Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran Waktu

Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Gambar 3.1 Langkah-langkah sistematis sebelum melakukan pengukuran Aktifitas pengukuran kerja dengan jam henti umunnya diaplikasikan pada industri manufakturing yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang. Meskipun demikian aktivitas ini bisa pula diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan non manufakturing seperti yang bisa dijumpai dalam aktivitas kantor gudang dan jasa pelayanan lainnya. Nyatalah bahwa aktivitas ini bisa dilaksanakan untuk berbagai macamjenis pekerjaan baik yang bisa diklasifikasikan sebagai manufakturing job ataupun servis job. Pengukuran waktu kerja dengan jam henti stopwatch time study diperkenal pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang representatif.

3.13. Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran Waktu

Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dapat diuraikan sebagai berikut secara sistematis ditunjukkan dalam Gambar 3.2. Langkah Persiapan - pilih dan defenisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya. - Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada pekerja - Pilih Operator dan catat yang berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan diukur. Bagi siklus kegiatan yang berlangsung ke elemen-elemen kegiatan sesuai dengan satuan yang ada Pengamatan dan Pengukuran - Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N pengamatan untuk setiap sikluselemen kegiatan. - Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator. Cek Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu normal = Waktu terpilih x Rf allowance 100 100 − Waktu Standard = Waktu Normal x Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Gambar 3.2. Langkah-langkah Sistematis dalam Kegiatan Pengukuran Kerja - Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada operator yang dipilih untuk diamati. - Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, karakteristik, perlatan kerja yang digunakan, dan lain-lain. - Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. - Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. - Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. - Tetapkan rate performans dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya. Rate performans ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performans operator. - Setiap waktu pengamatan berdasarkan performans yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. - Tetapkan waktu longgar allowance guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan dan lain-lainnya. - Tetapkan waktu standar. Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Setelah dilakukan pengukuran pendahuluan, terdapat tiga hal yang harus dijalankan, yaitu :

1. Menguji Keseragaman Data

Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau tampat kerja lain. Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap sistem kerja yang dipandang telah baik. Namun seringkali bahkan operator atau pekerja tidak mengetahui terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem kerja. Perubahan merupakan suatu yang wajar, karena suatu sistem kerja tidak dapat dipertahankan tetap harus terus menerus pada keadaan yang tepat sama. Keadaan sistem selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan sistem kerja, waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran atau seragam. Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas pengukur, Ketidakseragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidak data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama. Data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berasa di luar batas kontrol. Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja, sebelum digunakan untuk perhitungan selanjutnya, lebih dahulu diadakan pengontrolan atau pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data ini, diteliti dengan peta kontrol. Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Langkah-langkah dalam pengujian keseragaman data, yaitu : a. Menghitung harga rata-rata data hasil pengamatan n Xi X ∑ = b. Menentukan batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB. Untuk tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian 5 adalah : BKA = X + k j , BKB = X – k j Dimana : jx = n σ j = 1 2 − − ∑ N Xi Xj Keterangan : Xi = Besarnya waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang dilakukan N = Jumlah data X = Jumlah dari harga rata-rata group x = Standar deviasi dari distribusi n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan

2. Menghitung Jumlah Pengukuran yang Sebenarnya Diperlukan

Untuk menentukan jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan, dipergunakan rumus : N = 2 2 2 40           − ∑ ∑ ∑ Xi Xi Xi N Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Dengan catatan rumus diatas adalah untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95.

3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi

Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N N maka data pengukuran sudah mencukupi.

3.14. Tahapan Penentuan Waktu Normal