33 Manajemen pasif biasanya ditandai dengan ”strategi beli dan
tahan” buy
and hold
strategy. Karena
teori pasar
efisien menunjukkan bahwa harga saham berada pada tingkat yang wajar,
dengan seluruh informasi yang tersedia, maka tidak ada alasan untuk melakukan jual dan beli secara intensif, yang akan menimbulkan beban
komisi pialang yang besar tanpa meningkatkan ekspektasi kinerja. Satu strategi umum untuk manajemen pasif adalah membentuk sebuah dana
indeks index fund, dana yang dirancang untuk mereplikasi kinerja indeks saham secara umum Bodie, et. al, 2006.
F. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang
dilakuan Suad
Husnan. Pengujian
empiris menggunakan data sampai tahun 1990 terhadap 24 saham di Bursa Efek
Jakarta BEJ , menunjukkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi dalam bentuk lemah, tetapi tidak dalam bentuk setengah kuat.
Michael J. Seiler dan Walter Rom, A Historical Analysis Of Market Eficiency: Do Historical Return Follow A Random Walk?, yang diambil dari
Journal of Financial And Strategy Decision, volume 10 nomor 2, tahun 1997. Seiler dan Rom menguji perilaku tingkat pengembalian saham di New York
Stock Exchange NYSE selama periode Februari 1885 sampai Juli 1962. Tujuannya adalah untuk menguji efisiensi pada NYSE selama periode 1885
hingga 1962, yaitu sebelum Center for Research in Security Price CRSP dikembangkan.
34 Penelitian mengenai pasar efisien bentuk lemah untuk pasar modal
Indonesia juga pernah dilakukan oleh Silvester Mario Limopranoto dengan thesisnya yang berjudul Analisis Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa
Efek Jakarta Untuk Menguji Efisiensi Pasar Modal Indonesia. Dalam analisanya, Limopranoto menggunakan metode ARIMA untuk mencari
persamaan yang tepat untuk mencari estimasi harga IHSG. Setelah itu, ia membandingkan antara nilai aktual dan hasil peramalan apakah memiliki
kesamaan atau
memiliki perbedaan
yang tidak
signifikan dengan
menggunakan uji Paired Sample T Test. Hasilnya menyatakan bahwa pasar modal Indonesia untuk periode tahun 1999-2001 tidak termasuk ke dalam
pasar efisien bentuk lemah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Magdalena Kuncoro,
menyatakan bahwa pasar modal Indonesia sebelum dan sesudah krisis termasuk kedalam pasar efisien bentuk lemah. Metode yang digunakan dalam
mencari persamaan untuk melakukan estimasi adalah dengan metode ARCH dan GARCH. Dan untuk melakukan tes hipotesa pasar efisien atau tidak,
dilakukan dengan uji Paired Sample T Test.
G. Kerangka Pemikiran
Secara sistematis alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
35
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tidak
Ya
Closing Price
Indeks LQ-45
Return LQ_45
Uji Stasioneritas
Untuk menguji ada tidaknya kesalahan
random melalui Autocorrelation
Function ACF
Uji Normalitas
Untuk menguji apakah data memiliki distribusi normal
atau tidak.
Identifikasi Orde dan Model
Menetapkan model ARIMA sementara, dilakukan dengan
mengamati ACF dan PACF Partial Autocorrelation
Funcion
Estimasi Parameter Model
Untuk menetapkan model ARIMA yang cocok, dibantu
dengan mengamati nilai dari Akaike info citerion AIC dan
Schwarz SIC. Model yang dipilih adalah yang memiliki
nilai AIC SIC terkecil.
Penentuan Model ARCH GARCH
Model ARIMA dengan AIC SIC terkecil dijadikan persamaan dalam
model ARCH GARCH untuk meramalkan return di masa yang akan
datang.
Peramalan
Pada tahap ini dilakukan peramalan data beberapa waktu ke depan.
Paired Sample T Test Statistik Parametrik
Membandingkan data ramalan dengan data aktual dengan uji
dua rata-rata berpasangan, dengan tingkat signifikasi
= 5
Mann Whitney U Test Statistik Non Parametrik
tingkat signifikasi = 5
Keputusan Ho diterima, pasar tidak efisien
bentuk lemah.
Ho ditolak, terima H
1
pasar
efisien bentuk lemah.
Differencing
Untuk membuat
data menjadi stasioner.
36
H. Hipotesis 1. Hipotesis untuk uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov :