terdapat multikolinieritas. Multikolineritas dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang didapat yaitu :
1. Korelasi antar variabel. Bila nilai R
2
yang dihasilkan dari hasil estimasi model empiris sangat tinggi, tetapi tingkat signifikansi variabel bebas sangat rendah tidak ada atau sangat
sedikit variabel bebas yang signifikan, berarti terdapat multikolinieritas antar variabel- variabel.
2. Menggunakan korelasi parsial. Apabila nilai R
2
dari masing- masing variabel independen lebih kecil dari nilai R
2
model berarti tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel- variabel.
b. Uji Autokorelasi
Autolorelasi artinya adanya korelasi antar anggota sample yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi muncul pada observasi yang
menggunakan data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sample tidak dapat menggambarkan varians populasi.
Lebih jauh lagi model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk menguji
autokorelasi pada model yang memiliki varibel yang diperlamban lagged digunakan uji Lagrange Multiplier atau disebut juga LM Test. Uji LM Test bertujuan
untuk menguji autokorelasi dengan keberadaan variabel dependen yang diperlamban
Universitas Sumatera Utara
dengan menganalisis seberapa baik residu- residu yang diperlamban menjelaskan pada persamaan awal. Jika residu yang diperlamban signifikandalam menjelaskan
residu- residu time series, maka Ho ditolak yang berarti tidak ada autoorelasi atau apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari
α maka hasil estimasi terbebas dari autokorelasi. Sarwoko, 2009.
3.6 Definisi Operasional
Data yang digunakan dalam model penelitian ini akan disajikan pada lampiran. Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: 1.
Investasi sektor pertanian INVpt merupakan penjumlahan nilai realisasi investasi swasta domestik dan penanaman modal asing pada masing-masing
sub sektor pertanian, dihitung dalam Juta rupiah. 2.
Indeks harga produk pertanian IHP adalah perkembangan harga yang diterima oleh para petani, dihitung dalam bentuk persen.
3. Suku Bunga Sektor Pertanian SBSP merupakan satuan nilai bunga yang
diterima sektor pertanian terhadap pengambilan kredit, dihitung dalam bentuk persen.
4. Krisis Ekonomi adalah variabel dummy, menjelaskan pengaruh krisis
ekonomi terhadap investasi sektor pertanian. Sebelum Krisis ekonomi nilai Dummy = 0, setelah krisis ekonomi nilai Dummy = 1.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN