Perumusan Masalah Pemasaran Marketing

8 c. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan penelitian ilmiah tentang pelayanan, harga dan lokasi khususnya studi ilmu pemasaran. d. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penulis lainnya, khususnya bagi yang berminat pada permasalahan tentang pelayanan, harga dan lokasi terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya pada loyalitas dengan studi kasus yang berbeda. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran Marketing

1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran dan produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunya peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama dengan beberapa istilah, seperti: penjualan, perdagangan dan distribusi. Pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian, satu kegiatan dalam sistem pemasaran secara keseluruhan, jadi pemasaran merupakan keseluruhan dari pengertian tentang penjualan, perdagangan dan distribusi Swastha, 2010:178. Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen. Sebuah cara menganalisis kebutuhan mereka adalah dengan mencari tahu mengapa orang membeli barang atau jasa. Setiap barang dan jasa dijual untuk memenuhi kebutuhan orang per orang dan keluarga. Kebutuhan mereka amat bervariasi dari yang sederhana, seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, transportasi, kerapihan, telekomunikasi, dan lain- lain termasuk hiburan Ma’ruf, 2006:5. 10 Pasar merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakan. Dari definisi tersebut dapat diketahui dalam pasar terdapat 3 unsur penting, yaitu, orang dengan segala keinginan, daya beli mereka dan kemauan untuk membelanjakan uangnya Swastha, 2010:191. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan Kotler dan Kevin Lane Keller, 2007:6. Pemasaran merupakan kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat dan khususnya kepada pembeli potensial Ma’ruf, 2006:1. Menurut Asosisasi pemasaran Amerika dalam Kotler, 2009:6, pemasaran merupakan satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul kotler, 2009:6. Manajemen pemasaran merupakanseni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul Kotler dan Kevin Lane Keller, 2007:6. 11

2. Orientasi Perusahaan Ke Arah Tempat Pasar

Konsep-konsep yang bersaing yang telah digunakan oleh organisasi pada kegiatan pemasaran mencakup: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran holistik Kotler dan Kevin Lane Keller, 2007:18.

a. Konsep Produksi

Konsep produksi adalah salah satu dari konsep tertua dalam bisnis. Konsep itu menegaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang tersedia dimana-mana dan murah. Manajer dari bisnis berorientasi produksi berkonsentrasi pada mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal.

b. Konsep Produk

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang menawarkan fitur-fitur bermutu, berprestasi atau inovatif. Para manajer dalam organisasi ini berfokus pada membuat produk yang superior dan meningkatnya sepanjang waktu.

c. Konsep Penjualan

Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika ditinggalkan sendiri biasanya tidak akan membeli cukup banyak produk- produk organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep penjualan dipraktikan paling agresif pada barang-barang yang tidak dicari, barang-barang yang biasanya tidak dipikirkan oleh pembeli untuk dibeli, seperti ensiklopedia, asuransi, dan tempat-tempat penguburan. 12

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950-an. Konsep pemasaran bukan untuk bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan Anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Theodore Levitt dari Hardvard dalam Kotler dan Keller 2007:56 menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran: penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjual memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya. Beberapa pakar menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menganut konsep pemasaran mencapai kinerja yang superior. Ini pertama-tama ditunjukan oleh perusahaan-perusahaan yang mempraktikan orientasi pasar reaktif – memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang diekspresikan 13

e. Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, dan implementasi program pemasaran, dan kegiatan kegiatan pemasaran yang mengakui keluasan dan interdependensi mereka. Pemasaran holistik terdiri dari empat komponen Kotler, 2007:21, yaitu: 1 Pemasaran Relasi Mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor, dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka Kotler, 2007:21. 2 Pemasaran Terpadu Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan tampil dalam semua bentuk. Satu lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran yang telah didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaranya. Mc Carthy mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar, yang disebut dengan 4 P tentang pemasaran yaitu produk product, harga Price, tempat place dan promosi promotion. Berikut ini gambar mengenai variabel pemasaran khusus Kotler, 2007:23: 14 Gambar 2.1 Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran Sumber: Kotler, 2007:23 3 Pemasaran Internal Pemasaran holistik mengabungkan pemasaran internal memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi menganut prinsip pemasaran memadai, khususnya manajemen senior. Tugas pemasaran internal adalah merekrut, melatih, dan memotivasi, karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal harus berlangsung pada dua level. Pada level satu berbagai fungsi pemasaran –tenaga penjual, iklan, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran harus bekerja sama Kotler, 2007:24. Tempat Saluran pemasaran Pengelompokan Lokasi Persediaan Transportasi Pasar sasaran Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan Nama merek Harga Daftar harga Rabatdiskon Potongan Hargakhusus Priode Pembayaran Syarat Kredit Promosi Promosi Penjualan Periklanan Tenaga Penjualan KehumasanPu blic Relation Pemasaran Langsung Bauran Pemasaran 15 4 Pemasaran BertanggungJawabSosial Pemasaran holistik menggabungkan pemasaran yang bertanggung jawab dan pemahaman masalah-masalah yang lebih luas serta konteks etis, lingkungan hidup, hukum dan sosial dari kegiatandan program pemasaran Kotler, 2007:25.

B. Manajemen Ritel

1. Pengertian Ritel

Bisnis ritel atau eceran mengalamai perkembangan cukup pesat, dtandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Pengelolaan ritel modern tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai terutama kebutuhan teknologi tinggi. Teknologi dapat memudahkan pelayanan, pemrosesan serta pengantaran layanan yang lebih cepat, teliti dan memuaskan pelanggan Utami, 2006:3. Kata ritel berasal dari bahasa Prancis, ritellier yang berarti mermotong atau memecah sesuatu. Usaha ritel atau eceran retailing dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan untuk penggunaan bisnis Utami, 2006:4. Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel hanya berarti menjual produk-produk di toko, tetapi ritel juga melibatkan layanan jasa, seperti layanan jasa antar delivery service ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan di dalam toko Utami, 2006:4. 16

2. Tren Dalam Industri Ritel

Industri ritel berubah dengan sangat cepat, beberapa dari perubahan- perubahan yang paling penting di bahas pada bagian ini, yaitu perbedaan mendasar dan terus berkembang dalam format ritel, meningkatkan konsentrasi industri, globalisasi dan penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi dengan konsumen Utami, 2006:6. Berikut ini penjelasan mengenai perubahan-perubahan penting pada ritel: a. Perbedaan Mendasar Dan Terus Berkembang Dalam Format Ritel Sejalan dengan munculnya beragam format ritel baru, saat ini konsumen dapat membeli barang yang sama dari sejumlah ritel yang berbeda. Masing-masing format ritel menargetkan segmen pasar yang berbeda dan menggambarkan tren atau kecenderungan terhadap keanekaragaman barang dagangan yang semakin meningkat Utami, 2006:7. b. Meningkatkan Konsentrasi Industri Saat jumlah format ritel yang berbeda meningkat, jumlah pesaing dalam tiap format akan cenderung menurun. Hal ini terjadi akibat banyaknya ritel yang harus keluar dari format tersebut sebagai dampak adanya persaingan. Sedikit peritel nasional yang mampu mendominasi kebanyakan format Utami, 2006:7. 17 c. Globalisasi Pada awalnya ritel adalah bisnis lokal. Toko dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang yang tinggal dalam suatu komunitas dan memiliki pelanggan yang berasal dari lingkungan terbatas tersebut. Saat ini, konsep ritel berhasil disebuah Negara telah berkembang secara global. Beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan para peritel internasional antara lain Utami, 2006:7: 1 Pasar Domestik Yang Semakin DewasaJenuh Beberapa peritel telah memenuhi pasar domestik 2 Sistem dan Keahlian Saat ini peritel memiliki kemampuan mengatur toko-toko yang ada di pasar luar negri dengan baik 3 Hilangnya Batas Perdagangan Kebijakan-kebijakan perdagangan internasional yang menghapuskan berbagai hambatan dalam perdagangan, seperti WTO, NAFTA, semakin membuka peluang para peritel asing untuk memasuki Negara lain. d. Penggunaan Berbagai Cara Untuk Berinteraksi Dengan Konsumen Peritel mempunyai cara yang berbeda dalam berinteraksi dengan konsumen yang menjadi pasar sasaranya. Faktor penentu cara interaksi tersebut adalah adanya kemajuan teknologi maupun keberagaman jenis format ritel. 18

C. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Konsep orientasi layanan service orientation erat kaitanya dengan konsep orientasi pasar marketorientation. Bila orientasi layanan lebih menekankan aspek praktik, kebijakan dan prosedur layanan sebuah organisasi, sedangkan orientasi pasar lebih berfokus pada penyelarasan antara kapabilitas unik organisasi dan kebutuhan pelanggan dalam rangka mencapai tujuan kinerja bisnis Tjiptono, 2007:39. Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri Tjiptono, 2007:39. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen yaitu, Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan, Kualitas mencakup produk, jasa, manusia,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada BT/BS BIMA Medan

7 55 95

Analisis Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Sop Sumsum Langsa

0 44 162

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Ekuitas Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Merek Vespa

1 14 192

Analisis pengaruh store atmosphere dan harga terhadap minat beli konsumen serta dampaknya terhadap keputusan pembelian konsumen : studi kasus pada Convenience Store 7-Eleven Ciputat

4 91 221

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Rumah Teh "Ndoro Donker").

0 4 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN HARDJONO BATURETN.

0 0 12

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN URBAN ICON STORE DI GALAXI MALL SURABAYA.

0 18 79

PENGARUH KOMUNIKASI PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI 7-ELEVEN BUARAN

0 0 11

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN PELANGGAN RESTORAN SOP SUMSUM LANGSA

0 1 45

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN RESTORAN SOP SUMSUM LANGSA TESIS

0 1 17