Perkembangan Indeks Harga Produk Pertanian Perkembangan Suku Bunga Sektor Pertanian

belum mampu mengatasi masalah pengangguran. Pada tahun 2006, jumlah penggangguran terbuka yaitu penduduk 15 tahun ke atas yang mencari pekerjaan mencapai 636.980 orang dari 5.803.112 jumlah angkatan kerja, atau sekitar 10,98 persen. Sedangkan tahun 2005, angka pengangguran yang tercatat pada kondisi bulan Agustus sebesar 610.540 orang dari 5.512.405 jumlah angkatan kerja atau 11,08 persen.

4.4. Perkembangan Indeks Harga Produk Pertanian

Indeks harga produk pertanian merupakan Indeks harga yang dibayar kepada petani yang tercatat di BPS Sumatera Utara. Berikut perkembangan indeks harga produk pertanian : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Indeks Harga Produk Pertanian Tahun 1982 – 2007 Tahun IHP 1982 113.1 1983 114.5 1984 118.2 1985 121.7 1986 127.4 1987 132.6 1988 143.3 1989 154.1 1990 162.5 1991 172.7 1992 205.2 1993 213.5 1994 275.2 1995 286.1 1996 292.3 1997 362.7 1998 422.1 1999 326.6 2000 351.7 2001 498.3 2002 510.4 2003 572.3 2004 631.8 2005 489.9 2006 565.4 2007 607.6 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Perkembangan yang berlangsung pada nilai Indeks harga produk pertanian IHP setidaknya mewakili penilaian pertimbangan potensi keuntungan dari suatu produk lewat sisi mikro. Artinya variabel harga secara ekonomi mendapatkan porsi yang besar dalam menilai suatu produk yang dapat memberikan kesejahteraan bagi produsen atau petani. Berdasarkan tabel diatas Indeks harga Produk Pertanian Universitas Sumatera Utara cenderung meningkat dan rata- rata peningkatan dari tahun 1982 sd tahun 2007 sebesar 8.47 persen. Grafik dibawah ini memberikan gambaran yang lebih jelas dari perkembangan Indeks harga produk pertanian. 100 200 300 400 500 600 700 1985 1990 1995 2000 2005 IHP Gambar 4.2. Indeks Harga Produk Pertanian Tahun 1982- 2007 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa indeks harga produk pertanian selama tahun 1982 smpai dengan tahun 2007 mengalami fluktuasi namun cenderung ke posisi peningkatan. Peningkatan tajam terjadi pada tahun 1998 yang disebabkan krisis ekonomi melanda Indonesia sedangkan penurunan yang paling Tahun IHP Universitas Sumatera Utara tajam indeks harga produk pertanian terjadi pada tahun 2005 akibat membaiknya kondisi ekonomi atas perkembangan harga-harga pertanian di Sumatera Utara.

4.5. Perkembangan Suku Bunga Sektor Pertanian

Suku Bunga Sektor Pertanian SBSP. Merupakan satuan nilai bunga yang diterima sektor pertanian terhadap pengambilan kredit, dihitung dalam bentuk persen. Berikut data perkembangan Suku Bunga Sektor Pertanian tahun 1982 sampai dengan tahun 2007. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Suku Bunga Sektor Pertanian Tahun 1982 – Tahun 2007 Tahun SBSP 1982 13.00 1983 12.25 1984 12..00 1985 13.50 1986 13.75 1987 12.50 1988 13.00 1989 13.75 1990 14.50 1991 14.25 1992 13.00 1993 13.00 1994 13.25 1995 13.50 1996 14.00 1997 14.50 1998 18.50 1999 19.00 2000 15.25 2001 16.00 2002 16.50 2003 14.50 2004 13.00 2005 13.75 2006 13.25 2007 13.00 Sumber : Bank Indonesia Suku bunga pinjaman sektor pertanian merupakan biaya modal yang akan ditanggung petani pada setiap tambahan modal yang dilpinjam oleh petani. Tabel diatas menunjukkan perkembangan Suku bunga pinjaman sektor pertanian SBSP dari tahun 1982 sampai dengan tahun 2007. Grafik dibawah ini memberikan gambaran yang lebih jelas dari perkembangan suku bunga pimjaman sektor pertanian Universitas Sumatera Utara 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1985 1990 1995 2000 2005 SBSP Gambar 4.3. Suku Bunga Pinjaman Sektor Pertanian Tahun 1982 – 2007 Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa perkembangan suku bunga sektor pertanian mengalami fluktuasi. Dimana suku bunga sektor pertanian yang paling tinggi terajadi pada saat krisis ekonomi, pada tahun 1999 sebesar 19 persen. dan pada tahun 2003 suku bunga sektor pertanian mulai menurun hal ini disebabkan kondisi ekonomi yang semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun1998. Tahun SBSP Universitas Sumatera Utara

4.6. Krisis Ekonomi