Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
c. Pemenuhan due date, yaitu merupakan penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan oleh pelanggan dimana harus selalu dilakukan produsen untuk mempertahankan pelanggannya
3.4. Pengukuran Sistem Kerja
3
1. Pengukuran waktu secara langsung, merupakan pengukuran waktu yang
dilakukan ditempat pekerjaan dimana pekerjaan yang bersangkutan dikerjakan dalam hal ini pengamat berada disekitar pekerja tanpa
menggangu pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Pengukuran sistem kerja merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mengamati pekerja dan mencatat waktu kerja termasuk waktu siklus dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Waktu yang diukur adalah waktu siklu
pekerjaan yakni waktu penyelesaian satu satuan pekejaan mulai dari bahan baku diproses sampai menjadi produk jadi.
Umumnya pengukuran waktu dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung, merupakan pengukuran waktu
yang dilakukan tanpa harus berada ditempat pekerjaan berlangsung, hal ini dapat dilakukan dengan membaca tabel yang tersedia asalkan
mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen pekerjaan atau elemen gerakan, misalnya data waktu baku dan data waktu gerakan.
Dalam metode pengukuran secara langsung terbagi atas metode pengukuran dengan jam henti dan pengukuran dengan sampling pekerjaan. Pada
3
Teknik Tata Cara Kerja
Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
pengukuran dengan metode sampling pekerjaan pengamat tidak harus selalu berada ditempat kerja, melainkan melakukaan pengamatan pada saat yang
ditentukan secara acak. Pengukuran dengan jam henti dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu :
a. Metode berulang, dimana jam henti dijalankan dan pada akhir
elemen kerja jam henti dibaca dan dicatat. Untuk elemen kerja lainya jarum jam henti dikembalikan ke titik nol.
b. Metode kontinu, dalam ha lini pembacaan dan pencatatan
terhadap waktu dilakukan secara kumulatif pada setiap akhir dari masing-masing elemen kerja
c. Metode Akumulatif, dalam hal ini pengukuran waktu dilakukan
dengan menggunakan dua buah jam henti yan digabungkan dengan sedemikian rupa. Jika jam henti yang pertama dijalankan
maka jam henti yang kedua berhenti secara otomatis dan demikian sebaliknya.
3.4.1. Tingkat Ketelitian Dan Tingkat Keyakinan
Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan dalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan pengukur setelah memutuskan tidak melakukan
pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sedangkan
tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Jadi tingkat ketelitian 5 dengan
Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
tingkat keyakinan 99 menunjukkan arti bahwa penyimpangan hasil pengukuran sebenarnya maksimum yang diijinkan adalah 5 dan kemungkinan berhasil
mendapatkan yang demikian ini adalah 99. Dengan kata lain jika pengukur sampai memperoleh hasil pengukuran yang menyimpang dari 5 , maka hasil
yang menyimpang ini hanya diperbolehkan paling banyak 1 dari jumlah seluruh pengukuran.
3.4.2. Pengujian Keseragaman Data
Selama melakukan pengukuran operator mungkin mendapatkan data yang tidak seragam. Untuk itu digunakan alat yang dapat mendeteksinya yaitu peta
kendali. Batas kendali dibentuk dari data yang merupakan batas yang menentukan seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam, jika berada didalam batas control
dan data dikatakan tidak seragam jika berada diluar batas kontrol. Dalam penentuan batas kendali atas dan batas kendali bawah, batas 3
σ sering digunakan. Untuk menentukan batas kendali atas dan bawah dapat
menggunakan rumus berikut : BKA Batas Kendali Atas =
σ 3
+ x
BKB Batas Kendali Bawah = σ
3 −
x
3.4.3. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data merupakan pendahuluan dari studi yang akan dilakukan dimana diharapkan jumlah pengamatan yang dilakukan dapat mewakili
karakteristik populasi, jadi makin banyak jumlah pengamatan yang dilakukan,
Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
hasil yang diharapkan akan lebih baik juga. Misalkan serangkaian pengukuran pendahuluan telah dilakukan dan hasil pengukuran ini dapat dikelompokkan ke
dalam sub grup berukuran n, dimana : Xj
= Data pengamatan ke-j j=1,2,…n i
X = Harga rata-rata pengamatan pada sub grup ke-i
k = Banyaknya sub grup
n = Besarnya sub grup
X = Harga rata-rata dari harga rata-rata subgroup.
N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang dilakukan
N’ = Jumlah pengamatan yang diperlukan
σ = Standar deviasi data pengamatan
x
σ = Standar deviasi dari distribusi rata-rata sub grup
Maka : a.
Harga rata-rata dari pengamatan adalah :
k Xi
X
n i
∑
=
=
1
b. Standar deviasi dari data pengamatan adalah :
N X
X N
N j
j N
j j
2 1
1 2
− =
∑ ∑
= =
σ
c. Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata adalah :
n
x
σ σ =
Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
Apabila mengambil harga tingkat kepercayaan 99 dan tingkat ketelitian 5 maka akan didapat :
0,05 x = 3
x
σ Banyaknya pengamatan yang dilakukan dapat dihitung dengan rumus :
2
1 2
1 1
2
60
− =
∑ ∑
∑
= =
= N
j j
N j
j N
j j
N
X X
X N
3.4.4. Penentuan Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja dari seseorang dengan kecepatan pekerja normal menurut
pengamat. Ada 5 sistem yang dapat digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian ini yaitu :
1. Skill dan Effort
2. Westinghouse system of Rating, dalam hal ini ada 4 faktor yang menjadi dasar
penilaian seperti, skill keterampilan, Effort usaha, condition kondisi kerja,dan consistency konsistensi.
3. Schumard Rating, merupakan cara yang memberikan penilaian melalui kelas-
kelas performansi kerja dimana setiap kelas memiliki nilai tersendiri. Faktor ini diperoleh dengan membandingkan nilai performansi kerja dari kelas
bersangkutan dengan performansi normal. 4.
Objective Rating, dalam hal ini faktor yang diperhatikan adalah kecepatan kerja dan tingkat kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
Anggiat H.O. Siregar : Analisis Perbandingan Kinerja Antara Algoritma Heuristic Pour Dan Algoritma Nawaz, Enscore Dan Ham NEH Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop Pada PT Cakra Compact Aluminium
Industries Medan, 2009. USU Repository © 2009
5. Syntetic Rating, dalam metode ini kita dapat mengevaluasi kecepatan operator
berdasarkan waktu gerakan. Dalam menentukan waktu baku diperlukan suatu kelonggaran yang
dikenal sebagai allowance, dalam hal ini kelonggaran ini terbagi atas tiga bagian yaitu :
a. Kelonggaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi personal allowance, yaitu
kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pribadi pekerja seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, dna hal-hal
pribadi lainnya. b.
Kelonggaran untuk hal-hal yang tidak terduga delay allowance, merupakan waktu yang diberikan pada operator sebagai akibat dari keadaan yang tidak
terduga-duga yang memperlambat jalannya pekerjaan.
c. Kelonggaran untuk rasa lelah fatique allowance, merupakan kelonggaran