BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Penelitian ini membahas pengaruh
variabel bebas yang terdiri dari return on equity ROE, debt equity ratio DER, price earning ratio PER, earning growth ratio EGR, dan return on
assets ROA terhadap variabel terikat yaitu financial leverage.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini mengambil populasi perusahaan yang masuk kategori perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengambilan populasi
perusahaan yang terdaftar di BEI dikarenakan pertimbangan kemudahan akses data dan informasi, serta biaya dan waktu penelitian. Sedangkan sampel yang
diambil adalah perusahaan manufaktur pada tahun 2005-2009. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling , karena sampel diambil berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Nur Indriyanto dan Bambang Supomo, 2002. Penulis menggunakan data perubahan yang termasuk ke dalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung penelitian yang dilakukan maka diperlukan data yang berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang bukan di
1 35
usahakan sendiri oleh peneliti namun di peroleh dari pihak lain dalam bentuk data jadi yang berhubungan dengan penelitian ini atau disebut dengan studi
kepustakaan yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen- dokumen. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, 2003.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
1. Library research
Yaitu berasal dari buku-buku kuliah dan jurnal-jurnal atau artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah skripsi ini.
2. Field research
Untuk memperoleh data maka peneliti mengadakan penelitian ke BEI guna memperoleh data yang diperlukan.
D. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis yang bersifat kuantitatif. Adapun rumus untuk menghitung variabel-variabel yang diteliti adalah
sebagai berikut: 1.
Return On Equity ROE Menurut Drs. Lukman Syamsudin, M.A 2000 Return On Equity
ROE adalah suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau
penghasilan yang di peroleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
36
ROE atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri yang
menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebaliknya. Kasmir, et.al., 2003:207.
2. Debt Equity Ratio DER
Menggambarkan Perbandingan antara total hutang dan ekuitas. Semakin besar DER, menunjukkan struktur permodalan usaha lebih
banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Rasio ini
menunjukkan Perbandingan anatara hutang dan modal sendiri.
3. Price Earning Ratio PER
Sutrisno 2000:268 menjelaskan bahwa PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan
dengan keuntungan yang akan di peroleh para pemegang saham. Mohammad Usman 2001:83 menyatakan bahwa sebagai alternatif
lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan
nilai laba perusahaan earning. Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER.
37
Berguna untuk menerangkan perbandingan harga pasar dari setiap lembar saham terhadap Earning per share EPS .
4. Earning Growth Ratio EGR Earning growth ratio
EGR mencerminkan pertumbuhan laba per lembar saham setiap periode t. penggunaan data historis tingkat
pertumbuhan laba perlembar saham dapat digunakan untuk memprediksi tingkat pertumbuhan dimasa yang akan datang. Perhitungan earning
growth ratio EGR menurut Mohammad Usman 2001 menggunakan
fomula sederhana:
5. Return On Asset ROA
Return On Assets ROA adalah merupakan perbandingan antara laba
setelah pajak dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
6. Financial Leverage
Financial Leverage adalah penggunaan modal pinjaman di samping
modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap
38
berupa bunga. Dengan menggunakan sumber dana yang memiliki beban tetap diharapkan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar
dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Agus Sartono, 1997.
7. Merumuskan Persamaan Regresi
Analisis regresi linear berganda adalah analisis yang berhubungan dengan ketergantungan antara variabel independent terhadap variabel
dependen .
Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+b
5
X
5
…b
n
X
n
+ e Notasi :
Y = Financial
Leverage a =
Konstanta b
1
,b
2,
b
3…
b
n
= Koefisien
Regresi X
1
= Return On Equity ROE X
2
= Debt Equity Ratio DER X
3
= Price Earning Ratio PER X
4
= Earning Growth Ratio EGR X
5
= Return On Assets ROA e
= Error Term
39
8. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis berganda terhadap data yang diperoleh dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap
persyaratan-persyaratan klasik regresi berganda. a.
Normalitas Uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi, variabel
dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.
Menurut Singgih Santoso 2000:214, ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas variabel
independent . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Jika bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah
40
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Menurut Singgih Santoso 2000:203 untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai
nilai VIF berkisar pada angka 1 dan mempunyai nilai tolerance mendekati 1.
c. Heteroskedastitas
Heteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan
kepengamatan lain. Jika variasi residual dari satu persamaan kepersamaan lain tetap, maka disebut homokedastitas. Model regresi
yang baik yang homokedastitas atau tidak terjadi heteroskedastitas. Menurut Singgih Santoso 2000:208 ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized, rinciannya sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
41
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi berganda ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada penyakit autokolerasi. Tentu saja model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-
Watson hitung dengan kriteria kondisi autokorelasi. Adapun kriteria untuk mengetahui apakah dalam suatu bentuk regresi terdapat kondisi
autokorelasi adalah : 1.
1.65 DW 2.35 kesimpulannya tidak terjadi kondisi autokorelasi 2.
1.21 DW 1.65 atau 2.35 DW 2.79 kesimpulannya tidak dapat disimpulkan inconclusive
3. DW 1.21 atau DW 2.79 kesimpulannya terjadi autokorelasi.
9. Uji Simultan uji F
Uji Simultan uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variabel bebas
variabel independent terhadap variabel terikat variabel dependent secara bersama-sama.
42
10. Uji Parsial uji t
Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau digunakan untuk melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent
secara individual parsial.
E. Operasional Variabel Penelitian