Pengertian menulis Hakikat Menulis

6

BAB II ACUAN TEORETIS

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian menulis

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. 1 Menulis merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap orang yang terlibat dalam kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan, teknologi, dan lain-lain. Hal ini disebabkan semua aktivitas komunikasi saat ini tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan sarana tulis. Dengan menulis seseorang dapat menceritakan ide, perasaan, peristiwa, dan benda kepada orang lain, oleh karena itu, kemampuan ini perlu diajarkan di sekolah dasar tepat. Selain itu menulis juga merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan menulis dapat melatih kita untuk berpikir kritis dan logis, serta dapat mengungkapkan perasaan ide, gagasan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. 2 1 Kusnadi dan Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 14. 2 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1986, h. 21. Kemampuan menulis memang harus terus-menerus dibina, karena kegiatan menulis menyangkut upaya perekaman ilmu pengetahuan. Akan sulit sekali penyebaran ilmu pengetahuan tanpa adanya sarana tulis ini. 3 Menurut Nurgiantoro dalam bukunya yang berjudul ”Kajian Prosa Fiksi” mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Pendapat senada disampaikan oleh Semi menyatakan menulis sebagai tindakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang atau grafem. Sedikit berbeda dari kedua pakar di atas, Gie menambahkan bahwa menulis diistilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dengan mencermati pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis tidak hanya mengungkapkan gagasan melalui media bahasa tulis saja tetapi juga meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami oleh pembaca. 4 Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya ada tiga hal yang ada dalam aktivitas menulis yaitu adanya ide atau gagasan yang melandasi seseorang untuk menulis, adanya media berupa bahasa tulis, dan adanya tujuan menjadikan pembaca memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang komplek karena penulis dituntut dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis. Di balik kerumitanya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. 3 M. Atar Semi, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya, 1990, h. 3. 4 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada, 2005, h. 273. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyukai tulis-menulis karena mungkin merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan bagaimana harus menulis, keadaan ini tentu saja tidak lepas dari lingkungan dan pengalaman belajar menulis di sekolah. Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepas dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca, dan berbicara, akan memberikan masukan berharga untuk kegiatan menulis. Akan tetapi pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan bagi para pelajar berpikir secara kritis serta memperdalam daya tanggap atau persepsi, terutama dalam memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. 5 Di samping itu tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Salah satunya dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip- prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksud adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat, belajar menulis adalah belajar berfikir dalam atau dengan cara tertentu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh D’Angelo dikutip dari bukunya Tarigan yang berjudul Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa yakni penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah: a. Maksud dan tujuan sang penulis perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca. b. Pembaca atau pemirsa apakah pembaca itu orang tua, kenalan atau teman sang penulis c. Waktu dan kesempatan keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, masalah yang 5 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1984, h. 21-22. memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya. 6

2. Jenis-jenis tulisan