau Satya; dan (2) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma).

b) Belajar Sambil Melakukan Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung praktek. Contohnya adalah kegiatan PPPK. Pramuka tidak hanya mempelajari bagaimana membalut luka, tapi juga langsung mempraktekan pada manusia secara langsung dengan prosedur yang tepat.

c) Sistem Berkelompok Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin, belajar mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan sesamanya.

d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur, mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan d) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur, mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan

e) Kegiatan di Alam Terbuka Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan formal (pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal. Dengan dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih mengenal dan mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi dan menghindari kebosanan.

f) Sistem Tanda Kecakapan Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata cara untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang dimiliki si pemakai tanda. Tapi sebelum memakai tanda kecakapan peserta didik harus menjalani serangkaian ujian yang menjadi syarat kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas Tanda Kecakapan Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).

g) Sistem Among Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

h) Sistem Satuan Terpisah Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan bagi masing-masing peserta didik menjadi lebih intensif dan h) Sistem Satuan Terpisah Sistem satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan bagi masing-masing peserta didik menjadi lebih intensif dan

4) Tujuan Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 4 mengemukakan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah mendidik dan membina kaum muda Indonesia agar menjadi:

a) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kuat mental dan tinggi moral; (2) tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; dan (3) kuat dan sehat jasmaninya.

b) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik

lokal, nasional, maupun internasional. 26

26 Ibid , 6.

5) Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 5 menguraikan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, tangguh, tanggung jawab, dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan. Tugas Pokok Gerakan Pramuka juga bertugas menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia menuju ke tujuan Gerakan pramuka sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,

bangsa dan negara. 27

6) Prinsip Dasar Gerakan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi

masyarakat. 28 Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang

anggota

ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan

kemandirian, kepedulian,

27 Lock Cit. 28 http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Dasar_Kepramukaan (April, 2010), 1.

tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. 29

Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP) dijelaskan bahwa Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang