E. Pengertian Price Earning Ratio PER
Salah satu rasio yang banyak digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi saham adalah Price Earning Ratio PER.
PER merupakan rasio antara harga per lembar saham dengan laba bersih per sahamnya EPS. PER juga menunjukkan indikasi tentang adanya masa depan
perusahaan. Menurut Sartono 1996:106, para pelaku pasar modal lebih menaruh perhatian terhadap Price Earning Ratio PER yang dapat diartikan
sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. PER memiliki beberapa atribut menarik yaitu memberikan standar
yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba per lembar saham yang berbeda dan kemudahan dalam membuat perkiraan yang digunakan
sebagai input pada PE rasio model, serta memudahkan atau membantu judgement
dalam menganalisis. Oleh karena model PER lebih sering digunakan dalam penilaian saham, maka menentukan faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi PER dengan mengetahui seberapa jauh faktor-faktor tersebut mempengaruhi PER adalah sangat penting.
Price Earning Ratio umumnya digunakan sebagai indikator dari nilai
relative berbagai saham biasa. PER dapat memberikan pandangan yang salah mengenai nilai relative yang disebabkan oleh tehnik dan definisi akuntansi
yang berbeda yang digunakan berbagai perusahaan. Pemegang saham biasa mengkhawatirkan kinerja perusahaan dimasa depan. Sementara PER
didasarkan pada kinerja perusahaan dimasa depan. Ini merupakan alasan mengapa perkiraan laba dimasa depan terkadang digunakan dalam
22
menghitung rasio ini. PER hanya menyediakan indikasi kasar dari hasil investasi relative, dan harus digunakan dengan sangat berhati-hati. Namun,
PER ini rutin menyediakan indikasi mengenai harapan pasar jika laba
disesuaikan dengan benar pada saat perhitungan rasio dilakukan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan semakin rendah tingkat
perubahan laba, maka akan semakin tinggi PER yang dimiliki. Frank j, Fabozzi, 2000 dalam Riskawati, 2005. Menurut Jogiyanto 1998:82 PER
menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap
kelipatan dari earning. Sedangkan Sutrisno 2000:268 menjelaskan bahwa PER yaitu rasio
yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan di peroleh para pemegang saham.
Mohammad Usman 2001:83 menyatakan bahwa sebagai alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan earning Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi
nilai intrinsik adalah pendekatan PER.
Menurut Gruber 1995 pendekatan PER merupakan model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak digunakan oleh para pemodal dan
analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering di gunakan oleh penjamin emisi underwriter untuk menentukan harga saham perdana. Suad Husnan,
1993. Selain itu PER mempunyai arti yang cukup penting dalam penilaian
23
saham karena mencerminkan salah satu indikator perusahaan tentang pada masa mendatang, pada perusahaan yang mempunyai PER tinggi resiko yang
rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tinggi dan berharap akan mendapat aliran kas
mendatang lebih tinggi. Stanley, 1987.
Selanjutnya Abdul Halim 1995:15 menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio ini lebih menarik di bandingkan model dividen. Pertama,
PER memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham
yang berbeda. Kedua, model ini lebih mudah di gunakan dari pada model dividen terutama bagi saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi
dividen sekarang ini. Ketiga, estimasi input ini di gunakan pada model PER
lebih mudah di gunakan dari pada estimasi input pada model.
Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio. Suad Husnan,
2001:342. Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa PER adalah perbandingan antara harga saham P= Price dan laba per
saham E= Earning, PriceEarning= RRatio, PER terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P Price tergantung pada
variabel E Earning dan R Ratio, jika E dan R di ketahui maka P dapat dihitung.
Berguna untuk menerangkan perbandingan harga pasar dari setiap
lembar saham terhadap Earning per share EPS .
24
F. Hubungan antara PER terhadap Leverage
Hansen and Crutcley 1990 menyatakan bahwa rata-rata harga saham terpengaruh saat perusahaan mengumumkan penerbitan surat-surat berharga
yang baru. Terdapat bukti yang mengidentifikasikan bahwa terjadi penurunan harga saham secara signifikan selama pengumuman dari pembelanjaan modal
yang baru atau hutang yang dapat dipertukarkan. Penawaran hutang secara terbuka atau saham preferen menghasilkan reaksi harga saham yang negatif
tetapi signifikan. Sementara itu, Miller and Rocks 1985 menyarankan agar
pembelanjaan baru new financing sebaiknya lebih rendah dibanding laba yang diharapkan expected earning, sehingga berlawanan dengan efek
pengumuman deviden. Pengeluaran modal baru akan menggambarkan kenaikan pembiayaan eksternal, yang berarti menurunkan efek perubahan
deviden. Variabel pembelanjaan modal baru didefinisikan sebagai persentase perubahan nilai per lembar saham biasa dengan rasio hutang terhadap modal
debtequity ratio sebagai ukuran leverage.
G. Pengertian Earning Growth Ratio EGR