dapat membuktikan keterlambambatan tersebut diakibatkan faktor cuaca dan teknis operasional.
2.3 Tanggung Jawab Hukum 2.3.1 Pengertian Tanggung Jawab Hukum
Menurut kamus Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab merupakan sesuatu yang menjadi
kewajiban atau keharusan untuk dilaksanakan. Apabila terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatu.
Pengertian tanggung jawab, terlebih tanggung jawab sangat luas pengertiannya. Menurut Peter Salim membagi tanggung jawab
dalam arti accountbility, responsibility, dan liability. Tanggung jawab dalam arti hukum biasanya berkaitan dengan keuangan.
Tanggung jawab dalam arti responsbility menurut kamus besar b
ahasa Indonesia dapat berarti “wajib menanggung segala sesuatunya”, kalau terjadi sesuatu dapat disalahkan, dituntut, dan
diancam oleh hukuman pidana oleh penegak hukum didepan pengadilan, menerima beban tindakan sendiri atau oranglain.
17
Tanggung jawab dalam arti liability berarti menanggung segala sesuatu kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan
orang lain yang bertindak untuk dan atas nama.
18
Apabila dikaji tanggung jawab adalah kewajiban yang harus dilakukan sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung jawab sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat buruknya perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa
pihak lain memerlukan pengadilan.
2.3.2 Prinsip – Prinsip Tanggung Jawab Hukum
Prinsip-prinsip tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam perlindungan hukum. Kasus pelanggaran hak yang dikarenakan perbuatan
melanggar hukum, diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang harus bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada
pihak-pihak terkait.
17
Peter Salim, 1985, “Comtemporary English-Indonesian Dictionary”, Modern English
Press, Jakarta, Hlm 22.
18
Lukman Ali, Ed, 1995, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Hlm 18.
1. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Unsur Kesalahan Fault Liability atau Liability Based On Fault.
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan fault liability atau liability based on fault adalah prinsip yang cukup umum berlaku hukum
pidana dan perdata. Di dalam KUHPerdata, Khususnya Pasal 1365, 1366, 1367. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggung
jawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.Pasal 1365 KUHPerdata, yang lazim dikenal dengan perbuata melawan hukum,
mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu: a Adanya perbuatan;
b Adanya unsur kesalahan; c Adanya kerugian yang diderita;
d Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian. 2. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab Presumption Of Liability
Principle. Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab
presumption of liability principle, sampai ia dapat membuktikan, ia tidak bersalah. Jadi, beban pembuktian ada pada si tergugat.
19
Teori ini pembalikan beban pembuktian adalah seseorang dianggap bersalah sampai yang
bersangkutan dapat membuktikan sebaliknya. Pembuktian kesalahan tersebut ada pada pihak pengangkut yang digugat. Penumpang berarti tidak dapat
sewenang-wenang mengajukan gugatan.. 3. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak Strict Liability.
Prinsip Tanggung jawab Mutlak strict liability sering diidentikan dengan prinsip tanggung jawab absolute absolute liability. Meskipun demikian
adapula para ahli yang membedakan keduanya. Ada pendapat yang mengatakan, strict liability adalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan
kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan. Namun, ada pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskannya tanggung jawab misalnya force
19
Shidarta, 2006, “Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia”, Gramedia Widiasarana
Indonesia, Hlm 75.